Aku balik lagi, sebenernya aku udah buat nih tulisan sebelum puasa,,iseng2 ketak-ketik dikantor..
happy reading guys
KeenanVie :)
Anna POV :
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?? aku mencintai Axel, dia yang membuatku melupakan kesedihanku dan kesendirian'ku selama ini.
Tapi aku tahu ini salah, aku mencintai laki-laki yang telah beristri.
Apakah aku harus melepaskannya?? atau aku memilih bersamanya dan menjadi yang kedua dan rela bila cinta axel terbagi??? apakah aku bisa menahannya ketika malam menghampiri dan axel bukan bersamaku melainkan bersama Angel, memeluknya, menciumnya. Apakah aku sungguh rela?? benarkah aku bisa?? aku rasa aku tak sanggup melepasnya.
Tapi bagaimana kalau aku berada dalam posisi angel??!!
Tidak, itu tidak akan terjadi. Hati dan tubuh axel hanya boleh untuk ku, dan tak ada satupun wanita yang boleh menyentuhnya. Aku egois?? iya aku egois.
Tapi dia istrinya dan aku hanya wanita kedua..
aku terus berdebat dengan batinku.
“ ohh, bodohh sekali sih aku, baru saja aku ingin melepasnya, merenggutnya kembali dan sekarang ingin melepasnya kembali “ aku berteriak dengan suara tertahan.
Ringtones ponsel ku bergema keseluruh ruangan apartemenku.
Axel callin'
Anna, apa kau baik-baik saja..aku masih diarea apartemenmu.
pulang'lah axel, kasihan angel dan mia..apa kau tak rindu pada mereka??
entah'lah, aku hanya ingin bertemu Mia anakku, bukan Angel
ya, kalau begitu pulang'lah, temui Mia, gadis kecil itu pasti sangat rindu padamu.
annastasya..aku mencintaimu. aku ingin bertemu denganmu 10 menit saja, tidak 5menit saja.
Axel, aku yakin kau masih didepan pintu apartemenku?? benarkan??
maaf aku berbohong.
Aku membuka pintu apartemenku, dan tanpa pemberitahuan sebelumnya axel menarikku kepelukannya, dia memelukku erat sekali, dia mengambil bibirku dengan sedkit paksaan, kasar, tak pernah axel menciumku seperti ini, rasanya beda sekali. Bibirnya terus memagut dengan kasarnya, lidahnya menjelajahi setiap sudut bibirku.
“axel,hmmmff aku tidak bisa bernafas, lepaskan aku axel..” ujarku didalam ciumanya yang liar.
“ aku mencintaimu, anna” jawabnya tanpa melepaskan bibirnya dari bibirku.
Ciumannya berubah menjadi lembut, basah. Ini ciuman axel ku, aku merindukannya, mendambanya,,aku menginginkannya.
Aku membalas setiap ciumannya untukku, menelusuri rongga bibirnya dengan lidahku, axel yang mengajariku ini semua.
“aku juga mencintaimu axel” ucapku dengan memeluk lehernya dan memperdalam ciuman kami.
Axel, melepaskan bibirnya dariku dan dengan nafas terengah-engah ia mulai menjelajahi leher mulusku dengan ciuman-ciuman kecilnya.
Aku mendesah dengan semua yang dilakukan axel pada setiap inci tubuhku..
“axel” aku memanggil namanya dengan suara serak.
“ ya anna,” dia pun tak kalah serak dan paraunya dengan suaraku.
Jari-jari axel mengerilya membuka kancing kemejeku yang sudah basah karena tadi aku hanya terdiam dibawah guyuran shower.
“nanti, kau bisa masuk angin anna. aku buka ya” dengan suara beratnya dia meminta ijinku,.
Aku hanya bisa mengganguk. Pasrah.
dalam fikiranku saat ini, sekalipun aku tak bisa bersamanya, aku ingin benihnya didalamku. Aku ingin memiiki anaknya dan aku akan pergi jauh meninggalkannya. Tak terasa air mataku turun dipipi.
“ kau kenapa menangis, anna?? apa aku menyakitimu?? “ tanyanya seraya menghapus airmataku dengan bibirnya.
“aku, tidak apa-apa” jawabku dengan senyuman.
Tanpa kusadari, bajuku sudah lolos dari tubuhku dan akupun sudah tak tahu sekarang sudah terletak dimana.
Yang kutahu sekarang, bibirnya sudah mendarat lagi dibibirku dan jari jemarinya sudah memainkan ujung payudaraku. “axel, aku menginginkanmu saat ini” ujarku menatapnya.
“ kau yakin anna??” tanya'nya. Aku hanya mengangguk setuju.
Axel mulai menyentuh setiap inchi tubuhku dengan kelihai'an lidahnya.
“akhh, axel..aku ” aku berhenti berkata..saat ini aku hanya ingin merasakannya.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
affair
ChickLitJahatkah aku mencintai laki-laki yang telah beristri?? egoiskah aku ingin memilikinya dan hanya untuk ku?? aku mencintaimu, anna..sungguh?? "aku masih ingat ketika axel CEO tampan itu menyatakan perasaannya padaku. dan sungguh saat itu aku tak tahu...