Saved

44 1 0
                                    

          Hembusan angin menerpa rambut Vanza dalam renungannya diindahnya siluet langit senja, ia terduduk manis dihalaman depan rumahnya dalam suasana senja itu,  Vanza mengkhawatirkan keadaan kekasihnya Niall Horan yang sedang membela Timnas Inggris dalam kejuaraan Euro. Ya, beberapa  hari lalu saat Inggris bertemu dengan Italia Niall mengalami cidera cukup serius dibagian betisnya akibat salah satu pemain lawan menekel keras kakinya saat ia berada didepan gawang.

“beberapa jam lagi pertandingan dimulai, apakah Niall akan dimainkan ya? Dan bagaimana keadaannya sekarang? Ah, semoga ia tidak dimainkan saja aku sangat mengkhawatirkankan keadaannya.” Ungkap Vanza dalam hati. Vanza ingin beranjak dari tempat duduknya berniat masuk kedalam rumah karena langit sudah mulai gelap, namun sesuatu menghentikan langkahnya, ia melihat ponselnya berdering dan seketika raut wajahnya berubah menjadi sumringah karena Niall menelfonnya.

“hello honey.. bagaimana keadaanmu sekarang?.” Tanya Niall.

“I’m fine babe, how about you? Dan bagaimana dengan kakimu? Apakah kau akan dimainkan nanti malam?.”  Vanza menjawabnya dan kemudian memberikan pertanyaan secara membabi buta.

“I’m fine hun.. dan aku akan dimainkan nanti malam, don’t worry hun.. everything will be alright”. Jawab Niall dengan tersenyum.

“tapi bagaimana dengan kakimu..??.”

“masih sedikit sakit, but it’s okay pelatih masih mempercayaiku untuk bertanding, ku harap kau melihatku nanti.”

“ya, pasti aku akan melihatmu ditelevisi nanti, ini kan semi final.”

“tidak! Aku ingin kamu melihatku langsung distadion.”

“tapi tiketnya sudah habis Niall.” Keluh Vanza.

“Oh yeah..??.” balas Niall dengan nada menantang.

“Yeah, setiap pertandingan besar akan menghabiskan tiket lebih cepat.” Jawab Vanza yakin.

“apa kau melihat amplop dimeja depan rumahmu?.” Tanya Niall, lalu kamu memperhatikan sekeliling meja diteras rumahmu dan menemukan sebuah amplop yang dimaksud Niall.

“Oh… jadi kau sudah merencanakannya, oke I’ll be there.” Jawab Vanza dengan tersenyum gembira.

~skip at wemble stadium

Vanza duduk dibangku VIP paling depan ditemani sahabatnya Eleanor yang juga kekasih teman serekan Niall di timnas yaitu Louis.

         Pertandingan telah dimulai,  Bertanding di Wemble stadium, Inggris nyaris mencetak goal di menit ke-10. Sebuah umpan silang Zayn Malik, yang diterima Louis Tomlinson berhasil melewati kiper Belanda dengan tumitnya, tapi bola masih bergulir di samping gawang. empat menit kemudian Belanda menusuk ke kotak penalti Inggris, sebelum Van Persie terjatuh setelah berduel dengan Liam Payne. Belanda terus terlihat berbahaya, dan kembali memperoleh peluang di menit 31. Arjen Robben berhasil melewati Liam, namun sentuhan akhirnya tidak menemui bidang sasaran, tipis melebar di sisi gawang Harry. Tak lama kemudian wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan babak pertama dengan hasil kaca mata 0 – 0.

“bagaimana menurutmu pertandingannya Vanza..”. Tanya El.

“cukup menegangkan.”.Jawab Vanza singkat.

“ya.. kau lihat tadi kekasihku Louis? Dia sungguh hebat bukan..??.” ungkap El dengan pendapatnya tentang kekasihnya.

“Ya, dia hebat dan aku belum melihat Niall.” Jawab Vanza sambil menunduk.

“bukannya dia kemaren cidera?.”

“iya, tapi tadi dia menelfonku katanya ia akan dimainkan.”

“Oh… calm down (YN) mungkin dia akan diturunkan pelatih dibabak kedua nanti.” El menenangkan.

“semoga saja.” Balas Vanza berusaha tenang.

~

Babak kedua telah dimulai, dan… yap Niall masuk menggantikan Steven Gerrard Steven. Vanza mulai tersenyum karena Niall tidak berbohong.

          Pada menit ke-57, Niall nyaris mencetak gol untuk Inggris. Sayang tendangan melengkungnya dari kotak penalti masih bisa ditepis penjaga gawang Belanda. dimenit ke-70, Robben berhasil mencetak gol untuk Belanda.  Skor menjadi 0 – 1, Belanda unggul atas Inggris. Inggris melakukan serangan balik oleh pemain pengganti Niall Horan, namun ia mendapatkan tekel keras dari pemain lawan. Kubu timnas Inggris meminta penalti, tapi wasit tidak menggubrisnya.

Sedangkan Vanza mulai khawatir dengan keadaan Niall, ditambah cideranya kemarin yang belum 100% sembuh, Vanza mulai meneteskan air matanya karena tak tega melihat Niall terguling kesakitan di lapangan. Namun Niall tetap memilih untuk meneruskan bertanding.

Pada menit 73 Usaha Inggris akhirnya berbuah hasil. Berawal dari umpan terobosan brilian dari Louis Tomlinson, Zayn berhasil menceploskan bola ke gawang Belanda setelah sempat mengenai kaki pemain belakang Belanda . Skor imbang 1-1.

“huft, akhirnya goal juga, menegangkan bukan.” Tanyal El ke Vanza.

“ya! Sangat menegangkan tapi bagaimana dengan Niall?.” Jawab Vanza murung.

“tenanglah.. dia akan baik-baik saja.”

Pertandingan berjalan sangat menegangkan, terlebih waktu menunjukan menit ke 80 menandakan pertandingan akan berakhir 10 menit lagi.

         Pertandingan terus berjalan secara sengit, dan Niall kemudian memecah skor di menit 89. Bermula dari korner pendek, Liam Payne melepaskan umpan silang ke kotak penalti, dan Niall melakukan diving header yang membongkar gawang Belanda. Skor berbalik menjadi 2-1. Seluruh stadion bergema menyaksikan pertandingan yang dramatis ini, semua pemain Inggris berlarian merayakan goal, sedangkan Niall justru merayakan goalnya dengan sambil melepaskan jersey-nya yang ternyata ada tulisan yang  ingin ia tunjukan di kaos dalamnya yaitu “Vanza will you marry me?” kemudian Niall berlari kearah penonton menuju Vanza yang berada paling depan ditribun penonton, lalu Niall memeluk Vanza walaupun ada pembatas pagar. Sontak itu membuat suasana stadion menjadi ramai, perasaan senang dan haru bercampur menjadi satu.

“will you marry me babe?.”  ungkap Niall sambil melepaskan pelukannya.

“Yes, I will babe..” jawab Vanza tersenyum gembira.

Niall kembali ke lapangan dengan berlari masih dalam kegirangannya karena berhasil mencetak goal, tak lama kemudian wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Setelah pertandingan selesai para pemain berkumpul ditengah lapangan seperti biasa, lalu mebubarkan diri dan saling bersalaman satu sama lain. Kemudian seorang reporter olahraga menghampiri Niall yang sedang berjalan dipinggir lapangan.

Reporter: “bagaimana pendapat anda tentang pertandingan ini?.”

Niall: “sangat menegangkan.”

Reporter: “beberapa hari lalu anda dikabarkan sedang cidera cukup parah, bagaimana anda bisa melawannya?.”

Niall: “Ya, saya berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengecewakan orang yang telah mempercayai saya, dan yang terpenting adalah yakin tentang kekuatan yang ada pada diri kita.”

Reporter: “tadi anda melakukan selebrasi dengan melepas jersey anda lalu menunjukan sebuah tulisan, apakah itu untuk kekasih anda?.”

Niall: “Ya, tentu! Vanza adalah kekasihku (sambil nunjuk tribun penonton tempat Vanza duduk) dan Kami akan segera menikah, mungkin setelah Euro berakhir.”

Reporter: “Oke, terimakasih atas waktunya, semoga Inggris dapat menjuarai ajang kejuaraan Euro tahun ini.”

Dan Kemenangan dramatis ini membuat Inggris lolos ke final Euro lewat goal penyelamat Niall James Horan. Vanza dan Niall memutuskan untuk melangsungkan pernikahan setelah ajang kejuaraan Euro berakhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SavedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang