Prolog

106 4 0
                                    

Gadis ini melihat dengan jelas kakak kelasnya dari lantai 4 sekolah. Kakak kelas itu sedang bermain bola di lapangan bersama teman temannya. Terlihat langit mendung, angin-angin sejuk bertiup, membuat rambut gadis ini melayang. Setetes demi tetes air dari langit, turun ke bumi, membasahi seluruh sekolah. Masih terlihat kakak kelasnya bermain di lapangan. Mereka tertawa, kakak kelas itupun tertawa. Melihatnya tertawa, membuat gadis ini tanpa sadar senyum tanpa sebab. Ia tidak sadar dan melupai keberadaan teman baiknya yang sedaritadi melihatinya dengan tatapan yang aneh.


"Woi Le, lo kenapa? Senyum-senyum mulu lo daritadi, takut gue jadinya." temannya mulai berbicara dengan nada yang agak aneh membuat gadis itu sadar dan berhenti tersenyum.

"Lah, eh, emang gue senyum senyum? Oh iya, sejak kapan lo disini?" gadis ini mulai bertanya-tanya, membuat temannya tambah bingung.

"Lah, orang tadi lo yang senyum-senyum, kok lo yang gak tau? Ehm, kayaknya gue tau kenapa lo senyum senyum. Pasti karena kakel-kakel itu ya? Itu udah pasti. Dan gue disini sejak rambut lo acak-acakan gitu tuh." jelas temannya sambil menunjuk rambut si gadis dengan telunjuknya.

Langsung gadis ini merapikan rambutnya sambil malu karena daritadi rambutnya berantakan tertiup angin yang cukup keras. Setelah selesai merapikan rambut, ia mencoba untuk melirik ke bawah. Saat ia melirik ke bawah, dilihatnya kakak kelas itu sedang melihatnya.

Aduh, mati gue.

batinnya dalam hati sambil menyembunyikan kepalanya.

Ia pun berniat mengintip untuk melihat kakak kelasnya itu, namun kakak kelas itu sudah tidak ada. Tepat saat itu bel masuk berbunyi.

You and MeWhere stories live. Discover now