Mataku berat. Namun aku terus mencoba membuka pelan pelan. Pandanganku pun buram, yang kudengar hanyalah suara tangisan Ayahku.
"Pa.. kenapa nangis?"
Ayahku pun kaget saat ia menyadari bahwa aku sudah tersadar."Pa... aku kenapa?"
Tanyaku. Sebenarnya tenggorokanku sakit dan perih saat digunakan bicara, namun tetap saja aku ingin bertanya." tadi kamu pingsan, karena jatuh saat mencoba menolong seorang anak yang hampir tertabrak"
"Aku gapapa pa" aku terus berusaha untuk meyakinkan papa
"Yaudah papa tinggal kamu sebentar ya ke apotik"
Akhirnya papa pergi.Aku tidak mengerti mengapa aku berlari untuk menyelamatkan anak tadi. Mungkin karena kasihan? Dan mungkin karena itulah alasan deva melakukan hal yang sama untukku
2 tahun yang lalu
Badan ku pegal dan sakit karena terlalu banyak bergerak.
Aku menuju warung di seberang jalan untuk beli minuman. Namun yang kudengar selanjutnya hanya suara klakson mobil yang kencang sampai membuat kuping ku pengang
Tapi aku merasakan sebuah genggaman dan seseorang yang mendorong aku menjauh bersama dengan tubuhnya dari jalanan itu
Oke. Aku hampir bertemu maut.
Aku merintih kesakitan karena kaki ku sempat terserempet mobil itu tadi. Dan di saat itu juga orang yang menyelamatkan ku tadi melepas pelukannya.
"Kamu gapapa?"
Hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya. Saat aku meneliti wajah penolongku. Ternyata dia laki laki
Tubuhnya tinggi tegap dengan kulit putih namun tidak pucat. Matanya tajam namun hangat. Dan dia memberikan padaku senyuman menenangkan.
Karena aku tidak menjawab pertanyaannya. Dia meneliti tubuhku dari atas sampai bawah.
"kaki mu luka. Ayo ku antar ke rumah sakit. Oh ya, namaku deva"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe
Teen FictionAku percaya jika Tuhan mempertemukan kita dengan alasan untuk memberikan aku sebuah pengalaman hidup. Kehilanganmu sudah jelas memberikan aku luka yang dalam Namun kali ini aku maju untuk membuka lembaran baru dengan dirinya Namun sejauh kita berusa...