Happiness

5.5K 292 3
                                    


Hamburg International Airport.

"nicht freches ya da sein" ucap opa.
"Jangan nakal ya disana"

Alan dan aluna mengangguk.

"Sie aluna, nicht zuerst gehen werden" tambah oma sambil mendekap aluna dengan lembut.
"Kamu aluna, jangan pacaran dulu"

"Yes, oma" jawab aluna.
"Ya, oma"

----

Perjalanan memakan waktu 19 jam.

Pak Amin sopir pribadi keluarga Damien, menjemput Alan dan aluna
Dengan membawa papan nama alan dan aluna tak membuat pak amin menunggu lama.

"Bapak yang menjemput kami" tanya alan.

"Umm, kalian den alan dan non aluna ya" tanya pak amin balik.

"Iya pak. Kami alan dan ini aluna" jawab alan sambil memperkenalkan aluna.

"Mari bapak bawakan kopernya"

"Okee pak"

"Hmm bapak ini udah lama ya kerja sama..." ucap alan bingung.

"Pak Damien den namanya" jawab pak amin memotong ucapan alan.

"Ohh"

"Pak damien itu orangnya gimana pak amin" tanya aluna.

"Orangnya baik, tegas, suka bercanda dan tampan seperti den alan" jawab pak amin seraya melirik alan.

"Kalo mama" tanya alan canggung.

"Kalo bu' desi, orangnya cantik seperti non aluna, beliau pandai sekali dalam memasak" jawab pak amin panjang kali lebar.

"Jadi malu pakk. Oh iya pak, apa kami punya saudara lain" tanya aluna.

"Umm maaf apa sebelumnya kalian tidak mengetahui apa-apa tentang saudara kalian"

"Jadi kami punya sodara pak"

"Siapa pak, cewek ga"

"Saudara kalian itu laki-laki semua non den. Mereka tidak tinggal dengan bapak dan ibu, mereka nge-kos deket sekolah. Katanya pengen hidup mandiri gitu" jelas pak amin.

"Ohh gitu y pak, kami tidak tau karena opa tidak pernah mau kasih tau"

"Bener tuh pak, opa ga pernah cerita apa-apa tentang orangtua kami"

"Oh. Baiklah den alan dan non aluna, kita sudah sampai.."

Alan melihat seorang perempuan cantik, sedang menyirami bunga.

Apa itu mama? Pikir alan.

Mama yang menyadari bahwa alan dan aluna turun dari mobil, menangis dalam diam. Ia terharu dan sungguh ia ingin berlari dan memeluk anaknya itu.

"Mama" ucap alan.

Mama pun memeluk alan sambil menangis ketika mendengar anaknya bilang mama. Lalu, mama melepaskan pelukannya dan menatap nanar putri semata wayangnya itu. Rindu yang tak tertahan membuat mama langsung mendekap putri kecilnya, Aluna.

Tangis haru bercampur senang ketika gue bisa ngerasain pelukan seorang ibu. Menyentuh kulitnya, menatap wajahnya.. tiba-tiba semua beban yang gue rasain selama ini hilang begitu aja. Sungguh mujarab pelukan seorang ibu.

"Oh, iya ma papa kok ga keliatan" tanya aluna canggung.

"Papa lagi ada urusan, bentar lagi juga pulang. Eh ayok masuk sayang kita peluk-pelukannya di dalem aja" jawab mama seraya memasuki rumah.

"Oh gitu, ma emang bener kita punya sodara" tanya alan.

"Bener kok sayang, tapi mereka ga tinggal disini. Mereka nge-kos"

"Nahh ini kamar alan dan ini kamar aluna"

"Umm maa, boleh ga aluna sekamar aja sama alan"

"Oh gitu.. alan gimana"

"Aku sih setuju ma, kasian aluna sendirian" angguk alan.

"Ya udah.. gapapa"

Aluna pun sekamar dengan alan, namun ada dua kasur besar yang terpisah di kamar tersebut dan 2 lemari, serta 2 kamar mandi. Namun, terkafang mereka tidur bersama.

Tin..Tin..Tin
"Eh keknya papa pulang deh.." ucap mama seraya berlari kebawah ketika ada suara klakson.

"Pa.." panggil mama ketika papa turun dari mobil.

"Kenapa..sayang" tanya papa bingung.

"Alan dan aluna." jawab mama terputus. mama belum memberi tahu papa kalo alan dan aluna pulang hari ini.

"Mereka kenapa sayang" tanya papa agak khawatir.

"Mereka udah balik, sekarang mereka diatas"

Tanpa sadar papa memamerkan senyum terbaiknya ketika mendengar kabar itu. Beliau langsung berlari ke atas..

"Aluna..sayang" panggil papa sambil ngos-ngosan.

"Dan alan" panggil papa lagi.

"Papa" toleh mereka berdua seraya memeluk papanya.

Ternyata ini rasanya punya papa, pikir alan

"Ya sudah papa mandi dulu, kalian istirahat saja dulu" ucap papa melepas pelukannya.

"Oke.. pa" kata alan dan aluna berbarengan.

----

"Ma, mereka ga dikasih tau" tanya papa di kamar.

"Ntar aja deh pa, mama mau kasih kejutan ke mereka" jawab mama antusias.

"Oke deh, terserah mama aja" 

"Yuk, ma kita makan" ajak papa ke ruang makan.

"Iya, papa duluan aja. Mama mau manggil Alan sama aluna" jawab mama.

----

"Alan.. Aluna. ayo kita makan sayang" teriak mama memanggil alan dan aluna.

"Iyaa ma, aluna bangunin alan dulu.

Kesian si alan kecape'an dia.

"Al, bangun oy"

"Bangun aal, elah kebo amat sih lu jadi cowok" kesal aluna.

"Ahh.. gue punya ide"

"Kebakaran..kebakaran" teriak aluna jahil.

"Haa.. duh.. mati.. mana kebakaran.. mana"

"Hahahaa.. a.. hah" tawa aluna pecah melihat kelakuan kocak kembarannya itu.

"Ihh, sumpah gue kira kebakaran beneran, eh taunya lo ngerjain gue" teriak alan kesal.

"Makanya kalo dibangunin tuh bangun, ini kagak.. malah molor"

"Ya udah cepet ganti baju atau cuci muka kek, pokoknya kalo dah turun muka lo gak kek gini ancur.." tambah aluna

"Iyaa bawel deh.."

----

"Wah mama masak apa nih, keknya enak" sapa alan.

"Ya enak dong, apalagi yang masak mama"

"Mana sini aluna cobain"

the SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang