Sudah setengah tahun semenjak Kaito menetap di Kudou Mansion. Sudah setengah tahun semenjak mereka berpacaran dan memilih tinggal disalah satu rumah dengan alasan agar tidak berpisah satu sama lain. Shinichi pun sudah terbiasa dengan keadaannya yang baru, yang tentu disukainya.
Meskipun perubahan yang sangat drastis dan romantis, tetapi masih ada satu hal yang tidak disukai Shinichi tentang Kaito. Yaitu ketampanan dan kejahilan yang saling melengkapi satu sama lain. Bagaimana tidak, tiap mereka berdua berjalan bersama yang paling pertama dilihat oleh para gadis saat itu juga adalah Kaito -bukti kalau ketampanannya membuat Shinichi cemburu. Dengan prinsip pesulapnya, Kaito membalas tatapan kagum mereka dengan cara memberi masing-masing dari mereka satu bunga mawar yang tidak pernah diberikan olehnya sejak pertama kali bertemu itu. Dan karena cemburu itulah yang membuat Shinichi ingin sesekali membuat Kaito merasakan hal yang namanya cemburu.
Pagi itu Shinichi sudah bangun mendahului Kaito -dia bangun terlalu siang untuk disebut kesiangan- dan sudah bersiap untuk mencari kasus. Saat dia membuat sarapan idealnya -kopi dan roti- Kaito memeluknya dari belakang dan memendam mukanya di perpotongan leher si detektif. Yang spontan membuat Shinichi mendesah pelan dan membuatnya harus bersusah payah mengumpulkan fokusnya kembali.
"Oh... sudah bangun? Bagaimana tidurmu?" Shinichi membuka suara agar Kaito memindahkan mukanya.
"Masih marah ya... " Kaito membaca maksud Shinichi.
"Kai... pindahkan kepalamu sekarang juga." Shinichi mulai menaikkan nadanya.
"Tidak mau... dan tidak akan." Kaito mengangkat kepala, melihat sekilas Shinichi dan mengembalikan kepalanya di perpotongan leher Shinchi.
"Terserahlah... aku ada urusan dengan Heiji jadi menyingkir... " Shinichi terpaksa memindahkan kepala yang malas itu dengan satu jari. Dan meninggalkan Kaito. Kaito hanya bisa menatap punggung Shinichi yang makin lama makin menjauh, hingga akhirnya terdengarlah deritan dari pagar yang dibuka.
Kaito sepi. Dia merasa sepi sekarang. Entah kesalahan apa yang diperbuatnya, sampai Shin-channya marah seperti itu. Meskipun sudah berpikir ribuan kali sambil mondar-mandir, tetap saja dia tidak menemukan kesalahannya. Sempat terlintas salah satu kesalahannya yang masih membudidaya sampai sekarang. Yang memang membuat Shin-channya sempat marah.
~~~ Flash Back ~~~
Sebulan yang lalu, hari Sabtu. Shinichi dan Kaito mengadakan acara bersih-bersih yang jarang sekali dilakukan oleh seorang laki-laki pada umumnya. Acara bersih-bersih itu diliputi dengan tawa dan canda. Sesekali Kaito memainkan tangannya dan mengeluarkan suatu benda yang berhasil membuat Shinichi kagum. Tetapi ditengah-tengah acara, Shinichi menemukan hal yang sangat aneh dan jarang ditemuinya. Dan barang aneh itu malah menjadi biang pertengkaran dua sejoli itu yang untungnya berakhir bahagia.
Dan kebesokannya, Kaito mencari barang yang katanya Shinichi aneh dan menyimpannya sendiri. Apa daya, siapa cepat dia dapat. Shinichi sudah merusak barang itu dan membakarnya.
"Shin-chan... apa yang kamu bakar itu?" Kaito mendongak dan mendapati abu hasil pembakaran.
"Majalah yang sangat-sangat tidak ingin aku lihat, tetapi aku ingin membakarnya." Shinichi tersenyum dingin menatap abu seolah itu adalah rival besarnya.
"HAH!!! Shin-chan, itu adalah hasil jerih payahku. Aku menabung tiap bulan untuk mendapatnya... dan sekarang kamu membakar jerih payahku... " Kaito meratapi abu pembakaran. Tetapi Shinichi terlihat senang karenanya.
'Bakaito... Kaito wa Baka...' Shinichi senang diluar, tetapi cemberut dalam hatinya. Seolah ingin merutuk Kaito, tapi apa daya hanya perasaan sayanglah yang dominan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Punishment
FanfictionA KaiShin fanfiction based on the Late April Fool Day. Kaito punya rahasia yang sudah diketahui oleh Shinichi. Shinichi pun marah dan balas dendam. Dan balas dendam itu membuat Kaito aneh. Ati-ati geje, typo, rated m, kata-kata ajaib bin aneh, OOC...