Aku duduk bersilang kaki sambil menenggak sebotol vodka di tanganku. Senjari melirik kiriku yang tengah larut dalam keremangan.
"Ah ..."
Desahan, tiap kali melintas di telingaku. Tiap kali aku mulai menenangkan semua beban pikiranku. Alunan musik dj mulai membuatku larut dalam keheningan malam, ditengah teriakan gembira kami, yang selalu kami panjatkan setiap malamnya.
Kami para burung yang melepaskan diri dari tali yang mengikat kami. Mencari jati diri yang menjadi tonggak hidup kami. Mungkin ini hidup kami, larut dalam keremangan dan desahan jeritan kami. Semua terjadi malam hari, dan paginya kami akan tertidur bagai kelelawar yang membalut tubuhnya.
Aku juga ikut bernari bersorak riang bersama para lelaki itu. Bebas. Aku cukup meraskannya untuk kali ini. Dan Harry selalu menemani malamku. Bersama tiga bidadari yang selalu memeluk tubuhnya.
Begitulah temanku itu, ia selalu menganding banyak wanita dan pada akhirnya akan tidur bersamanya. Mereka melakukannya di apartemenku. Di kamarku. Dan amukan keduanya menbuat kamarku seperti kapal pecah.
Aku cukup memaklumi kelakuannya. Aku tidak peduli ia harus meniduri berapa wanita lagi hingga ia puas. Aku juga tidak akan melarangnya. Karenanya aku bisa bebas seperti burung layaknya saat ini.
Opss lupa. Namaku, Queenzi Salshabilla, dan temanku Harry, Harry Style. Si penikmat sex di kamar 2121. Apartemenku.
One like to next story 😘😘😘

YOU ARE READING
Bitches
Teen FictionHidupku jauh berbeda, aku burung yang melepaskan diri, hidupku begitu kejam, alkohol menjadi minuman mineralku. Rokok permenku, dan lelaki menemaniku. Kau tak akan mengerti hidupku, selain kau mengalami kerasnya hidup untuk menanti kematian.