Prolog

20 2 0
                                    

Aku tersenyum membalas sapaan Para kaum adam yang dengan riang menatapku penuh arti.

aku tidak mengerti arti tatapan mereka.

aku hanya menghela nafas dan mempercepat langkahku menuju ruang guru.

langkahku reflek terhenti. melihatnya

seseorang

dengan mata hazelnya

Dan sifat dingin dan tertutupnya yang membuat semua orang tunduk kepadanya. dialah sang Ketua Osis. dengan sifat yang penuh pertanyaan.

Aku tertarik.

Perasaan aneh yang tiba tiba timbul sejak pertama kali aku bertemu dan memulai hariku disekolah ku ini.

Dia yang menyadari kalau aku menatapnya hanya menatapku acuh seolah tak peduli, atau memang benar tak peduli.

Ternyata mengagumi sendirian itu sakit(?) Tapi tidak sesakit bersama orang yang tidak akan bisa menjadi pendamping kita pada akhirnya.

Aku melanjutkan langkahku yang terasa berat yang seolah ingin menatapnya lebih lama.

Meskipun terasa berat, itu lebih baik dibanding diacuhkan tak dianggap.

---

GafaelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang