TWO
Daphne akhirnya bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu dan melongok keluar.
Entah mimpi apa dia semalam, dia begitu senang....Daphne melihat seseorang yang rasanya seperti mimpi. Daphne bahkan menahan nafasnya untuk beberapa saat. Entah kenapa seluruh tubuhnya terasa kaku. Dalam kondisi yang mengenaskan itu, tiba-tiba cowo itu yang tadinya menunduk sambil bersandar di tembok melihat ke arah Daphne dengan seluruh tubuhnya yang agak gemetar.
Mungkin inilah yang dinamakan rejeki nomplok. Daphne gak pernah berpikir sedikitpun akan bertatapan dengan orang yang sama yang dia lihat di ruang musik tadi. Bahkan pada hari yang sama, dia sudah ketemu orang ini dua kali.
"Hai" sapa cowo itu sambil tersenyum manis.
Ya Tuhan, lama-lama gue bisa diabetes kalau begini terus. Senyumnya manis, bahkan menurut Daphne senyumnya lebih manis daripada sirop satu botol."H..haa...ii."
Kenapa gue gagap lagi sih?
"Lo, yang namanya Daphne kan?" Cowo itu bertanya dengan sorot matanya yang lembut.
Samar-samar Daphne juga bisa mencium aroma gentle yang menempel pada cowo itu.Daphne gelagapan.
Omaigat, dia bahkan tau nama gue. But, Daph, relax. Jangan baper duluan.
"Iya, gue Daphne. Memangnya kalau boleh tau, ada apa ya?"
Yess, gue bisa ngomong lancar juga didepan doi. Pokoknya jangan sampe gue gagap lagi.
"Gue Jacob. Jacob Skyve."
Namanya aja bagus banget, orangnya keren, ganteng, populer lagi. Jadi berasa kayak si Ganteng dan buruk rupa.
"Oh, hai kak Jacob!"
Caper sedikit gak masalah kok Daph."Gak usah pake "kak" ya, gue jadi berasa tua kalo lo panggil gue pake "kak". Panggil gue Jacob aja ya. Gausah malu-malu."
"O..ok..aay." Daphne berusaha tersenyum. Daphne ingin memberikan senyuman terbaiknya."Hm, Daph?" Jacob memanggil gadis itu lagi. Jacob bahkan enggak sadar dengan apa efek dari panggilannya itu. Dia sudah membuat Daphne meleleh dengan suaranya.
"Iya?" Daphne yang dalam hati sedang jingkrak-jingkrak itu langsung menjawab panggilan Jacob.
"Lo udah tau soal tugas penelitian itu, kan?"
"Hm, iya. Gue udah tau kok"
"Pastinya lo tau kan kalo kita gak cuma berdua?" Cowo itu bertanya dan tatapannya pada Daphne melunak.
"Hm, iya. Masalah itu gue juga tau kok. Kenapa?"
"Gue kesini bermaksud mau ngenalin diri. Karena gue juga tau, pasti lo gak enak kan kalo harus nyamperin gue dan Jason? Tapi, sayangnya hari ini Jason gak masuk."
Duh, gentle banget sih si Jacob ini. Dia bahkan rela menemui gue duluan."Mungkin gue bisa kenalan sama dia besok atau lusa."
"Hm, kalo gitu besok gue akan nemenin lo kenalan sama Jason. Besok kita ketemuan di kantin aja ya."Daphne seneng bukan main. Kalo dia bisa salto, mungkin dia udah salto sekarang ini. Gimana engga? Ada cowo ganteng yang dia kagumi ngajak ketemuan lagi setelah dia nyamperin dan ngajak kenalan. Ya, meskipun besok gak ketemuan buat berduaan tapi kan lumayan. Setidaknya ada cowo kayak Jacob yang tau ada makhluk hidup bernama Daphne Adrienna di sekolah ini.
***************
"Lo kenapa senyam-senyum sendiri, Daph? Gue jadi ngeri mau deket-deket sama lo."
Kayla yang sedang bicara sambil sesekali minum jus jambu tanpa gula nya itu bingung karena tingkah aneh sahabatnya itu.
"Hm, gue gak kenapa-kenapa kok, Kay. Gak salah kan kalo gue cuma lagi murah senyum aja?"
"Pasti gara-gara tadi pagi ya? Yakan? Ngaku lo!" Kayla memberondong sahabatnya itu dengan berbagai pertanyaan.Ribet kalau punya sahabat yang udah mengerti kebiasaan kita bahkan sampai ke detail-detail perilaku kita. Contohnya, Kayla. Sepertinya dia udah tau banget seluk beluk Daphne luar dan dalam. Makanya dia tau kalau ada yang aneh sama sahabatnya ini.