forever

9 0 0
                                    

Aku memiliki pacar yang sangat tampan. Dan aku bangga dengan itu.
Selain itu dia juga romantis. Seperti hari ini contohnya, hari ini aku
berulang tahun. Dia memintaku datang kerumahnya, kalau melihat
wajahnya saat itu sudah pasti dia ingin memberiku kejutan.

Aku baru akan mengetuk pintu rumahnya, ketika mataku melihat memo yang
tertempel di pintu tersebut. 'Pergilah keruang bawah tanah' begitulah
isi memo itu, benarkan dia pasti sedang mempersiapkan kejutan untuku.
Aku pergi ke pekarangan rumahnya, membuka pintu tingkap yang pernah
dia beritahu padaku merupakan jalan menuju ruang bawah tanahnya.
Kakiku melangkah menuruni tangga, mataku mengawasi seluruh ruangan.
Mencari pacarku, tapi aku tidak menemukanya di manapun sampai akhirnya
sesuatu menutupi mataku. Aku tertawa, dia pasti tidak ingin aku
melihat kejutan yang ia buat. Dia membimbingku duduk disebuah kursi,
aku mencoba mengintip. Penasaran. Lalu aku merasakan sesuatu mengikat
kaki dan tangan ku Dengan kencang, aku rasa aliran darahku berhenti.
Kurasakan ia membuka penutup mataku. Tidak ada sesuatu yang spesial di
depan ku, kejutan apa yang sebenarnya ia siapkan.

Pacarku datang kearahku, membawa sebuah meja dorong yang ditutupi oleh
kain, itu pasti kejutannya. aku tersenyum kearahnya, tidak sabar
melihat apa kejutan yang ia bawa. Ia balas tersenyum kepadaku,
senyumnya sangan manis. Tanggannya mulai membuka kain tersebut
perlahan. Aku menatapnya tidak mengerti, untuk apa semua alat itu.

Tanpa bicara apapun pacarku mengambil sebuah pisau kecil yang terlihat
tajam, memainkannya di tangannya dan berjalan kearahku. Dia
mendekatkan wajahnya di arahku dan berbisik ' aku sangat menyukai
bibirmu, terlihat begitu manis dan pas untuk dirimu my dear, begitu
merah. Aku ingin melihat bagaimana kalau warnanya menjadi lebih merah
lagi' dan aku merasakan perih yang teramat sangat di bibirku, aku
berterak. Pisau itu malah semakin ngegores bibirku. Pacarku menahan
wajahku, menahannya, tangganya mulai memainkan pisau itu di bibirku.
Aku merasakan perih yang teramat sangat, air mataku mengalir semakin
deras. Aku tidak percaya apa yang aku lihat, pacarku yang sangat aku
cintai menguliti bibirku sambil menatapku dengan...........sayang?

Ia tetap mencengkram wajahku, menatap mataku lekat-lekan dan berbisik
'aku juga sangat menyukai matamu my dear, begitu indah dan memikat.
Aku selalu ngingat saat kau memandangku penuh cinta dengan mata ini.
aku ingin mata ini selalu melihatku, hanya diriku saja' tajamnya pisau
itu menngoyak mata kananku, tangannya menarik bola mata ku keluar,
rasanya sangat sakit, aku berteriak dann menangis. Pengelihatanku
menjadi tidak jelas. Ia menyisahkan mata kiriku.

Tubuhku bergetar takut, tangannya melepas cengkramannya di wajahku
kemudia memaksa muluku terbuka. Ia menarik lidahku, memotongnya.
Mendekatkan potongan lidah itu ke wajahnya dan menciumnya. Pisau itu
kini berpindah letak ke tanggan ku, mengukir jari manisku dengan
bentuk yang menyerupai cincin.

" Ini cincin pertunangan kita, indah bukan. Lihatlah warnah merahnya
yang begitu cantik. Tidakkah kau menyukainya?"

Ia mengambil pisau yang lebih besar, mengoyak bajuku dan mengarahkanya
ke arah leherku dan bebisik ' janngan bergerak sayang, biatkan aku
mengukir bertapa indahnya cinta kita di hatimu' Aku dapat merasakan
dinginnnya pisau dikulit dadaku, ia mengukir kulit dadaku dengan pisau
yang lebih kecil. Aku berteriak, perih. sangat perih, tubuhku pergetar
hebat.
' Bukankan aku sudah menyuruhmu untuk tidak bergerak? atau kau ingin
aku mengukir leher indahmu juga my dear?' Aku merasakann perih yang
sangat amat saat pisau itu menggores leherku dengan cukup dalam. Aku
berusaha tidak bergerak, sambil menahan rasa sakit di dadaku.

"Lihat lah my dear, ukiran yang indah bukan. Sewarna dengan cincin
pertunangan kita, cintaku begitu indah. Lihat lah warna merahnya yang
begitu beranai. Seperti hubungan kita saat ini. Kau tau? mereka bisa
menghina hubungan kita, tapi mereka tidak tau cintaku padamu sedalam
ini"

Aku merasakan sakit yang teramat sangat di dadaku, aku berteriak
keras. Ia menacapkann pisaunya ke dadaku dengan sangat dalam. Tubuhku
sakit, aku mulai lemas. aku tidak percaya orang yang sangat aku cintai
melakukan ini padaku. Aku tidak mengerti dengan apa yang dia pikirkan.
Sesuatu yang tajam mengokak bagian di sekitar ulu hatiku, aku
berteriak. Ia memasukan tanganya kesana, aku merasakan sesuatu di
tarik dengan paksa. Sangat sakit. Ia menarik tangannya memamerkan
hatiku didepan wajahku, darahnya memercik.

" Kau lihat my dear, sekarang hatimu ada padaku, dan akan selalu aku
jaga selamanya. Tidak ada gadis ataupun pria lain yang dapat
merebutnya dariku. Lihatlah bertapa dekatnya hati kita. Mereka tidak
mengerti dan seenaknya menghina kita. tapi sekarang sudah tidak
apa-apa, kau akan selalu bersamaku selamanya. Kau akan menjadi
tunangan ku yang paling manis. Kita akan bersama selamannya, tidak ada
yang akan mengganggu kita lagi sekarang."

Ia mendekatkan hatiku kearah hatinya, menempelkannya disana. Tubuhku
terasa semakin sakit dan lemas. Aku tau ia benci bagaimana masyarakat
tidak dapat menyetujui hubungan kami, tapi kami saling mencintai. Air
mataku mengalir begitu deras. Aku tidak tahan lagi dengan rasa sakit
ini. Ia menatapku dengan tatapan sayang. Ciuman darinya adalah hal
terakhir yanng kurasakan sebelum semuanya gelap.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang