Prolog

21 0 0
                                    


Seorang gadis duduk diam di dalam kamarnya, membiarkan jari-jarinya menari di atas keyboard laptop-nya. Huruf-huruf bermunculan di layar terang yang kontras dengan cahaya di kamarnya, halaman-halaman web terbuka di hadapannya. Hanya satu harapannya pada saat itu, dia bisa melupakan perasaan kosong yang memakannya hidup-hidup.

Terdengar suara bergetar dari telpon genggamnya, pandangan matanya beralih dari layar di hadapannya ke layar kecil yang terletak di depan laptop-nya. Ujung bibirnya terangkat sedikit ketika melihat nomor operator yang tertera dengan besarnya di layar telpon genggamnya. "Operator lagi... Operator lagi..." gumamnya sambil kembali menatap layar laptopnya.

Sudah empat hari ia duduk dalam posisi ini. Jika tidak sedang dalam posisi duduk, maka dirinya berada dalam posisi baring di atas tempat tidurnya. Duduk, baring, duduk, baring. Online, tidur, online, tidur. Tiga hari lagi, perkuliahannya di semester tiga akan dimulai. Bahkan dirinya yang tidak pernah berantusias untuk kuliah, sekarang sangat mengharapkan kedatangan hari pertama pada semester baru itu. Ia memang tidak pernah berantusias terhadap apa pun. Well... Mungkin ada beberapa makanan atau film yang dapat membangkitkan rasa semangat pada dirinya. Tetapi selain itu, kurasa tidak.

Rasa bosan yang menghantui pikirannya semakin mengental. Siapa sangka gadis pendiam yang senang mendekam di kamarnya itu mengidamkan interaksi sosial dengan manusia lainnya. Ia memang bukan jenis manusia yang pandai bersosialisasi. Meskipun begitu, dirinya memiliki beberapa teman dekat yang biasa dapat ia ajak untuk menghabiskan waktu bersama. Tetapi saat ini semua teman-temannya memiliki agenda yang tidak melibatkan dirinya. Menyedihkan memang. Tapi...mau gimana lagi.

Jam kecil yang terletak di atas mejanya menunjukkan pukul 3.00. Di pagi hari. Mungkin jika dia tidur sekarang, dia dapat bangun setelah matahari berada tepat di atasnya. Mungkin dengan begitu, dia tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk duduk di depan alat-alat elektroniknya, tidak perlu melihat timeline teman-temannya yang menunjukkan rasa bahagia yang jelas tidak ia miliki sekarang.


Chapter 1 coming soon!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Loser and Her LifeWhere stories live. Discover now