Out of The Pit

1.7K 28 1
                                    

Chapter 6 : Out of the Pit

“Kurang ajar. Siapa kau? Mau mati, ha?!” bentak Ding Feng pada Guan Suo yang sedang menahan gadanya dengan kuat.

Ding Feng menarik-narik gadanya, namun Guan Suo juga bersikeras menahannya. Sekali lagi Ding Feng memperhatikan orang itu. Ketika ia teringat akan seseorang yang pernah dikenalnya, seseorang yang dibunuhnya dalam perang koalisi beberapa waktu lalu, Ding Feng sudah merasakan sesuatu menembus baju perangnya dan mengoyak paru-parunya. Benda yang dingin dan tajam juga besar.

Setelah memuntahkan darah buangan, Ding Feng kehilangan kesadaran dan ambruk ke tanah. Di punggungnya, pecahan perisai Xing Cai menancap kuat menembus baju zirah Ding Feng.

Bersamaan dengan jatuhnya tubuh besar itu, Guan Suo membuang gada besar yang ditahannya ke atas tanah.

Dari tadi ia tidak melihat wajah Xing Cai dengan jelas. Ia berada jauh di atas tebing namun masih mampu mengenalinya. Kini gadis itu hanya berjarak satu mayat setinggi nyaris dua meter dengannya.

Ia tidak menyangka gadis cupu berjerawat yang telah mencuri hatinya selama ini, telah berubah menjadi gadis perang yang berani dan … ia tidak pernah berharap gadis itu menjadi secantik ini, sama sekali tak pernah!

Dikiranya Xing Cai akan marah padanya. Teringat selalu bahwa Xing Cai hanya mencintai Guan Ping, kakaknya yang tidak pernah menganggapnya lebih dari anak kecil yang harus dilindunginya. Dikira Xing Cai akan membencinya karena Guan Ping tewas bersama ayahnya agar Guan Suo bisa selamat. Ia tidak pernah berharap gadis itu menatapnya dengan lembut seperti sekarang.

Disela desahan nafasnya yang menipis, Xing Cai tersenyum dan menghampiri Guan Suo. Wajahnya terlihat seakan semua beban menguap seketika saat ia melihat Guan Suo di hadapannya. “Guan Suo … syukurlah…”

Barangkali ia merasa nyaman, mungkin itu sebabnya Xing Cai segera rebah tak sadarkan diri begitu ia mempercayakan dirinya pada Guan Suo yang menangkapnya.

“Hei, hei, sadarlah. Xing Cai! Kita belum aman, kita masih di dalam tungku!” Guan Suo berusaha membangunkan gadis itu, namun panglima Zhang terlihat seperti sedang tertidur pulas.

Diangkatnya tubuh Xing Cai dan dibawanya keluar menembus kobaran api di kanan kiri.

Langkahnya terhenti saat beberapa prajurit Wu menghadang jalannya. “Musuh! Bunuh!”

Dalam hati Guan Suo merasa heran, ditengah kobaran api seperti ini masih sempat mereka memburu orang, bukannya turut menyelamatkan diri.

Satu langkah mundur dan Guan Suo membentak dengan galak. “Tunggu dulu!”

Enam prajurit itu berhenti melangkah seketika.

Guan Suo meletakkan Xing Cai di tepi sebuah tong perkemahan dengan hati-hati. Tanpa sadar tak jauh dari tempat itu ada pohon yang sedang terbakar hebat. Guan Suo melemaskan kedua bahunya dengan golok perang tentara Wu di tangannya. Saat ia menghampiri mereka, tentara Wu itu mengamati Guan Suo, lalu berkata. “Menyerahlah. Kami berenam.”

Guan Suo memamerkan permukaan pedangnya yang masih berlumur darah Lu Meng. “Belati ini … membacok Lu Meng beberapa hari lalu. Besinya tidak kubersihkan karena akan kugabungkan dengan darah Lu Xun, Xu Huang, dan beberapa orang lagi yang tak kuingat namanya. Aku tidak sembarangan menghunusnya kecuali ada tentara Wu yang ingin bergabung.”

“Mimpi. Namamu bahkan tidak pernah terdengar, kau sendiri masih bocah ingusan. Beraninya kau menantang kami, pejuang perang.”

“Guan Suo tidak asal bicara. Setiap kata yang saya luncurkan akan saya perjuangkan atau mati berusaha.” Bantah Guan Suo.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang