Hye Jin POV
Aku masih terus berjalan menyusuri jalan setapak yang menghubungkan antara Student Center Building dengan College of Management and International Relations dimana aku menuntut ilmu. Kyunghee university, sebuah kampus swasta di Korea Selatan yang dianggap sebagai salah satu lembaga atas pendidikan tinggi di Asia. Kyunghee sendiri terdiri dari tiga tempat. Seoul Campus dan Gwangneun Campus terletak di Seoul serta Global Campus dipinggiran kota Suwon.
Sekolahku ini memang sudah terkenal dengan banyaknya program gelar yang sepenuhnya dalam bahasa Inggris dan dianggap sebagai salah satu kampus dengan standar internasionalisasi tinggi di Korea. Aku sendiri adalah seorang mahasiswi College of Management and Intenational Relations. Tahun ini adalah tahun kedua aku disini. Aku mengikuti program kuliah bidik misi sejak dua tahun lalu, sebuah program yang pemerintah peruntukkan bagi mereka yang tak mampu kuliah, membuatku hidup dengan berlimpah syukur, setidaknya otakku tidak kalah dengan setumpuk uang mereka, walau aku memang memiliki keduanya.
Sore ini begitu indah, tiada sinar matahari yang menyengat dan langitpun tidak menampakkan awan mendungnya. Ini adalah awal bulan April, aku menyukai spring, dimana bunga sakura bermekaran mempercantik kampus ini. Indah, sebelum aku mendapat selembar amplop dengan sebuah kertas yang begitu menjengkelkan hati. Kehilangan beasiswaku. Aku bahkan baru akan lulus beberapa bulan kedepan. Setidaknya rata-rataku semester ini hanya turun dua poin dari sebelumnya.
"Ack!" kurasa kaleng yang kutendang itu mengenai seseorang. Aku merogoh saku jas almamaterku untuk meraih ponsel dan –berpura – pura - menyibukkan diriku, mencoba berjalan dengan senormal mungkin.
"Hei kau!" aku menulikan telingaku dan terus berjalan tanpa menengok kearahnya.
"Jung Hye Jin, berhenti!"
"Mwo?" aku berhenti karena dia memanggil namaku. Sial. Aku membalikkan tubuhku dan ternyata pria itu.
"Hai... ada apa Kyuhyun-ssi?" aku menebar senyum tiga jariku, menyapanya. Pria yang selalu membuat kehebohan kampus ini melangkah semakin mendekat kearahku.
"Kau yang melempar ini?"
"Mm tidak, aku baru saja lewat sini."
"Begitu ya caramu membalas suratku? Manis sekali." Kyuhyun tertawa dengan hebohnya. Bodoh.
"Eh suratmu?" sekarang siapa yang terlihat bodoh, aku memutar kedua bola mataku, menerawang. Tak ada apapun.
"Ne, jadi bagaimana?" aku semakin terlihat bodoh dengan pertanyaannya itu, dan sekarang tangannya mengguncang kedua bahuku. Menuntut jawaban yang sama sekali aku tak tahu pertanyaannya.
"Maaf."
"Jadi kau?"
"Aku bukan orang yang kau maksud, Kyuhyun-ah."
"Whatever, aku butuh jawabanmu. Terserah kau Jung Hye Jin, Han Hye Jin atau Kim Hye Jin. Aku suka Hye Jin. So?" ia mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya kewajahku. Pria dengan kemeja biru muda yang tak terlalu tertata rapi ini tak pernah mendengar protesku.
"Bukan begitu, hanya saja,"
"Oke, aku tunggu sampai besok. Jangan sia-siakan pria sepertiku Hye Jin-ah." Ya ampun percaya diri sekali dia. Kemudian ia berjalan mundur meninggalkanku dengan senyum yang masih menghiasi sudut bibirnya.
***
Mana kutahu ia menulis surat seperti ini. Aku membaca goresan hangul yang begitu rapi pada kertas berwarna yang terlihat begitu manis. Senyum tiba-tiba saja muncul tanpa ada persetujuan dariku. Aku menyesal menerima apa yang seharusnya tidakku terima.
YOU ARE READING
SCRAMBLE
Short StoryJung Hye Jin, seorang mahasiswi tahun kedua College of Management and Intenational Relations, Kyunghee Univesity. Gadis dengan pribadi lembut dan pandai itu dipertemukan dengan sosok yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bermula dari chatting via...