Salam Terbaik

41 1 0
                                    

Suatu hari di awal Oktober, di tengah training yang saat itu kuikuti. Sendirian di negeri asing yang belum pernah kukunjungi. Di tengah dinginnya suhu musim gugur saat itu, aku berada di ujung utara Portugal. Berkumpul dengan teman-teman dari penjuru Eropa. Hanya aku sendiri.yang mengenakan penutup kepala, jilbab lebih tepatnya.

Kalau ada yang bertanya sulitkah berada di sana? Tidak terlalu.menurutku. Aku bersyukur karena lahir di Indonesia yang masyarakatnya memang multikultural, membuatku lebih mudah beradaptasi. Bagaimana makanannya? Easy, tinggal masak sendiri, bahannya beli mentahan. Selain terjamin, lebih murah juga. Ketika masa training makanan disediakan oleh penyelenggara, bagaimana mengakalinya? Saya bilang saja untuk disediakan menu vegetarian. Insya Allah terjamin. Bahkan banyak yang ngiler dengan penyajian menu vegetarian, banyak yang nyesel kenapa nggak pilih menu vegetarian, aku hanya tersenyum. Alhamdulillah.

Aku lupa entah di hari ke berapa ada seorang laki-laki mendatangiku. Wajahnya tampak asing, dia ada di kelompok sebelah sehingga jarang kami bisa bertemu. Di tengah kebingunganku dia mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" ujarku terbata.
Sontak hatiku menghangat, kebahagiaan mengisi hatiku. Benar, rasanya ini salam pertama yang kuterima di sana. Sungguh, rasanya inilah salam terindah. Aku mengernyit pertanda bingung. Bagaimana aku tak bingung, dia tidak terlihat berasal dari Turki. Bahkan aku tak pernah bertukar salam dengan temanku yang berasal dari sana (jangan ditiru)

"Kamu bingung?"ucapnya mengerti raut wajahku. Aku hanya mengangguk.

"Aku muslim juga, aku dari Bosnia. Di sana banyak muslimnya."

"O... Bosnia... Aku ingat. Kalau tak salah itu kan negaranya Edin Dzeko."ujarku berapi-api. Sedangkan wajahnya menyiratkan kebingungan.

"Itu lho, pemain bola."

"Sorry, I don't know soccer."Katanya.

Obrolan kami berlangsung singkat, karena setelah itu masih ada sesi lagi, dan tentu saja kami berada di kelas yang berbeda. Hari itu terpatri dalam ingatanku. Aku tak pernah tahu kalau salam bisa terdengar seindah itu.

Assalamu'alaikum wahai saudaraku :)

N.B. Setelah pertemuan itu, kalau kami bertemu salam bersahutan, Alhamdulillah.

Ich Bin IchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang