Part 2

135 2 1
                                    

"Baik anak anak, disini ada murid baru, ayo perkenalkan dirimu nak??." perintah guru itu yang diketahui bernama bu heni.  Bu heni adalah guru seni budaya sekaligus wali kelas XI-C IPA yaitu kelas gue.

"Hai semua namaku putri tasya berlina, kalian bisa panggil aku tasya aku pindahan dari yogyakarta." gadis itu memperkenalkan dirinya dengan ramah dan sedikit kejawaan, terlihat satu kelas menahan tawa mereka kecuali bu heni dan tentunya gue.

"Baik tasya kamu bisa duduk disamping talia." perintah bu heni menunjuk kursi yang ada disebelah gue. Gue memang duduk sendiri, tadinya gue duduk dengan siska tapi dia pindah entah apa yang membuatnya pindah I DONT CARE!!!.

Gadis itu berjalan kearah gue dan duduk disamping gue. "Hai gue tasya." dia julurkan tangannya bermaksud untuk berkenalan dengan gue.

Gue tersenyum manis dan menjabat tangannya. "Gue talya" jawab gue, entah kenapa gue merasa beban gue sedikit berkurang saat dia duduk disamping gue.
-------o0o---------

Seusai pulang sekolah gue tidak langsung pulang kerumah melainkan gue pergi ke apotek untuk membeli sebungkus pil KB darurat. Menurut hasil pencarian yang gue baca di google, pil KB darurat bisa mencegah kehamilan jika kita lupa meminum KB biasa atau memakai kontrasepsi.

Gue tutup muka gue dangan masker, dan juga kacamata. Seragam sekolah pun gue ganti dengan kaus dan celana levis yang tadi gue ganti di kamar mandi sekolah. Gue berjalan menuju apotek yang lumayan jauh dari sekolah dan juga rumah gue. Gue lirik kana kiri untuk memastikan tidak ada yang mengenali gue.

"Cari apa dik??." tanya seorang pegawai apotek tiba tiba.

Gue lirik kanan kiri lagi untuk memastikan tidak ada yang melihat lalu gue berbisik pada pegawai itu. "Saya mencari pil KB darurat mba, apa ada??." tanya gue sedikit berbisik.

Bukan langsung menjawab pertanyaan gue, pegawai itu justru memperhatikan gue dari atas hingga bawah. Gue sangat jengah di pandang seperti itu. "Mba saya nanya ada tidak pil nya??." tanya gue sekali lagi.

"Kamu!! Kapan kamu melakukannya?? Apa kamu sadar melakukannya?? Apa keluargamu tau kalo kau serahkan mahkotamu?? Kalo sudah begini jadi kamu yang repotkan?? Tidak ada pertanggung jawaban dari pihak laki laki!! Anak zaman sekarang ngga bisa mengontrol hawa nafsu!! Orang sepertimu hanya menjadi spam di negara ini." mendengar ocehannya membuat gue tercengang dan tambah menyesal dengan perbuatan gue sendiri. Dia melotot ke arah gue sedangkan gue hanya bisa merunduk menahan tangisan yang hampir jatuh.

"Ini saya berikan pil itu, ingat!!! Kau harus meminumnya 2 tablet sesudah bangun tidur dan 2 tablet sebelum tidur, jika 2 minggu kau tidak haid sudah jelas kau positif hamil." ucap pegawai itu menjelaskan pemakaian pil itu.

"Apa ada efek sampingnya??." tanya  gue tanpa menatapnya karna gue sangat takut dan malu atas perbuatan gue sendiri.  Gue hanya bisa menunduk dan memandang meja pelayanan.

"Efek sampingnya kau akan mual mual seperti orang hamil, sudah itu saja." jawabnya, ia menatap gue lekat lekat. "Kau bisa bayar dikasir!!." perintah pegawai apotek itu dengan ketus. Keliatannya pegawai itu tidak menyukai gue ohh yasudahlah.

Dalam perjalanan pulang gue terus memikirkan perkataan pegawai apotek itu. Tidak, jika gue hamil pasti zen akan bertanggung jawab dia mencintai gue dan gue pun mencintainya. Pegawai apotek itu saja yang sok tau tentang zen.

------------II---------

Setelah sampai di rumah, gue mencari kalender dan membulatkan tanggalan hingga 2 minggu ke depan. Gue ingat ingat aturan minum yang diberitahu pegawai itu. Kata pegawai itu gue harus minum pil ini 2 tablet sebelum tidur dan 2 tablet setelah bangun. Dan jika dalam 2 minggu gue ngga haid itu berarti gue positif hamil. Apa lagi ya yang dikatakan pegawai itu?? Gue rasa hanya itu. #lupa

Tak Ber-UjungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang