Aku meninggalkan tempat itu dan melupakan Alex. Aku melirik ke arah tengah kota. Disana banyak sekali lilin yg menyala.. indah sekali.
"Benda itu bersinar.! Seperti bintang.. oh Tuhan! Indah nya." Teriakku sambil terbang diatasnya.
Tiba2 seorang lelaki memandangi ke arahku. Kurasa.
Matanya terlihat lebam. Mungkin abis nangis, pikirku. Tapi aku mengenalnya, dia Alex."Kau kenapa?" Ucap ku begitu saja didepannya. Aku langsung tersenyum saat ku ingat kalau dia tak bisa melihatku.
Aku berniat iseng padanya.
"Hei! Kau kenapa kau menatapku?"
"Apa aku cantik?"
"Baiklah. Aku akan membantu masalah pada dirimu."
Tertunduk. Dia hanya diam. "Aku akan membantumu." Bisikku padanya. Kemudian aku terkekeh.
"Apa benar?" Dia langsung menatapku tajam. Heran, kikuk, dan bingung. Aku melongo.
"Kau mau membantuku?"
"Hah? Kau bisa melihatku?"
"Kenapa tidak? Kau adalah harapan terakhir untuk menolong hidupku."
"Bagaimana bisa?"
"Kumohon? Please! Hanya kau yg mau membantuku."
Aku ngeri tapi apa boleh buat. Aku telah berjanji..!
"Baiklah. Tapi jangan bilang siapapun tentangku."
Dia mengangguk pelan kemudian tersenyum lirih.