two

1.1K 61 12
                                    

"Terimakasih semuanya untuk hari ini, kerja yang bagus" Mr.sven bertepuk tangan 3 kali menandakan jam kerja telah usai.
Aku menghembuskan nafas beratku dan beralih ke ruang ganti para pegawai wanita disini.

"Hail, boleh aku minjam sisirmu?" Beth menepuk pundakku sambil berkaca dicermin. Ia adalah penjual tiket masuk club ini.
Aku mengangguk dan meminjamkan sisirku padanya.
Tak lupa aku mengkuncir kuda rambutku dan membenarkan posisi kemejaku.

"Thanks hail" ia menyodorkan kembali sisirku dan berlalu lalang menuju pintu keluar.
Aku merogoh tasku dan mengeluarkan kartu khusus menaiki bus dimalam hari.
Sudah kebiasaanku untuk pulang larut dan terbiasa dengan godaan dijalan, maklumkan saja dengan tempat aku bekerja.

Dengan menoleh kekaca sekali lagi, aku segera melangkahkan kakiku ke pintu keluar sambil bergumam.
Aku melewati pintu khusus pegawai yang menembus ke parkiran mobil.
Suasana sepi dan remang-remang membuat bulu kudukku berdiri, apalagi hanya tersisa beberapa mobil mewah yang terparkir.

"Duk"

Langkahku terhenti ketika mendengar suara gedukan keras dibelakangku.
Aku ingin sekali berlari sekencang yang aku bisa, namun pikiranku berkata lain.

Dengan seluruh keberanian yang ada, aku menoleh dengan cepat kebelakang, berharap tuhan masih bersamaku kali ini.

"Yatuhan, tuan tampan! Kau masih disini?!" Seruku ketika melihat si tuan tampan yang kasar tadi tergeletak di lantai parkiran.
Aku tidak tahu namanya, namun keadaan pria tersebut sangatlah kacau!

Aku berlari kecil kearahnya, ia tengah tergeletak dengan mata terpejam di lantai parkiran.
Dan mungkin, mobil disebelahku ini adalah mobilnya.

"Astaga, ia pingsan. Bagaimana ia bisa pulang?" Tanyaku bergumam sendiri.
Aku merogoh kantung celananya dengan ragu, dan menemukan sebuah dompet dan kunci mobil.
Hey, aku tidak ingin mencopet, bodoh!
Aku hanya ingin membantu pria malang ini.

Kulihat merk apa yang tertera di kunci mobilnya, dan ternyata BMW.
Kurasa tebakanku benar, mobil disebelahku ini adalah mobilnya.
Dengan ragu, kutekan tombol unlock dikunci mobilnya, dan mobil BMW ini menimbulkan bunyi 'klik'.

"Syukurlah.. tapi apakah aku harus mengantarnya pulang?" Batinku sambil melihat si pria tampan yang malang ini sekali lagi.
Dengan hati yang tergerak dan tenaga yang kucurahkan, aku menopang si pria ini kebagian kursi belakang mobilnya dan memasuki kursi pengemudi.

Sebenarnya aku takut akan pria ini, ia menyeramkan dan.. terlihat seperti orang kaya, dan aku membencinya.
Apalagi aku baru mengenalnya tadi, namun siapa lagi yang bisa menolongnya?

Aku merogoh kebelakang untuk mengambil dompetnya dan melihat kartu tanda pengenalnya.
Kulihat alamatnya dijalan Requence II, yang membuatku tercengang.

Rumah Yang dimana 1 kamar mandinya mungkin sebesar satu kamar apartemenku.

Tanpa ba-bi-bu, aku melajukan mobil mahal ini dengan hati-hati.
Setir dan kursinya yang mahal membuatku nyaman, dan ini terasa seperti mimpi.

× × ×

Mulutku tak bisa berhenti menganga sejak aku memarkirkan mobil digarasi rumah mewah milik tuan ini.
Oh ya, dan kulihat nama di kartu identitasnya.. ia bernama Zayn, Zayn malik.

Fuck, he was fucking hot.

But, hey. Jangan bermimpi! Aku hanya akan menolongnya dan pulang. Dia tak mungkin memikirkan jasaku ini.

Dengan itu aku menopang tubuhnya dan menemukan kunci rumahnya di dashboard mobil.
Aku berjalan membuka pintu utamanya dan-

Holy fuck.

Rumah ini bisa cukup untuk menampung satu warga kampung halamanku.

Aku hanya bisa menatapi isi rumah ini dengan bingung, karena jujur, aku tidak pernah memasuki rumah sebesar ini seumur hidupku.
Tuan mabuk di sampingku ini benar-benar berat, dan sekarang aku kebingungan mencari kamarnya.

Yang benar saja ada sekitar 35 pintu didalam satu rumah.

Aku yang tidak ingin repot-repot mencari dimana letak kamarnya, meletakan dirinya disofa yang sangat panjang ini.

Bahkan sofa-nya saja bisa untuk di duduki 10 orang.

Aku mendesah lega ketika mendapati dirinya yang sudah terkulai lemas di sofa.
Aku membenarkan posisi tidurnya dan memakaikan mantelku pada dirinya.

Rasanya aku ingin cepat pulang, namun apa salahnya bermalam dirumah orang asing yang sama sekali tidak kukenal?
Mungkin besok pagi wajahkuku akan terpampang dikoran dengan berita :

"Ditemukan mayat seorang bartender perempuan dirumah megah, karena diduga mengantar pulang seorang pembunuh berantai yang sangat tampan"

× × ×

Haha

Mantab jiwa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Whore // Z.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang