Revered back- Hate

527 33 4
                                    

Aku melihatnya berdiri dilapangan hijau yang luas menatap penuh kemarahan pada langit yang baru saja berisikan matahari.

Tak ada yang menarik dilangit pagi ini, tapi tatapannya seolah olah ia membenci pagi.

Angin pagi menerbangkan helaian helaian rambut panjangnya.

Terkadang aku bingung melihatnya, selalu terlihat tak pernah bahagia padahal dia memiliki semuanya.

Apa yang kurang darinya? Dia cantik, muda, kaya dan terkenal

Siapa yang tak mengenal dia? Semua orang mengenal dia bahkan rumput bergoyang pun tau siapa dia.

Aku tau kenapa saat ini dia menatap pagi dengan kemarahan, karna dia benci dirinya, yang hingga saat ini tak mampu membalaskan dendamnya.

Mengapa dia marah pada pagi yang tak tau apa apa?

Aku masih ingat pada surat botol yang ia hanyutkan disungai waktu itu, surat itu menceritakan alasan kenapa ia tak menyambut pagi dengan baik .
Begini isi surat itu:

Aku tak sanggup menyapa pagi.
Yang ku hindari kedatangannya.
Bukan maksud membenci pagi.
Hanya saja datangnya selalu mengantarkanku pada sebuah kenyataan.

Tapi tak bisakah ia mengerti mengapa pagi dihadirkan

Pagi bukan hanya untuk mengantarkan pada sebuah kenyataan, tapi pagi adalah awal dari semua kehidupan.

Orang yang tak mengerti apa apa tentang pagi dan selalu menghindari kedatangannya itu adalah aku ranjana putri gantari.

------

Pengadilan. Satu tempat yang mungkin selalu dihindari banyak orang. Tapi tidak bagiku, tempat inilah tujuan hidupku.

"Atas semua bukti bukti dan argumen yang ada, saya memutuskan bahwa saudara rini tidak bersalah" kata hakim itu. "Tok, tok, tok" bunyi palu diketukkan, terdengar begitu jelas diruangan ini.

Aku tersenyum saat melihat rini dan keluarganya bahagia karna aku telah memenangkan kasusnya. Aku bahagia melihat orang yang tak bersalah akhirnya dibebaskan dari tuntutan yang seharusnya bukan untuk dirinya, terasa begitu menyakitkan saat orang yang kau cintai harus merasakan penderitaan atas perbuatan yang tidak dia perbuat, aku sudah pernah merasakan hal ini, sebab itu aku berjuang mati matian agar tak ada lagi orang yang seperti aku.

"Terima kasih pengacara jana" ucap rini padaku sambil mengulurkan tangannya.

"Sama-sama, saya senang membantu anda" aku membalas uluran tangannya dan memperlihatkan senyum tipis dibibirku. "kalau begitu saya ijin pamit" ijinku pada mereka lalu beranjak pergi dari ruang pengadilan itu.

Aku ranjana putri gantari. Pengadilan adalah alasan kenapa aku masih berdiri disini, dan menjadi pengacara adalah caraku untuk membalaskan dendamku.

------

Senja lebih ku nanti.
Hadirnya lebih ku nikmati.
Tak bisa ku lewati.
Tak bisa ku tinggal pergi.
Aku selalu menunggunya disini.
Bukan karna ku membenci pagi.
Hanya saja malam waktu yang tepat untuk menanam mimpi.

aku mengukir senyum indah di bibirku, menatap langit sambil menunggu langit menampilkan panorama indah.

Ku rasa posisi ku saat ini sudah sangat nyaman untuk menikmati senja yang mulai berkedip untuk menyampaikan pesan rindu, sebelum kita menemui malam untuk bermimpi.

Saat ini aku sedang duduk di halaman belakang rumahku, sambil menatap indahnya langit menunggu hadirnya sang senja.

"Prok,prok,prok" tepukan tangan seseorang membuatku membalikkan badan, tapi setelah tau siapa yang datang aku langsung kembali ke posisiku semula.

Revered Back- HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang