i n t r o

5.8K 339 24
                                    

"Ara, mau jadi pacar aku?"

"Gak ah, kamu pendek."

*

"Ara, k--kamu m--au gak j--jadi p--ac--pacar a--"

"Sori, gak level sama yang gagu."

*

"Ara! Mau jadi pacar aku gak!"

"Kamu nembak apa ngamuk?"

*

"Ara, kamu laksana bidadari yang jatuh dari khayangan. Wajahmu bersinar layaknya mentari di pagi hari. Senyummu membuat hatiku berdebar kencang. Kecerdasanmu membuatku terpesona. Jadi, mau kah dikau wahai Tiara Geovani Herlangga menjadi pujangga di hatiku yang kesepian ini?"

"Emmm. Gini. Aku mau koreksi dikit. Yang berdebar itu jantung, bukan hati. Dan, bahasa sok puitis kamu gak keren sama sekali. Jadi, maaf aja ya."

*

"AranamaakuRianmaugakkamujadipacarakuplisterima."

"Wah, rap kamu keren ya."

"Ap--"

"Eh! Bu Nita udah masuk kelas aku. Dah!"

*

"Ara mau kah kamu jadi--"

"GAK MAU."

"Belom juga selesai ngomong, Ra."

*

Dulu, Ara yang dikejar-kejar para anak laki-laki di sekolahnya.

Tiada hari tanpa surat cinta dan pernyataan cinta.

Namun, kini ...

"Magenta!" Ara berteriak dari balkon sekolahnya.

Semua mata tentu langsung menatap ke arahnya. Tak urung Magenta. Cowok yang sedang berjalan menuju gerbang dengan tas hitam di punggungnya itu berhenti dan menatap Ara dengan alis terangkat.

"Mau gak jadi pacar gue?!"

Teriakan sontak membahana. Siulan menggoda terdengar dari penjuru gedung sekolah.

Satu suara seketika mengheningkan semua keriuhan itu.

"Maaf. Lo bukan tipe gue dan gue gak mau ditembak duluan."

Rasanya, Ara ingin melompat dari balkon saat itu juga.

*

Not Every Boy's First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang