“Yayaya, aku tahu selera musik itu berbeda.Tapi kau harus percaya hanya orang tolol yang mau menyetel musik rock di tengah suasana berkabung seperti ini, dan ini tengah malam ARO!!!Tolol!”
“Annisa! Bukan aku yang tolol, tapi kau yang terlalu lama larut dalam suasana bersedih.Kau memang cengeng, tak salah matamu sipit.Kalau kau keberatan silakan tutup jendela kamarmu dan tidurlah!”
“Hey Tengil! Kau pikir badanmu keren, seenaknya membuka baju sembarangan.Bisa-bisa mataku kehilangan keperawanannya.”
“Annisa yang manis, kalau kau keberatan jangan sok curi-curi pandang ke dalam kamarku.Cukup tutup jendela dan jaga matamu.”
“Kau!!! Akan ku suruh mama mengadukan ke mamimu kalau kau sering melihat majalah dewasa!.Kau pikir aku tidak tahu HAHHH!”
“OH SH*T!! Seharusnya aku tahu sejak dulu, kalau posisi kamarku yang berhadapan dengan kamarmu akan menjadi petaka yang begitu besar.Kasihan sekali laki-laki yang menjadi suami mu nanti.”
“Annisa, kau kuliah dimana??”
“Huuh! Penting bagiku untuk menjawab pertanyaan mu?? Aku hanya akan pergi ke tempat dimana aku tidak bisa melihat wajah jelek kau!!”
“Hohohoho, silakan.Dan aku harap kita memang tidak akan pernah bertemu.”
“Aku tahu ini memang sial! 9 tahun aku bahagia tanpa melihat wajahmu, sekarang karena sakit perut sialan ini aku harus bertemu kau.Kenapa kau tidak bersembunyi di ujung dunia hah!!”
“Tenang Annisa.AKU DOKTERMU SEKARANG DAN JADILAH PASIEN YANG BAIK!!!”
“Aro!Tidak ada dokter yang mengintimidasi pasiennya.Perbaiki ucapanmu!!”
“TIDAK! Kalau kau keberatan silakan pergi dan cari doketr pernyakit dalam yang lebih baik dariku di negeri ini.”
“Kau lihat saja, akan kubawakan berita yang berisi KAU DOKETR MAL PRAKTEK!!”
“Heh!! Kenapa kau pulang juga?? Atau kau ingin bertemu denganku ya???”
“Annisa cukup!! Kau tidak lelah seumur hidup bertengkar denganku?? Aku saja lelah.”
“Lelah?? Aku juga lelah Aro.”
“Kalau begitu...??”
“Apa??”
“Menikahlah denganku.”
“Heyyy! Kau jangan bercanda.Kukira kalau kita bisa berbaiakn dan bersahabat mungkin.”
“Aku lelah...Lelah karena mencintaimu diam-diam Annisa.”
“Ak..aku lelah cemburu sepanjang waktu dengan gadis-gadis sok imut itu Aro.Aku jadi istrimu saja kalau begitu.”
”Aro suamiku, kau harus berhenti meraba pinggangku kalau kau tidak ingin aku pipis dan mengacaukan pesta pernikahan kita!.”
“Kau penggeli ya?? Kenapa aku baru tahu?? Nanti malam bagaimana??”
“Memangnya ada apa nanti malam??’
“Lho! Nanti malam kan aku harus mnyentuh seluruh tubuh mu.”
“:KAU MESUM ARO!”
“ARO!! KUMOHON PELAN-PELANLAH! PERIH SEKALI!”
“Sempit sekali Annisa.Sesak.”
“BODOH! Tentu saja.INI YANG PERTAMA BAGIKU.”
“Aku bahagia menjadi yang pertama.Dan aku bahagia kalau harus mendengar teriakanmu setiap harinya.Yang penting kau baik-baik saja.Jaga benih ini, sebaik kau menjaga dirimu Annisa.”