That Autumn (part 2)

107 1 0
                                    

Seulhee masih diam. Sebenarnya ia ingin sekali menjawab "iya" pada Hanbin. Tetapi gadis itu masih ragu. Setiap hubungan selalu membangkitkan trauma pada dirinya. Pasalnya orang tua Seulhee berpisah pada saat Seulhee berusia 6 tahun. Mereka berpisah karena Ayah Seulhee ketahuan berselingkuh dengan istri Presiden Direktur di tempatnya bekerja. Hingga karena peristiwa itu Ayah Seulhee harus kehilangan pekerjaan serta bercerai dengan istrinya. Ibu Seulhee yang tak kuat menahan malu karena kelakuan mantan suaminya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Ayah Seulhee menghilang begitu tahu mantan istrinya telah meninggal karena bunuh diri. Akhirnya Seulhee tinggal dan dibesarkan oleh neneknya. Sampai sekarang ia bahkan tidak pernah mendengar kabar dari Ayahnya itu.

Selama ini Seulhee tidak pernah berpacaran dan menjalin hubungan dengan siapapun. Peristiwa yang terjadi pada orang tuanya seperti membawa trauma tersendiri bagi dirinya. Ia takut akan mengalami peritiwa yang serupa seperti kedua orang tuanya. Ia takut jika nanti laki-laki yang bersamanya akan menghianatinya juga. Tetapi setelah Hanbin mengutarakan perasaannya padanya, hati Seulhee jadi goyah. Ia terpikat dengan pesona Hanbin. Ia sadar kalau ia juga menyukai sahabatnya itu. selain itu ia yakin kalau Haanbin adalah pemuda yang baik―yang tidak akan mungkin menyakitinya. Seulhee berpikir sejenak.

"Joahaeyo," kata-kata itu tergelincir begitu saja dari bibir Seulhee.

Hanbin gembira bukan main mendengar jawaban dari Seulhee. Ia kemudian menarik tangan Seulhee dan membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Tiba-tiba air mata Seulhee jatuh membasahi pipinya. Hanbin segera melepaskan pelukannya dan menghapus air mata itu dari mata indah Seulhee.

***

Hubungan Hanbin dan Seulhee terjalin sangat manis. Mereka menjadi couple yang membuat iri teman-temannya di sekolah. Ini adalah semester akhir dari pendidikan mereka di SMA. Kabar mengejutkan datang ketika Hanbin mendengar bahwa YG Entertainment membuka audisi terbatas untuk menjadi trainee dalam perusahaan tersebut. Tentu saja kabar itu membuat Seulhee sangat terharu. Ia bersyukur karena Tuhan membuka jalan untuk mewujudkan impian dan cita-cita Hanbin―pemuda yang dicintainya.

Setelah mengikuti audisi, Kim Hanbin menjadi salah satu pemuda yang diterima sebagai trainee di YG Entertainment. Jelas berita itu membuat Hanbin bersukacita. Ia akan memulai trainee dan masuk ke asrama YG Entertaiment setelah akhir studinya. Karena merasakan kegembiraan yang luar biasa, Hanbin tak henti-hentinya berbicara panjang lebar mengungkapakan betapa exited-nya ia bisa masuk ke perusahaan itu pada Seulhee. Bahkan ketika di dalam bus saat mereka pulang bersama dari sekolah. Seulhee mendengarkan semua ungkapan kegembiraan Hanbin. Ia bisa melihat betapa bahagianya pemuda yang dipacarinya itu.

Sebenarnya, ada yang disembunyikan Seulhee dari Hanbin. Walaupun ia gembira dengan keberhasilan Hanbin masuk YG Entertainment, disisi lain ia harus dihadapkan dengan kenyataan kalau beberapa saat yang lalu Ayah Seulhee tiba-tiba muncul dan mendatangi gadis itu. Ayah yang selama ini tidak pernah dikenalnya. Pertemuan Seulhee dan Ayahnya penuh dengan keharuan. Laki-laki itu datang meminta maaf pada Seulhee dan neneknya. Ia menyesal telah membuat luka pada keluarganya. Saat ini ia telah hidup dengan baik di Italia. Ia kembali ke Korea bermaksud untuk mengajak Seulhee dan neneknya tinggal di Italia bersama dengannya. Tentu saja hal itu membuat Seulhee dan neneknya sangat terkejut.

Seulhee ingin sekali menceritakan itu semua pada Hanbin. Tetapi ketika ia melihat rona bahagia yang menghiasi wajah Hanbin, gadis itu mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin kegembiraan Hanbin terusik setelah mendengar ceritanya soal kedatangan Ayah Seulhee yang mendadak.

***

Di halte bus menjelang hari kelulusan,

Hanbin melihat wajah Seulhee yang kelihatannya sedang muram.

"Seulhee-ya, gwenchanayo?"

Seulhee menoleh ke arah Hanbin. Mungkin inilah saatnya ia memberitahu Hanbin soal kedatangan Ayahnya.

"Oh. Na."

Belum sempat Seulhee menjawab tiba-tiba mereka berdua mendengar sebuah teriakan tidak jauh dari halte tempat mereka menunggu bus. Orang-orang berlarian dan mengerumuni asal suara itu. Hanbin dan Seulhee tak kalah terkejutnya. Mereka juga beranjak menghampiri kerumunan orang-orang itu.

Seseorang berkata kalau ada seorang gadis cantik yang tiba-tiba pingsan. Hanbin dan Seulhee mencoba menerobos kerumunan.

"Oh? Kim Seolhyun?" ujar Hnbin ketika melihat wajah gadis yang pingsan itu.

Seulhee menoleh, "Kau mengenalnya?"

"Seulhee-ya, chakkama,"

Hanbin mendekati gadis yang sedang tak sadarkan diri itu dan mencoba membangunkannya. Pemuda itu terlihat sedikit panik. Tidak lama kemudian ambulance datang untuk membawa Seolhyun ke rumah sakit. Hanbin turut serta menaiki ambulance itu karena ia tidak tega melihat Seolhyun dibawa ke rumah sakit seorang diri.

"Seulhee-ya, aku pergi dulu. Nanti aku akan meneleponmu!"

Ambulance itu pergi. Seulhee hanya terdiam melihat itu semua. Ia bahkan tidak berbicara sepatah katapun pada Hanbin sejak pemuda itu mengenali wajah gadis yang sedang pingsan tadi.

Seulhee menhembuskan napasnya yang berat.

"Mungkin dia adalah teman Hanbin,"

***

Sudah dua hari Seulhee tidak melihat Hanbin. Terakhir kali mereka bertemu saat terjadi insiden gadis pingsan di dekat halte bus. Pemuda itu juga tak kunjung menghubunginya. Padahal besok merupakan hari kelulusan mereka.

Siang itu Seulhee datang ke rumah sakit untuk mengantarkan neneknya ceck up rutin memeriksa kadar kolesterol dan kadar gula dalam darahnya. Ketika sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, tiba-tiba dari kejauhan Seulhee melihat Hanbin sedang berjalan di lobi.

"Kim Hanbin? Apa yang sedang dilakukannya disini? Apa dia sedang sakit?"

Seulhee segera berlari mengejar Hanbin.

"Hanbin-ah!" teriak Seulhee.

Hanbin tak mendengar panggilan Seulhee. Ia terus berjalan menjauh.

"Yaa! Kim Hanbin!" teriak Seulhee lagi.

Karena Hanbin tidak juga mendengar teriakan itu, akhirnya Seulhee memutuskan untuk mengikuti langkah Hanbin. Hanbin berbelok di koridor, dan tampak memasuki sebuah ruangan rawat inap. Seulhee terus mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di depan pintu yang dimasuki Hanbin langkah Seulhee mendadak terhenti. Ia tercekat melihat Hanbin memeluk seorang gadis yang sedang duduk di atas tempat tidur. Seulhee teringat dengan wajah gadis itu. Ia adalah gadis yang pingsan di dekat halte bus beberapa hari yang lalu. Gadis itu adalah Kim Seol-hyun.

Tiba-tiba Hanbin melepaskan pelukannya dan menatap lekat Seolhyun.

"Jangan takut. Aku akan selalu menemanimu,"

Perkataan Hanbin itu seperti sebuah hantaman keras pada hati Seulhee. Ia merasakan dadanya sesak. Air mata berebutan keluar dari kelopak mata Seulhee dan meluncur di kedua mata Seulhee. Hatinya terasa sangat sakit. Tubuhnya bergetar hebat.

Tanpa sengaja Seolhyun melihat Seulhee yang sedang memperhatikannya berbicara dengan Hanbin. Tiba-tiba gadis itu menarik lengan Hanbin dan memeluknya.

"Kau berjanji akan terus disisiku selamanya?"

"Oh. Aku berjanji,"

To be continued . . .

That Autumn (iKON' B.I FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang