chapter 1

67.2K 785 6
                                    

Aku menggerutu sepanjang perjalanan menuju bandara,bagaimana tidak menggerutu bila aku di suruh menjadi sopir dadakan demi mendapatkan tas branded,padahal baru kali ini aku meminta barang mahal pada papa,biasanya aku menabung uang sakuku untuk membeli semua barang yang ku inginkan,walaupun orangtuaku memang orang yang berada,tapi aku dan kak abimana selalu di ajarkan untuk hidup mandiri tak memanfaatkan kekayaan orangtua.
Dan di sinilah aku sekarang,di bandara soeta untuk menjemput anak kolega papa yang baru datang dari batam.

Aku sudah menunggu selama 2 jam di ruang tunggu penjemputan,aku membawa papan nama yang cukup besar karna papa tak memberikan aku foto anak koleganya itu..

FABIAN GANENDRA TAMA.

Papan nama itu memang terbuat dari kertas tapi lumayan pegal juga karna aku harus mengangkat tinggi2 papan nama itu karna memang aku yang masih anak sma ini tidak terlalu tinggi.

Aku berdiri diantara para penjemput dan ikut berdesakan,aku sebenarnya sudah sangat lelah karna aku tadi baru mengikuti ekstra kulikuler judo,tapi perintah papa bagaikan titah dan tak terbantahkan,dan lagi untuk pertama kalinya aku bisa membawa mobil tanpa sopir dan pamer sim bila bertemu polisi dan hendak di tilang.

Kakiku sudah mulai pegal2 karna terlalu lama berdiri,akupun mencari tempat duduk dan sesekali memijit kakiku yang sakit.
Tiba2 ada tangan yang menepuk pundaku,seketika aku menoleh dan alangkah kagetnya aku melihat pria tampan di depanku ini.

"Kinanti milan atmadja ya?"
Pertanyaan laki2 ini membuyarkan lamunanku tentang wajah tampan yang kini berdiri di depanku ini.

"Eh am iya,apa om ini fabian ganendra tama?"
Aku menjawab pertanyaanya dengan sedikit gugup.
Dan laki2 ini justru tersenyum mendengar ucapanku,.

"Hey litle girl,apa wajahku setua itu hingga kau panggil aku om hah?"

Lagi2 aku terkejut dengan ucapanya.

"Maaf tapi papa bilang umur anda sudah 25 tahun,sedangkan saya baru berumur 17 tahun om,"jawabku lagi2 membuat laki2 ini tersenyum dan menunjukan lesung pipinya yang hemm bikin aku melting banget....

"Ok karna om sudah datang dan membuat saya menunggu selama 2 jam maka sekarang kita langsung pulang ya om?"

Ajaku pada laki2 ini dan membantunya membawakan kopernya.

"Tunggu sebentar milan,temanku masih menunggu barang dari bagasinya dan kita akan pulang bersama temanku ini."
Hah,ternyata om2 ini bawa temen to?
Ku pikir dia sendirian,

"Oke dech om,gak masalah milan nunggu sebentar lagi,toh tadi milan dah nunggu 2 jam juga milan masih idup."
Jawabku ketus dan menaruh kopernya kembali ke lantai dan aku juga ikut duduk.

Tak lama yang di tunggu om fabian muncul,seorang wanita cantik dengan pakaian yang kurasa kurang bahan dan memperlihatkan pahanya dan juga dadanya yang hampir tumpah.
Wanita ini hanya meliriku dan langsung cipika dengan om fabian,aku membuang wajahku ke samping karna merasa jijik dengan adegan barusan.

Kini aku berada di belakang kemudi melajukan toyota alpard milik mama,sementara wanita yang entah bernama siapa itu duduk bergelayut manja pada om fabian.

Tadi sebelum masuk mobil om fabian menanyakan apakah aku bisa menyetir mobil,lalu aku menunjukan simku dan dia hanya ber oh ria,sebenarnya aku masih duduk di bangku sma tapi ayahku mengabulkan permintaanku untuk membuat sim dan ktp.
tapi papa dan mama serta kak abimana tak pernah memberiku ijin untuk menyetir walau aku telah mahir menyetir dan memiliki sim
Bahkan ke sekolah atau ke tempat les atau pergi ke mall pun sopir selalu mengantarku.

Jalanan hari ini tidak terlalu macet,tapi ya namanya juga jakarta,kalau tidak macet justru terasa aneh.
Sesekali aku menengok ke kaca yang berada di dalam dan melihat wanita itu menempel terus pada om fabian,sementara om fabian masih tak bergeming dan sesekali melirik ke kaca spion dan bertemu dengan mataku,sepertinya om fabian sedikit risih dengan perlakuan teman wanitanya itu,tapi wanita itu seperti tidak perduli dan terus saja menempel pada om fabian,bukanya apa2 aku ini anak di bawah umur dan di suguhi pemandangan yang tak senonoh,awalnya wanita itu hanya bergelayut manja pada lengan om fabian tapi lama2 wanita itu mulai mencium om fabian dari pipi hingga ke bibir.

"Oh shit,"berbarengan dengan umpatanku terdengar bunyi ban berdecit dan wanita itu terpelanting ke ujung mobil membuat dia menahan malu juga marah terlihat jelas dari raut wajahnya yang memerah.
Ya, aku membanting setir ke kiri dan mengerem mendadak,karna jengah melihat adegan mesum barusan,bukanya apa2 di rumah saja papa hanya mencium kening mama saat akan ke kantor dan pulang kantor,dan tv kabel di rumahku tak ada chanel yang menayangkan film2 dewasa.
Karna keluargaku sangat amat menjaga aku dari hal2 yang tidak semestinya,bukanya aku tak tahu tentang anatomi anggota tubuh ya,karna mama selalu berbicara padaku seperti sahabatku dan mengajarkan banyak hal yang boleh dan tidak dalam bergaul.

Wanita itu keluar dari mobil dan mulai mencaciku,"hei gadis kurang ajar lo mau bunuh gue sama fabian apa
Lo ini cuma sopir ya,berani2nya lo ganggu kesenangan gue sama fabian,lo mau gue aduin ke bokapnya fabian apa?"

Wajah wanita itu memerah dan rahangnya mengeras,sepertinya dia benar2 marah padaku.
Tapi aku tak perduli,karna ku pikir tak sepantasnya beradegan mesum di dalam mobil yang jelas2 ada orang selain mereka berdua,ku pikir wanita ini memang gila!!!

"Arrgg......."

Kini aku berteriak dan melepas seatbel dan keluar dari mobil,aku menutup pintu mobil dengan kencang hingga terdengar bunyi brakk
Lalu aku berjalan menuju samping mobil dan membuka pintu mobil yang memperlihatkan wajah wanita yang kini duduk dengan santai sambil membenahi bajunya yang sedikit berantakan....

"Hei tante,tante pikir milan ini sopir apa?"

Kini aku berteriak sambil menarik keluar wanita itu dari mobil,wanita itu sedikit terlihat takut karna aku menariknya keluar dari mobil dan fabian hanya diam menatap 2 wanita yang mungkin akan cakar2an ini,fabian sepertinya tak tertarik membela salah 1 di antara kami,dan itu tentu saja buka masalah buatku,kini aku melepas sweater biru dongker yang sedari tadi melekat di tubuhku menutupi seragam putihku bertuliskan sma harapan.

"Tante tahu gak kalau milan ini anak sma?"kataku sambil menunjuk bajuku,dan kini wanita itu sedikit terlihat pucat dan wajahnya sedikit merah menahan amarah.

"Tante bilang apa tadi,milan sopir?
Oke tante,milan emang cuma sopir,"aku menutupi kenyataan bahwa aku adalah anak kolega bisnis ayahnya om fabian,karna aku tak suka memamerkan harta yang jelas2 milik orangtuaku,"tapi gak seharusnya tante berbuat hal2 yang gak sepantasnya dong,sekalipun milan bukan anak sma dan milan juga cuma sopir,gak seharusnya tante berbuat mesum di dalam mobil yang jelas2 ada orang lain selain tante dan om fabian,"jelasku panjang kali lebar kali tinggi.

Wanita itu menunduk dan masuk dalam mobil lagi,tapi tiba2 om fabian pindah duduk di jok samping kemudi dan wanita itu hendak protes tapi om fabian mengedikan matanya dan membuat wanita itu seketika diam.

Aku melajukan mobil lagi dengan sedikit mengebut karna kini waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan perutku sedikit lapar.
Sesampai di rumah,mama dan papa menyambut om fabian tapi sedikit terkejut melihat wanita yang kini berdiri di belakangku ini.
Om fabian memperkenalkan wanita itu sebagai sahabatnya,papa dan mama hanya mengangguk.
Kini aku masuk ke kamar dan makan malam bersama mbak ratih pembantu rumah tangga yang bekerja pada keluargaku,sementar papa mama dan om fabian dan sahabatnya itu makan di meja makan,mbak ratih sudah seperti kakak buatku karna umurnya yang memang baru 22 tahun,tapi mbak ratih sudah menikah dengan mang parman sopir pribadi papa yang berumur 26 tahun,tapi mereka belum memiliki anak walau mereka sudah menikah selama 3 tahun.

Aku menceritakan pada mbak ratih apa yang terjadi padaku dan mbak ratih selalu mendengarkan dengan setia,entah sudah berapa lama kami mengobrol akhirnyapun aku tertidur di kasurku di temani mbak ratih yang memang sering menemaniku sebelum tidur.........

Terimakasih yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca karya saya.

Vote and comentnya di tunggu ya....

Your Kiss Is My DrugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang