No!!!

4K 207 101
                                    

"Jangan pisahkan kami!!!" suara Choi Seungcheol hari itu menggelegar sampai di parkiran bawah tanah milik gedung Pledis Entertainment.

"Tapi Seungcheol itu memang sudah seharusnya. Kalian tidak bisa bersama."

"Kenapa tidak bisa? Apa yang salah?" Seungcheol kembali bertanya kepada pria paruh baya di depannya. Pria yang menjabat sebagai CEO Pledis Entertainment itu hanya dapat menghela nafas lelah.

Melihat Han Sung Soo hanya diam tanpa menanggapi omongannya, Seungcheol menggenggam tangannya dengan erat. "Apa... apa karena kami sama-sama pria? Apa itu alasan mu Sajangnim?"

Para member yang melihat Leader mereka menahan marah hanya dapat terdiam. Tidak mau mencampuri urusan antara hyung dan bos mereka. Bukannya mereka tidak peduli dengan keadaan Seungcheol sekarang -mereka sangat peduli- hanya saja mereka terlalu takut untuk menentang perintah dari bos mereka. Seventeen masih seumur jagung, jika mereka menentang bisa-bisa karir Seventeen rusak.

Tapi hal itu tidak berlaku dengan Yoon Jeonghan. Pemuda dengan julukan Cheonsa itu berdiri kemudian berjalan menuju Seungcheol dan Han Sung Soo dengan langkah berani. Tak akan dibiarkannya Seungcheol berusaha seorang diri.

Jeonghan menggenggam jari jemari Seungcheol yang terasa dingin kemudian menatap Sung Soo dengan pandangan berani. "Kau tidak bisa melarang kami jika alasannya seperti itu."

Sung Soo menatap kedua tangan yang saling bertautan di depannya, kemudian kembali Sung Soo menghela nafasnya dalam. Entah sudah berapa kali hari ini dia menghela nafasnya hanya karena pasangan ini. Perkataan ibunya tentang semakin banyak kau menghela nafas maka akan semakin sedikit rejeki yang kau dapat terngiang di kepalanya. Dan hal itu sukses membuat kepalanya menjadi semakin pusing. Jika pendapatannya berkurang akan sangat bahaya. Nasib istri dan anaknya benar-benar dipertaruhkan hari ini.

"Bukan maksud ku untuk memisahkan kalian, tapi ini sudah keputusan perusahaan."

"Kenapa kalian kejam sekali pada kami? Apa salah jika kami ingin seperti ini? Bukan kah perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan?" mata Jeonghan berkaca-kaca, suaranya juga terdengar pecah. Sekuat tanaga ditahannya luapan air di keopak matanya.

Seungcheol mengeratkan genggamannya pada jemari Jeonghan. Tangan kanannya perlahan bergerak menuju wajah Jeonghan. Memberikan usapan lembut pada pipi sang kekasih. Menatap mata kekasihnya dalam. Perlakuan manis yang sama sekali tidak lepas dari pandangan tajam Sung Soo.

"Jangan menangis. Kita pasti bisa." Seungcheol kembali mengarahkan pandangannya pada Sung Soo. "Kami akan tetap bersama. Seperti apa pun kalian mencoba menjauhkan kami. Kami tidak mau harus kembali berpisah karena keegoisan kalian."

Sung Soo mengerutkan keningnya yang memang sudah mulai mengerut. Memandang Seungcheol dengan pandangan tidak percaya. Egois bocah ini bilang? Bukan kah yang harus dibilang egois itu dirinya sendiri?

"Seungcheol, Jeonghan, mengerti lah ini untuk kebaikan Seventeen sendiri."

"Bohong! Ini bukan untuk kabaikan Seventeen. Semua member sudah setuju," serentak semua member yang mendengar ucapan Seungcheol menganggukan kepala, menyetujui ucapan hyung mereka. Mereka semua memang sudah tahu hal itu. Seungcheol dan Jeonghan sudah mengatakannya kepada mereka, dan mereka tentu saja mendukung. Jika itu memang untuk kebahagiaan kedua hyung mereka mengapa tidak. "Hanya kalian yang tidak menerimanya."

"Ku mohon Sajangnim kami tidak ingin harus kembali berpisah," Jeonghan menatap bosnya dengan penuh harap. Berdoa dalam hati semuga pria ini berbaik hati pada orang seperti mereka. Jeonghan sangat ingat bagaimana menderitanya ia dengan Seungcheol ketika harus terpaksa berpisah -atas saran manajer- sesaat sebelum Seventeen melakukan syuting untuk acara One Fine Day. Dapat melihat Seungcheol di sekitarnya tapi untuk mendekati pemuda itu saja dia tidak bisa. Tak pernah dia bayangkan Seungcheol yang begitu dekat dengannya malah terasa sangat jauh dari jangkauannya. Untung saja penderitaan itu tdak bertahan lama, di penghujung syuting mereka dapat kembali bersama.

Just CoupsHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang