Ini kisah nyata yang terjadi saat saya baru mengenakan seragam putih abu-abu di salah satu pondok pesantren di Yogyakarta. Semoga setelah membaca dan menyimak pengalaman saya ini, ada hikmahnya yang bisa di ambil dan bisa berguna di kemudian hari. Peristiwa ini terjadi pada awal tahun 2008, saat itu saya baru setengah tahun pertama menginjakkan kaki di kota pelajar, Yogyakarta.
Ketika itu saat saya lagi asyik main game di rental bersama teman, sebut saja aldi. Tak berapa lama, ada teman saya yang lain, Wahyu datang ke rental game itu, saya di panggil untuk kembali ke pondok pesantren karena ada saudara saya yang menjenguk. Saat saya mendengar itu, saya langsung berlalu meninggalkan aldi begitu saja, tuk pulang ke pondok. Sambil setengah berlari, saya tergesa-gesa agar cepat sampai di pondok. Sesampainya di pondok, saya kaget luar biasa. Ternyata saya sudah di tunggu semua teman-teman satu angkatan, di kamar. Salah satu dari mereka memegang MP4 dan saat itu saya baru ingat, sebelumnya MP4 itu punya teman saya, yang saya simpan kurang lebih 2 bulan lamanya.
Saya langsung di introgasi oleh teman-teman yang lain. Saya mencoba menjelaskan, bagaimana MP4 itu bisa ada bersama saya, tapi mereka sudah tidak menggubris penjelasan saya. Tak berapa lama, mereka semua langsung menghakimi saya. Jumlah mereka sekitar 20 orang, ada yang memukul, ada juga yang menendang-nendang. Tapi saya sudah tidak bisa membela diri saya sendiri, saya pasrah. Setalah itu ada salah satu dari mereka langsung tanggap menarik teman-teman yang masih menghakimi saya. Saya langsung di usir dari kamar itu. Semua badan termasuk wajah saya, bebak belur. Saya bingung, kemana saya harus pergi?, kamar tempat saya bernaung sudah tidak menerima lagi. Saya langsung putuskan untuk berlari ke salah satu masjid yang berada di pondok itu. Di situlah saya bertemu dengan teman pondok yang lain dan saya mencoba menjelaskan awal mula kejadian itu.
Pada sore hari, hujan gerimis membasahi pondok kami. Saat itu saya mencoba mengambil jemuran di belakang pondok, tapi ketika saya mengambil jemuran, saya menemukan MP4 teman saya yang sudah mulai terkena curahan rahmat dari-Nya, hujan. Saya berniat mengamankan MP4 itu dari hujan. Saya simpan MP4 di lemari yang jarang saya pakai, dan selama 2 bulan MP4 itu di lemari, saya berniat memberikan barang itu pada yang punya.
Setelah sekian lama saya simpan, saya lupa untuk mengembalikan barang itu. Lalu, ada salah satu teman saya sebut saja adit, yang membuka lemari itu saat saya sedang tidak berada di kamar. Adit langsung menemukan MP4, ia tahu saya tidak mempunyai MP4, kemudian ia tahu siapa pemilik MP4 itu dan ia mencoba menanyakan kepada yang punya MP4. Setelah beberapa Adit mencari-cari pemilik MP4 itu, akhirnya ketemu juga
“Agus, ini punya kamu bukan?” selidik Adit
“bentar dit, ku cek dulu”. Agus langsung mencoba memastikan,
Setelah beberapa lama Agus mencermati, ternyata itu benar MP4 punya dia yang hilang sekitar 2 bulan lalu yang tertinggal di belakang pondok. Lalu Agus menanyakan pada adit.
“kau temukan dimana?”, tanya Agus
“di lemari didi”
“sekarang didi di mana?”, tanya Agus lagi dengan nada sedikit meninggi
“dia lagi keluar sama Aldi”,
“ayo kita panggil di dia, lalu kita tunggu di kamarnya”, ajak Agus kepada Adit
“OK, kita kumpulkan teman-teman yang lain juga” Adit menambahkan
“wahyu, kau mau kemana?”, tanya adit
“mau keluar dulu, ada apa dit?”
“bisa minta tolong tidak?”
“tolong panggilkan didi di rental game, bilang ada saudaranya”.
“kami tunggu di kamarnya”. Agus menambahkanSetelah kejadian itu, saya langsung trauma sekali. Saya benar-benar takut, tapi kemudian saya memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya kepada pengasuh di pondok kami. Bahwa saya tidak bermaksud mengambil barang itu. Tapi saya hanya ingin mengamankannya dari hujan. Tapi, saya lupa untuk segera mengembalikannya selama kurang lebih 2 bulan di lemari. Alhamdulillah, pengasuh itu mengerti apa yang saya jelaskan kepada beliau, Ust. Saiful langsung mengumpulkan semua teman-teman satu angkatan saya, lalu beliau mencoba menjelaskan maksud saya menyimpan MP4 itu. Ust. Saiful adalah wali asrama saya dan teman-teman di pondok. Beliau meminta teman-teman yang ikut menghakimi saya buat surat pernyataan, beliau juga berpesan agar di lain hari kejadian seperti ini jangan terulang kembali dan meminta maaf kepada saya, dan bisa menerima saya kembali di antara mereka semuanya.
Tak beberapa lama, teman-teman langsung bisa menerima saya kembali. Saya sangat bersyukur kepada-Nya. Kami semua sudah saling memaafkan satu sama lain, dan alhmdulillah sampai sekarang hubungan saya dengan teman-teman sudah kembali akrab, walau tidak dalam 1 pondok lagi. Komunikasi masih sama-sama menjaga.
The end....
Terima kasih ke pada pembaca yg telah membaca dari awal sampai akhir. Tolong berikan voting bintang, untuk update next terbitan karya terbaru sekalian melanjutkan isi kelanjutannya. Jangan lupa juga berikan komentar nya. Sekian dari saya dan saya ucapkan terima kasih banyak ke pada pembaca. kalo bisa baca juga karya ku yang lainnya yaa