Cinta Dibalik Buku Biru

61 1 2
                                    

Pertemuan adalah awal dari sebuah perpisahan. Akan tetapi janganlah engkau bersedih terlebih dahulu karena cepat atau lambat engkau pasti akan merasakan sebuah kesenangan dan janganlah engkau bersenang terlebih dahulu karena cepat atau lambat engkau pasti akan merasakan kesedihan, seperti cinta. Cinta yang didalamnya terdapat sebuah pertemuan, perpisahan ,kesenangan dan juga kesedihan.
Perbedaan cinta dan kasih sayang itu apa sih ? ya...semua orang memiliki pendapat yang berbeda-beda, tapi kalau menurutku cinta dan kasih sayang itu berbeda,karena cinta itu adalah relatif dan kasih sayang itu takkan bisa dianalogikan karena itu adalah suara hati.


Oke guys... namaku Ara Azhara. Aku akan menceritakan kisah cintaku. Sejak lama ku menanti dia, dia yang sangat aku cinta namanya Fadhil El maiyrs, Ia berasal dari kota Jambi. Sejak aku melihatnya aku pun jatuh cinta,kalau orang bilang sih cinta pada pandangan pertama dari mata turun kehati. Dalam diam aku memperhatikannya, akan tetapi dia tidak menyadari akan hal itu dengan seiring berjalannya waktu dia pun mulai menyadari semua itu.
Dimalam hari ia menulis surat untukku yang berisi “ Terdiam termenung menatap tanpa harapan. Merasa bahwa tiada hari hanya untuk terus memaki diri sendiri, tak dapat kupungkiri kendatipun menggegaskan untuk merangkai beberapa tangkai kata untuk mengucap kata-kata yang mungkin tiada artinya. Akan tetapi, beriring bergulirnya waktu menandakan betapa terpakunya sang mawar nan indah disana, selalu merasa bersalah dan selalu salah akan tiap gerak-gerikku melangkah, akankah semua itu akan berganti dengan keindahan kicauan burung yang bercengkerama, ku harap mentari pagi nanti dapat membuat mawar itu mekar dan merubah segalanya’’katanya dalam surat. Aku pun bingung dengan maksud isi surat itu, karena aku tidak paham dengan isi surat yang ia tulis walaupun pada malam itu aku sangat bahagia sekali dengan datangnya surat yang ia berikan. “ maaf kak sebelumnya,tentang surat yang kak fadhil kasih ke aku, aku belum paham tentang isi surat itu, kalau gak ganggu waktu kak fadhil, boleh tidak aku minta tolong  jelaskan tentang isi suratnya, karena aku takut salah mengartikannya” balasku dengan surat. “oh masalah suratnya, bukan apa-apa kok hanya sekadar pujian diangan-angan dan ingin memberitahu betapa indahnya sebuah kehidupan ...maaf yah’’ ujarnya dalam surat. “apa yang akan kamu lakukan terhadap mawar yang telah indah nan mempesona itu ?”ujarku dalam surat.
Dizaman yang sudah canggih ini masih surat-suratan? Aneh ya! ya,memang aneh karena saat itu dia bersekolah dipesantren jadi tidak mungkin ia untuk membawa alat komunikasi.”jikalau kau tanyakan hal itu. Aku yakin, suatu hari nanti mawar itu pasti akan bersemi dan mempesona. Membuat tatapan seseorang yang kerap kali memandangnya akan selalu ingin mendabakannya, membuat seseorang yang kerap kali mencium auranya akan selalu mencarinya dimana pun ia berada dengan parasnya yang selalu menyejukkan hati, dengan anggunnya yang selalu menenangkan jiwa seseorang yang kerap kali memikirkannya. Alangkah bahagianya mawar yang indah nan mempesona itu karena keindahan didunia ini telah digenggamnya menjadi sekuntum mawar yang merah merona. Mungkin prioritas yang kau dambakan akan kau capai, aku yakini itu. Dan seandainya mawar itu telah mekar merona dan benar-benar bersemi, maka hanya satu pintaku pada ilahi, agar senantiasa memberikan seseorang yang lebih layak dan pantas untuknya yang bisa merawatnya dan selalu menjadi seseorang yang selalu ada disandingnya disaat ia membutuhkannya. Bukanlah...seseorang yang selalu ia dambakan selama ini dalam angan-angannya.”jawabnya dalam surat. Akan tetapi yang ia tulis bukanlah dari selembar kertas melainkan buku yang bersampul biru. Saat itu aku merelakan waktu hanya untuk memberikan surat itu untuknya demi cinta, apa sih yang gak aku lakukan untukmu, semuanya demi dia, dia yang selalu menguasai pikiranku. “kenapa ?kenapa kau biarkan mawar ini tumbuh ditangan yang bukan ahlinya? Kenapa kau biarkan mawar ini tumbuh dengan cintanya, lalu disaat ia telah mekar kau berikan kepada orang lain ? kenapa? Kenapa? Disaat mawar itu mulai mencintai pemiliknya, malah pemiliknya pergi meninggalkannya, kenapa ?” balasku. “setiap kapal itu pasti ada pelabuhannya, setiap pesawat itu pasti ada bandaranya dan pastinya cinta itu ada tempatnya, sama layaknya mawar indah nan mempesona itu, dimana arah angin bertiup disitulah putik bunga dan benang sarinya bertemu dibuahi dengan seekor kumbang yang amat cantik, pasalnya seseorang yang bukan siapa-siapa dan tiada apa-apa tidak layak dan pantasnya atas sekuntum mawar yang benar-benar indah dan begitu mempesona.”ujarnya. aku pun sangat tak sanggup menahan air mata yang ingin berjatuhan ini, dengan balasan-balasan yang dia berikan membuatku merasa putus asa, akan tetapi semua itu aku lawan dengan penuh harap dapat bersanding dengannya. “kamu bukanlah orang yang aku idam-idamkan didalam angan-anganku, akan tetapi lebih dari itu, kamu adalah sosok pria yang selalu ada didalam hatiku, disetiap sujudku. Aku yakin kamu bukanlah hanya sekadar angan-anganku sesaat, karena aku yakin kamu adalah jodoh cintaku, jika aku salah perbaikilah, jika sifatku buruk luruskanlah, aku ingin kau merasakan cintaku ini. Pengabdian cintaku selama ini untukmu, jangan kau hiraukan begitu saja, aku ingin kau tetap merawat mawar inidengan cinta dan kasih sayangmu selamanya.” Jawabku.
Perlu engkau ketahui satu hal, Aku bukanlah seseorang yang pandai berkebun, memupuk, menyirami, maupun merawat dan menuai, akan tetapi aku hanyalah seseorang yang hanya bisa menikmati kecantikan dan keanggunan mawar nan indah itu, akan tetapi aku tidak akan bisa memilikinya, karena merawat mawar cantik, indah mempesona nan jelita itu harus memiliki keahlian yang amat ulung, dalam mengetahui apa itu sekuntum mawar cantik nan jelita dan arti sebuah perkebunan merawat mawar.”balasnya. “sekarang memang kau tak pandai berkebun, tak pandai merawat sebuah mawar, dengan alasan kau tak mempunyai keahlian dibidang itu, tapi kenapa kau tak mencoba untuk mempelajari cara merawat bunga mawar itu ?yang hingga suatu  saat kau punya keahlian itu dan kau pandai dibidang itu.” Ujarku.  Aku paham akan surat itu, fadhil selalu saja menggunakan kaka-kata yang halus untuk suatu penolakan, akan tetapi aku selalu menegaskankan tentang perasaanku terhadapnya, disaat aku bertemu dengan fadhil aku pun terdiam tanpa kata seakan mulut ini terkunci dan seluruh badanku berkeringat dan tangan serta kakiku sangat dingin. Sempat aku berfikir “apakah aku akan selalu seperti ini disaat aku bertemu dengannya”ucapku dalam hati.
Terkadang suatu perkara itu mudah untuk diarungi dan terkadang perkara itu sendiri yang mengarungi seseorang yang mengelutinya. Satu hal yang ingin ku beritahu bahwa tak semudah dan segampang membalikkan telapak tangan, karena mawar itu adalah tanaman yang amat sensitif, harus berbaur dengan berbagai macam cara untuk bisa menciptakan dan menuai mawar indah nan mempesona. Tanah yang amat subur, tempat yang elok, pupuk yang berkualitas dan air yang original, semua itulah yang harus dibutuhkan untuk merawatnya dan menambahnya menjadi sangat sempurna, walaupun kesempurnaan itu enggan untuk digapai. Aku bukanlah seseorang yang piawai dan begitu mudah untuk terjun dan mencoba berbagai macam perkara, yang aku sendiri tak sepantasnya dan tak seharusnya untuk menggeluti di bidang tersebut, yang aku bisa hanyalah meminta kepada sang ilahi untuk memilihkan dan memberikan seseorang yang lebih ulung dan piawai dibanding sang penikmati dan sang perasa dengan kecantikan mawar yang mempesona itu. Aku harap engkau bisa mentafsirkan semua dan apa-apa yang aku maksud dengan fikiran terbuka dan bukan dengan mata terbuka.”balasnya. “merawat mawar memang susah tapi sesusah apapun jika kamu terus tekuni kamu pasti bisa, aku pun berharap kamu juga memahami mawar itu, mawar yang telah tumbuh dengan kasih sayang seseorang, seseorang yang sangat berarti untuk mawar itu sendiri, karna darinya ia tumbuh subur dan mekar memerah, selayaknya kau pun harus memahami dia, karna dia pun tak ingin berpisah dari seseorang yang ia sangat sayangi.”balasku dalam buku yang bersampul biru. “jikalau ada didunia ini satu cela kecil yang mengharuskan aku melewatinya, mungkin akan aku arungi untuk melantunkan setangkai kata yang amat membuat diri ini terpaku termenung dibawah rembulan malam, menatap gelap kesekeliling alam, diselimuti segala kebingungan yang menjalar didalam kepalaku. Hanya satu yang inginku katakan  diatas lembaran putih suci ini dengan alunan angin malam yang selalu membisikan hawa cekam ke telingaku, aku hanya sekadar seseorang yang tak mengerti apa-apa, bukanlah seseorang yang istimewa, aku hanaya sekadar tembaga bukanlah sebatang emas, aku hanyalah seseorang yang menerima bukanlah seorang pemberi. Jikalau aku diberikan dua pilihan antara kanan dan kiri, mungkin kirilah yang layak dan sepantasnya untuk seseorang yang tak berarti apa-apa dimata orang lain, tatkala kumbang itu telah mendapat sari pati bunga, pasti ia akan pergi meninggalkan bunga itu, tatkala pemburu itu telah mendapatkan hewan buruhannya pasti ia akan pulang dengan bahagia tanpa menghiraukan hutan yang telah ia tinggalkan. Begitupula mawar yang telah sempurna dan mempesona itu yang telah merasakan cita rasanya dunia, keindahan dan keelokan telah digapainya danpastinya sekuntum mawar yang amat anggun nan membelai jiwa itu telah mendapat segalanya untuk apa seseorang yang tak sepantasnya ada ini untuk merawat dan menuainya, pasti semua itu tidak karena sekuntum mawar itu telah sempurna dan mendapatkan segalanya.”balasnya. Pada detik-detik terakhir surat ini aku pun mulai frontal dengan semua yang aku rasakan karena aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sayang yang sudah bertahun-tahun lamanya. “semua pikiranmu yang tertulis dilembaran kusam itu tiadalah benar adanya. Kau berkata,kau adalah tembaga bukan emas, ya itu menurutmu, menurutku ? kau adalah berlian diantara genggaman emas dan kau emas diantara butiran perak dan kau perak diantara kumpulan tembaga, kau selalu berarti untukku. Pahamilah mawar yang selalu haus akan air kerinduan dari sang pemilik mawar itu, mawar yang selalu lapar akan pupuk-pupuk cinta dari pemilik mawar itu, mungkin sulit untuk mawar itu sendiri jika ia tumbuh tanpa pemilik asli mawar itu, pemilik yang selalu ia bangga-banggakan dan selalu ia nanti-nantikan kehadirannya.”jawabku.
ingin aku katakan, sudut pandang itu berbeda-beda. Terkadang satu sisi mengatakan bahwa sudut pandang yang dilihatnya amatlah indah, cantik dan menawan, akan tetapi tiadalah kita tahu kebenaran sudut pandang yang menyatakan berbalik kepada sudut pandang yang dilihatnya, memang kau mengatakan bahwa diriku adalah sebongkah berlian diantara genggaman emas, kau mengatakan aku adalah emas diantara butiran perakndan perak diantara tembaga-tembaga, akan tetapi semua itu adalah fikiran dan sudut pandangmu, orang lain ? aku yakin semua itu adalah kebalikan dari perkataan manismu menyanjung diriku. Perasaan kasih sayang itu adalah sesuatu yang amat sukar untuk ditafsirkan,dianalogikan, diinterpretasikan, diurai, dicerna dan dibuai maka dari itu yang hanya meyakini mawar cantik, indah nan mempesona itu, pasti lebih mengerti dibanding diriku yang tak mengerti akan dirimu ini, aku tak akan pernah mengerti cinta, tak akan mengarungi kasih sayang, karena ada satu hal yang membuat diri ini kerap kali menahan akan semua itu, sesuatu yang tak bisa terungkap sekarang dilembaran putih suci ini, akan tetapi hanya satu yang aku mengerti bahwa cinta dan kasih sayang itu berbeda karena cinta itu adalah relatif dan kasih sayang itu takkan bisa dianalogikan karena itu adalah suara hati.” Jawabnya. “Lalu bagaimana suara hatimu tentang diriku, tentang cinta dan kasih sayangku untuk dirimu ?” balasku. “Kerap kali kulantunkan tentang cinta dan kasih sayang padamu, begitupula tentang apa yang menjadikan keduanya berbeda dan lagi, aku telah mengatakan bahwa ada suatu hal yang membuat diri ini takkan mampu dan takkan bisa tuk mengungkap segalanya, karena semua itu adalah suara hati, yang amat sukar dan sulit untuk di ungkap.”jawabnya. aku pun mulai resah dengan semua ini, aku merasa lelah dengan semua yang aku lakukan, semua pengorbanan cintaku untuknya, aku merasa semuanya hanyalah sia-sia. “mungkin baru kusadari, ini akhir perjuangan cintaku untukmu, kau berjalan dengan jalanmu, aku pun berjalan dengan jalanku, tak lama dari ini kita pun akan berpisah, aku berusaha untuk memendam dalam-dalam cinta ini, aku lepaskanmu dalam tangisku, walau seperti ini akhirnya aku akan menerima dengan lapang dada, semoga nanti kita akan bertemu didalam sekapan rahmat-Nya, disini aku hanya bisa berdoa tanpa berbuat lebih untukmu wahai pemilik mawar, agar Allah selalu menjagamu dan itu adalah salah satu caraku memelukmu dari kejauhan, jika suatu saat nanti kita telah berpisah, ku harap kau tidak membenciku, lalu kemudian melupakanku, melupakan mawar yang dahulu kau rawat ini, melupakan mawar yang tumbuh dalam naungan bayangan cintamu.”balasku dengan air mata yang tak ada hentinya, sepulang sekolah aku bersama temanku mengantar buku biru itu kerumah neneku, aku berjalan diteriknya matahari dengan suasana yang macet di kota Jakarta ini, disaat aku memberikan buku aku, ia menahanku untuk berada disampingnya dengan membaca buku itu berdua, ia pun membantah kalimat yang aku tulis pada buku itu “apakah kamu tidak mengerti apa yang aku maksud dalam buku itu? Bukan ini balasan yang aku mau, karena kamu tau sendiri saat ini aku berada didalam penjara suci, saat ini aku juga dekat dengan keluargamu, aku merasa tidak enak hati dengan keluargamu, aku merasa tidak pantas untuk bersanding denganmu, aku sayang sama kamu”ujarnya. Aku hanya bisa terdiam, karena aku tidak tahu lagi ingin bicara apa padanya, tangan dan kaki aku mulai terasa dingin seperti orang yang baru saja keluar dari kulkas. Disaat ia menoleh aku pun bergegas pergi meninggalkannya karna aku tak tahan dengan air mataku yang mulai berjatuhan, aku tidak ingin ia melihatku menangis. Aku bersama temanku pulang kerumah tanteku karena saat itu prang tuaku sedang melaksanakan ibadah umroh, aku bersama adik-adikku dititipkan oleh tanteku berhubung rumah tanteku dekat dengan sekolah adikku.
Pada malam hari terdengar suara ketukan dipintu utama rumah tanteku, kakak sepupu ku membukakan pintunya dan ternyata fadhil bersama temannya bernama husainy, “ada apa dil kamu datang kesini?”tanya kakak sepupuku. “tidak kak, kami berdua hanya disuruh untuk mengantarkan motor ini saja”jawab fadhil. “bohong kak, dibalik itu fadhil punya maksud lain,hehehe.”sahut husain dengan tertawa terbahak-bahak. “yasudah kalian berdua masuk saja dulu.”ujar kakak sepupuku. Lalu meraka pun duduk diruang tamu yang berdekatan dengan ruang keluarga, saat itu aku bersama adik dan tanteku berada di ruang keluarga karena kami sedang mengajarkan adikku mengerjakan PR, adikku berlari ke ruang tamu untuk bertemu fadhil dan husainy. Aku hanya bisa melihatnya dari celah-celah lemari tv yang berada di ruang tamu sebagai pembatas ruang tamu dengan ruang keluarga, fadhil meninggalkan husain yang sedang asik bermain dengan adikku, dan aku di isyaratkan oleh husain agar aku keluar menemui fadhil “aku tidak mau, kamu kan tau sendiri jika aku bertemu dengannya tangan dan kakiku akan terasa dingin.”ujarku. “cepat keluar” ujar husain dengan muka marah. “iya nanti, aku berdoa dulu agar kaki dan tanganku tidak terasa dingin,hehehehe.”jawabku. “ah lebay kamu.” Jawab husain. Aku pun memberanikan diri untuk menemui fadhil diluar rumah. “kenapa kau memanggilku?.”tanyaku. “tidak apa-apa, aku hanya ingin menyelesaikan masalah yang tadi sore saja, karena kamu tadi meninggalkanku tanpa pamit, apakah kamu marah padaku?”ujarnya dengan rawut wajah gelisah. Tangan dan kakiku terasa dingin, dan dadaku berdetak sangat kencang, “aku tidak marah, hanya saja aku tidak enak dengan temanku menunggu terlalu lama, dan lagipula sudah sore sekali, aku takut tanteku mengkhawatirkan diriku jika aku pulang sudah mendekati maghrib”jawabku. “oh gitu yah.”ujarnya sambil tersenyum. “kenpa kamu senyum-senyum sendiri, nanti kesambet setan loh.”ujarku dengan membalas senyumnya. “kamu aja ikut tersenyum, yaudah kita senyum bareng-bareng aja yuk.”katanya. “apaan sih kamu, aku hanya kasihan denganmu, masa kamu senyum-senyum sendiri nanti dikira ....”ujarku. ia memotong pembicaraanku  “dikira apa gila? Memang aku gila, tergila-gila padamu hehehe.”ujar fadhil. Terdengar suara motor menuju arah rumah tanteku, dan ternyata itu adik dari tanteku atau bisa dibilang dia itu omku namanya sahal, aku dan fadhil segera masuk rumah. Fadhil dan husain pun pamit pulang kepada tanteku. Perjalanan cintaku pun dimulai pada saat itu, ia selalu bersikap manis padaku akan tetapi aku masih tidak percaya bahwa ia benar-benar mencintaiku, oleh sebab itu aku selalu bersikap biasa-biasa saja  karena yang selalu aku pikirkan dia mencintaiku hanya karena menghargai keluargaku, just it.
Suatu hari aku aku ada pertandingan fight dan aku pun dituntut oleh pelatihku untuk menjaga berat badan agar tetap stabil, dan pada siang hari aku bersama saudaraku olahraga ditaman dekat rumah tiba-tiba dari kejauhan terlihat seseorang berjalan ke arahku dan ternyata itu fadhil, saat itu perasaanku bercampur antara senang dan kesal, karna sebelu itu aku bertengkar dengan-nya. “ sedang apa kau disini ?”ujarku, “aku ?kenapa memang-nya, tidak boleh ya ?” jawab-nya. “ya bolehlah,dengan senang hati hehehe..”ujarku. aku pun berbincang-bincang dengan-nya sambil menuju kerumah

Bagaimana guys cerita aku? Menurut kalian dilanjutkan atau tidak, mohom vote dan komentarnya, thank you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dibalik Buku BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang