Akhirnya Dia Bangun...

17 0 1
                                    

Entah berapa lama aku menunggunya, menunggu ia bangun dari tidur panjangnya. Kecelakaan itu telah merenggut senyumnya. Aku tak pernah membayangkan ia akan tidur selama ini. Tiga bulan adalah waktu yang sangat lama bagi pangeranku untuk tidur. Dan ketika ia bangun, hanya satu nama yang ia ucapkan...

"Karin.... Karin..." ucapnya. Aku bahagia sekaligus sedih, karena Karin bukanlah namaku. Tapi yang dipikiranku saat itu hanya satu, dokter. Aku harus memanggil dokter untuk memeriksa kondisinya. Ya dia yang terbaring lemah di tempat tidur itu adalah Arkana Alan Hadiwijaya, suamiku. Dan aku Aurora Hadiwijaya, Istri sahnya.

"Ibu tenang saja, kondisi suami ibu sudah stabil. Tidak ada kerusakan organ vital yang serius, semuanya dalam kondisi yang sangat baik. Kita hanya tinggal menunggu beberapa hari kedepan untuk memastikan kesembuhannya. Saya harap anda tidak perlu mengkhawatirkannya lagi" kata dokter Ilham, dokter keluarga kami sekaligus dokter yang bertanggung jawab terhadap Arka selama ini.

Beberapa waktu yang lalu aku telah mengabarkan kondisi Arka kepada keluarganya. Dan saat ini aku melihat mereka berdua, papa dan mama mertuaku bergegas masuk menemui Arka.
" Sayang, bagaimana keadaannya?" Tanya mama mertuaku.
" Kak Arka sudah sadar ma, pa. Dan kini kondisinya stabil" jawabku.

Papa dan mama mertuaku lantas menghampiri kak Arka. Mama mengelus dan menciumi puncak kepala kak Arka. Dan Ia bangun, menatap nanar ke arah kedua orang tuanya seakan ia baru bertemu orang tuanya setelah sekian lama.

"Mama, papa. Arka kenapa? Kenapa Arka ada disini ? Apa yang telah terjadi sebenarnya" Tanyanya.
"Kamu mengalami kecelakaan yang sangat parah hingga menyebabkan kamu koma, Sayang. Dan kami bersyukur akhirnya kamu bangun setelah tiga bulan koma, sayang " Jawab mama.

" Mama kamu benar, sekarang apa yang kamu rasakan? Masih sakitkah ? Bagian mana yang sakit? Apakah perlu papa panggilkan dokter ?"
" Gak perlu pa, tadi Om Ilham sudah memeriksa Arka. Dan beliau tidak mengatakan apa-apa. Tapi, tadi om sepertinya berbicara dengan wanita itu pa, memangnya dia siapa pa ?" Ucap Kak Arka sembari pandangannya mengarah padaku. Dan rasanya seperti ada ribuan batu yang dilemparkan kepadaku. Bagaimana tidak suami yang sangat kamu cintai tidak lagi mengenal aku, istrinya.

"Sayang, apa yang kamu bicarakan. Dia Aura nak, Istri kamu. Apakah kamu tidak ingat nak. Dia yang telah merawat kamu selama kamu koma. Dia istri kamu " jawab mama.

"Maksud mama apa? Istri ? maksud mama Arka telah menikah dan Dia istri Arka. Mama jangan bercanda. Lalu Karin ? Karin tunangan aku ma, Karin yang lebih berhak disini bukan wanita yang tidak aku kenal itu....." Ucapan kak Arka ini benar-benar meruntuhkan semua pertahanan yang telah kubangun sejak tadi. Kak Arka bukan hanya tidak mengigatku, tapi Ia lebih menginginkan wanita lain untuk berada disini, bukan aku. Aku lantas keluar dari ruangan itu, karena tidak sanggup untuk mendengar ucapan kak Arka lagi. Dan beberapa saat papa keluar menemuiku.

" Kamu tenang sayang, Papa akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Papa akan memanggil Ilham kemari untuk memeriksa Arka. Sepertinya ada yang tidak beres dengan pikirannya" kata Papa sembari menenangkanku.

Tidak beberapa lama Om Ilham dan Papa datang ke kamar kak Arka. Beliau memeriksa kak Arka dengan seksama dan Aku hanya bisa melihatnya di balik pintu. Menyedihkan, mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan keadaanku saat ini. 

Amnesia, Ya itu diagnosis Om Ilham yang diutarakannya saat ini. Walaupun masih harus diperiksa lebih lanjut, hanya itu kemungkinan yang terjadi atas kondisinya saat ini. Tetapi hilangnya ingatan yang dialami Kak Arka hanyalah sebagian, karena ia bisa mengingat semua hal kecuali Aku dan Pernikahannya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang