31

85K 6.1K 1.9K
                                    

Mohon di baca nya perlahan, dan di scroll nya pelan2 biar sesuai dengan musik nya terimakasih.


Saat itu aku benar benar shock dan kaget hingga aku tidak bisa melepaskan mataku dari layar. Penyiksaan itu berjalan untuk 10, 20, 30 detik. Yang bagiku seakan akan berlangsung selamanya.

Italiangoat : Sekarang potong lehernya.

Ketika aku membaca pesan terakhir, perasaan tegangku semakin instens dan liar. Tanganku bergetar tak terkendali saat aku memegang mouse. Tidak, tidak, tidak, pikirku, seseorang harus menghentikannya. Aku mencoba untuk mengetik ke chat room, tapi area pesan diblokir. Perempuan itu semakin terisak isak ketika dia mendengar perintah terakhir direktur.

Italiangoat : Tunggu, jangan, masih belum waktunya.

Si lelaki ceking menangkat satu tangannya untuk menandakan penundaan pada mitranya untuk berhenti.

Pernapasanku kembali teratur untuk sebentar, berpikir kalau wanita itu masih diberi kesempatan hidup. Setidaknya untuk sekejap saja. Dan kemudian si direktur melanjutkan:

Italiangoat : Keluarkan matanya dulu.

Si lelaki ceking menatap tajam kedalam webcam. Aku tidak bisa melihat keseluruhan rautnya, hanya matanya dan kulit dekat lingkar masing masing mata topeng. Aku menerawang dengan putus asa untuk bisa menemukan setitik saja keraguan di mata hitamnya. Tolong, hentikan permainan ini, doaku, tapi aku menahan kursor mouseku berputar di atas tombol close jika seandainya mereka tetap melanjutkannya.

Dan selanjutnya, si pria kurus mulai mengetik dan ada nama kedua yang tertangkap di log pesan:

Admin : Tambahkan $500

Otakku membeku saat kulihat angka itu. 500 dollar. Wanita ini sedang disiksa dan bahkan mungkin dibunuh untuk sejumlah 500 dollar. Aku bekerja sekeras mungkin di pom bensin dan aku selalu mendapat upah pas pasan. Jika aku bisa menawarkan 1000 dollar untuk menghentikan ini, aku akan melakukannya. Aku akan mengosongkan semua tabunganku kalau bisa menyelamatkan nyawanya. Aku akan melakukannya, aku bersumpah demi hidupku. Aku akan membayar apapun untuk menghentikan kegilaan ini.

Italiangoat : OK.

Aku cepat cepat mematikan monitor sebelum aku menonton lebih banyak lagi. Aku harap akal sehatku bekerja lebih awal. Aku berlari ke pekarangan dimana aku memuntahkan sebanyak 2 porsi makan. Sudah lama aku tak merasa semual ini gara gara menonton sesuatu. Saat aku di SMP seorang teman memperlihatkanku sebuah klip video dari rotten.com. Video itu menayangkan seorang pria yang kepalanya terbelah dua oleh baling baling helikopter yang tengah ia bersihkan. Dan kemudian, setelah bertahun tahun, aku sudah sering menyaksikan video sejenis itu--sampai sampai aku tak merasa ingin muntah lagi saat menontonnya. Tapi biarkan aku memberitahukanmu sesuatu : melihat penayangan live secara langsung dari seseorang yang sedang disiksa itu benar benar membawamu ke tingkat kengerian yang jauh berbeda.

Saat aku telah selesai memuntahkan tiap gigitan makanan yang telah kumakan, aku mendengar lolongan panjang dari arah kamarku. Dan kemudian aku baru teringat, tempo aku mematikan layar monitor dengan begitu ketakutan, aku lupa mematikan speakernya juga.

Teriakkannya semakin parah dan buruk, sampai akhirnya aku berhasil mencapai belakang meja dan menarik lepas speaker dari komputer. Keheningan yang menyusul setelahnya benar benar terasa menyakitkan. Seakan akan oleh tanganku sendiri aku telah membungkam suara wanita itu, membunuhnya.

Aku merasakan penyesalan yang mencekam dan tak pernah kurasakan sebelumnya. Aku membunuhnya, bisikku pada diri sendiri berkali kali. Aku MEMBUNUHnya. Perasaan itu tidak nyata namun sangat asli.

Aku harus mencari tahu apakah dia masih bernapas atau tidak. Sembari aku meraih untuk menghidupkan kembali layarnya, sebuah suara dala. kepalaku memohonku agar berhenti. Aku tak ingin melihat apa yang akan kulihat.

Tapi sebelum aku bisa menghentikan diriku sendiri, tanganku telah bertindak. Gambar live di layar itu adalah sebuah gambar yang takkan pernah bisa kulupakan, SELAMANYA.

Kepala yang terpisah dari wanita itu terdiam lurus menghadap padaku, kedua matanya lenyap dari tempat mereka seharusnya.

Darah meleleh dari dua lubang itu. Wajah itu... wajah yang rusak dan sudah tak berbentuk itu menghantuiku sejak saat itu. Bahkan sekarang, saat aku menuliskan ini, aku bisa merasakan mata penuh horrornya menatapku dari belakang. Ia selalu mengikutiku. Aku tahu. Aku tidur dengan semua lampu menyala, TV hidup, tapi sama sekali tak membantu.

Tepat sebelum aku memadamkan browser dan mulai mengutak ngatik jaringan untuk kembali mengakses bagian internet biasa yang membosankan, aku ingat aku melihat kalimat terakhir di ruang chat itu. Tertuliskan :

Admin : Terima kasih telah menonton. Tayangan live selanjutnya dalam 1 jam kedepan.

Sumber facebook: Creepypasta Indonesia

Hai reader, udah pada muntah-muntah abis baca cerita ini?
Cerita ini saya ambil dari salah satu fp di facebook.

A/N: Oiya pemberitahuan untuk semuanya untuk 2 bulan kedepan saya akan hiatus dulu karna harus prakein di pabrik dan sibuk membuat laporan. Mohon pengertiannya terimakasih, Salam Psychopath Logic ^_^

Psychopath LogicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang