Eunoia

1.5K 192 12
                                    

"Datang lagi, Park?"

Jimin meringis kecil, lalu terkekeh kikuk ketika sore pertama hari itu ia disambut dengan sapaan manis dari seorang Kim Taehyung dan raut wajahnya yang sok polos dengan satu alis terangkat. Bukannya Jimin tidak tahu bahwa Taehyung mencoba mentertawakannya. Ia tahu, sungguh. Hanya saja, Jimin terlalu malu untuk mengaku dan itu membuatnya terlihat bodoh.

"Hai, Tae."

Alih-alih membalasnya dengan cengiran yang sama, Taehyung malah mendengus geli. Jahat, astaga.

"Kalau kau mencari—"

"Ah! Baiklah, baiklah, aku tahu," potong Jimin panik. Lantas mendorong pintu kaca yang menghubungkan ruang tunggu dan taman belakang sekolah, "tidak perlu berbicara dengan suara keras seperti itu juga, dasar bodoh."

"Jangan sebut aku bodoh," protes Taehyung sebal, tapi tidak mencoba menghentikan Jimin. "Lagi pula, aku kan hanya memberi informasi. Siapa tau kau butuh, meh."

Jimin tergelak. "Terima kasih atas perhatianmu,"

Taehyung menirukan gerak muntah dengan pura-pura.

"Tapi, kau jelas tahu siapa aku, Taehyung-ah,"

Bahu berkedik tak acuh. "Whatever. Dasar kau stalker kelas ikan teri. Sudah, ya. Aku harus mengurus anak-anak di ruang bermain, dasar bocah tidak bisa diam. Kapan mereka dewasa, sih?"

"Seperti kau tidak pernah menjadi bocah saja," ketika Taehyung hendak membalas, Jimin kembali menyela. "Omong-omong, tadi Jungkook menanyakanmu di kampus."

Taehyung terbatuk, lalu mengalihkan fokus pandangannya dan segera berlalu.

"Berisik."

"Wajahmu merah, Tae."

"Pergi sana dan temui saja Yoongi-hyung! Husssh!"

.

.

.

[Orang bilang, kau bisa tahu ia seorang guru taman kanak-kanak dari gerakan matanya]

.

.

.

Min Yoongi namanya.

Kali pertama Jimin bertemu dengan pemuda galak tapi sekaligus manis seperti gula itu adalah ketika ia berkunjung ke sebuah taman kanak-kanak di mana Taehyung bekerja sebagai pekerja sambilan. Mungkin aneh mendengar mahasiswa jurusan sastra macam Taehyung yang aneh itu bisa menjadi seorang guru (apalagi mengurusi bocah kecil yang berisik dan tidak bisa diam, mirip sepertinya), tapi karena pemilik taman kanak-kanak yang dimaksud adalah paman dan bibinya, Taehyung rela membantu.

Lalu, suatu siang di saat Jimin terpaksa mengantarkan kamus besar milik sahabatnya yang ceroboh itu, Ia melihat Min Yoongi. Berdiri di antara kerumunan bocah-bocah, berusaha mengulas senyum tipis—tipis sekali—di balik gurat wajahnya yang datar dan terkesan dingin.

Ada yang bilang, itu bisa disebut love at first sight. Tapi rasanya terdengar konyol. Dan klise.

Namun, persetan dengan hal klise, Jimin terlalu dibutakan oleh cinta.

"Serius, Jimin. Aku tidak akan terkejut kalau kau lebih cepat tua karena terlalu sering datang kemari,"

Cara bicaranya memang menusuk, tapi elegan di saat bersamaan. Jimin kerap kali beterima kasih kepada Taehyung karena sudah mengenalkan dirinya kepada Min Yoongi sehingga mereka bisa berbincang seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eunoia (MinYoon Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang