me, my self, and i

515 6 0
                                    

pagi yang cerah membuatku merasa sehat pagi ini. dimana semua pelajar bakal asik tidur seharian atau memutuskan untuk pergi bersama pacar atau teman masing-masing. namun tidak bagiku yang harus bersiap pergi bersama Umi yang akan mengajar ngaji dan ceramah di Masjid kawasan rumah kami.

yap! perkenalkan namaku Asmaniah Radita. aku adalah anak dari pasangan Khusnul Khotimah dan Sidiq Fajar Hardiansyah. aku dilahirkan dilingkungan keluarga yang hangat dan sangat religius.Abi dan Umi adalah ustad dan ustadzah di kampungku. mereka dikenal baik warga sekitar, dan tentu saja aku sebagai anaknya pun dikenal baik juga.

kebetulan hari ini hari minggu, sehingga aku bisa ikut Umi pergi ke pengajian sekaligus memperdalam ilmu agamaku. aku bersekolah di MAN 1 daerah Bogor, dan masih duduk di bangku kelas 12. baru sekitar 5 bulan kedepan aku akan lulus.

sekitar 2 jam pengajian berlangsung dan aku tiada henti memperhatikan Umi yang sedang berceramah. banyak juga yang bertanya kepada Umi mengenai syariat agama. tak lama pengajian sudah dirasa cukup dan Umi menutup pengajian hari ini.

"Mi, apa Umi ada pengajian lagi buat minggu besok?" tanyaku pada Umi.

"gak ada sayang, sekitar sebulan lagi baru ada pengajian di Masjid tadi." jawab Umi.

"yahhh, bisa bosen aku dirumah kalo Umi gak ada pengajian."

"kamu bisa belajar ngaji sama Umi langsung kalo kamu mau, Umi siap kapanpun kamu minta."

"asiikk , oke deh Mi."

sampai di rumah kami langsung menyiapkan makan malam untuk Abi yang baru saja pulang. meski hari minggu Abi tetap kerja karena Abi juga seorang Manajer di salah satu perusahaan terkenal. wajah Abi yang suntuk langsung luntur melihat kami sudah berada di rumah.

"ayoo Abi, makan dulu." pintaku.

selesai makan Abi bergegas membersihkan dirinya dan bersiap melaksanakan shalat berjama'ah di masjid. sedangkan aku dan Umi shalat di rumah. selesai shalat aku bergegas ke kamarku untuk mengerjakan tugas. setelah dirasa cukup dan selesai sudah tugasku. aku turun ke ruang tengah rumah tempat Umi dan Abi berada. seperti biasa, sebelum tidur kami akan berbagi cerita tentang hari ini. setelah bercerita suka ria, Abi bilang akan menyampaikan suatu hal penting kepada Aku dan Mamah.

"Mi, Dek, minggu depan kita akan silaturahmi ke rumah Pak Wijaya. sudah lama sekali Abi tidak bertemu dengannya." pinta Abi.

"iyaa Bi, sudah lama sekali yahh." jawab Umi.

"sekitar jam 7 pagi kita akan berangkat ke Jakarta, takut macet kalo siang berangkatnya."

"okee sip, Bi" jawabku.

akhirnya, kami tutup hari ini dengan senang. sebelum kembali ke kamar, Abi dan Umi tak lupa mencium keningku terlebih dahulu.

***

sekitar pukul setengah enam pagi aku sudah mengenakan seragam sekolahku, dan baru saja selesai shalat subuh. setelah selesai merapihkan buku dan memakai sepatu. aku bergegas turun ke meja makan untuk sarapan bersama.
Abi dan Umi sangat terlihat segar hari ini. Karena mereka juga sehabis mandi dan shalat subuh. Setelah sarapan selesai, Abi bergegas mengantarku ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku bertemu dengan Khusnul dan Qori digerbang. Mereka juga baru saja sampai di sekolah. Kami berjalan bersama menuju kelas.

Qori dan Khusnul adalah sahabatku semenjak kami masih kecil. Orang tua kami pun sudah saling kenal satu sama lain. Dan kami sudah bersahabat sekitar 16 tahun lamanya.

***

Bel istirahat berbunyi, Khusnul segera menarik lenganku untuk menemaninya ke kantin karena perutnya yang sudah sangat lapar. Qori hanya bisa tertawa melihat kelakuannya.

"Cepetan gehh.... ane dah laper nih!" Pinta Khusnul.

"Yahh sabar dong Nul. Tangan ane jangan ditarik-tarik juga dong." Jawabku

"Hehe. Iyaa sorry-sorry. Abisnya ane dah laper banget nihh." Jawab Khusnul meminta.

Kami pun bergegas ke kantin karena takut Khusnul mengamuk seperti monster yang kelaparan.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Dan aku masih menunggu Abi menjemput di koridor sekolah. Ditemani Khusnul dan Qori yang sudah bosan menemaniku menunggu Abi. Tak lama ponsel dalam saku rokku bergetar. Terpampang jelas kontak Abi menelpon.

"Dek, Abi kayaknya gak bisa jemput kamu. Abi ada meeting mendadak dengan klien luar negeri. Maaf yahh sayang, Abi gak bilang sebelumnya." Tukas Abi singkat dan jelas.

"Hemmm... yaudah dehh Bi. Gapapa kok." Jawabku menerima padahal sudah lama menunggu di koridor sekolah.

Telepon ditutup oleh Abi dan hanya menyisakan ringkasan panggilan di layar ponselku.

"Nul, Ri, sorry banget nih. Abi gak bisa jemput ane, maafin ane deh udah buat kalian nunggu selama ini cuma buat nemenin ane."

"Yaudah kalo gitu. Mending kita langsung pulang aja daripada nanti kemaleman." Jawab Qori.

Kami pun pulang agak sore kali ini. Umi pun sampai khawatir karena aku tidak pernah pulang sekolah sampai sesore ini kecuali kalau ada kerja kelompok atau pertambahan materi di sekolah. Dan aku juga lupa mengabari Umi lewat ponsel soal Abi yang tidak bisa menjemput karena meeting mendadaknya. Dan aku baru bisa bilang pada Umi saat sampai dirumah.

Malam ini aku hanya makan malam berdua dengan Umi, karena Abi belum pulang. Sudah bisa ditebak jika meeting mendadak seperti ini Abi akan pulang larut malam dan pulang dengan mata yang sudah terlihat mengantuk dengan badannya yang lemas.

Aku memutuskan untuk tidur lebih awal malam ini karena besok ada ulangan matematika. Seusai belajar, aku sudah tertidur lelap di kasur milikku. Tanpa terbebani sedikit apa pun hari ini kecuali memikirkan Abi yang belum pulang.

Hijrah Cinta dan MatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang