My Son

3K 238 40
                                    

Title ★ My Son

Disclaimer ★ One Piece by Eiichiro Oda

Author ★ Aika Licht Youichi

Genre ★ Family, etc.

Warning ★ Canon abal²an dan silahkan lihat sendiri.

Cuaca malam ini sangat buruk, mendadak datang angin kencang dan hujan deras yang menyelimuti Kerajaan Goa termasuk desa Fuusha yang berada di East Blue. Sejauh mata memandang tidak ada yang terlihat berkeliaran di luar mengingat cuaca yang sangat buruk, mungkin cuaca seperti ini akan bertahan sampai besok pagi.

Dengan segelas teh di tangannya, seorang Kakek menikmati jalannya kehidupan sembari mengingat-ngingat apa yang telah terjadi semasa lampau terutama di rumah kecilnya ini. Banyak kenangan yang terjadi di sini, terutama kenangan buruk tentang keluarganya yang selalu melekat pada ingatannya.

Di sini dia tidak bisa melindungi anaknya, dia tidak bisa menghentikan sebuah bencana yang akan terjadi, dia juga tidak bisa melakukan apapun selain diam di balik topengnya. Tapi dengan diam inilah memang jalan yang terbaik untuknya dan anaknya, meskipun dia tahu kalau suatu hari nanti semua yang tersembunyi akan terungkap dengan lebih menyakitkannya lagi. Setidaknya, ada cucu yang akan dia didik menjadi sepertinya untuk membanggakannya ke seluruh dunia nanti.

Tok! Tok! Tok!

Kakek itu sedikit tersentak dengan suara ketukan dari luar, jika ada orang datang di cuaca yang buruk seperti ini pasti ada hal penting yang orang itu perlukan darinya.

Tidak menunggu lama lagi, Kakek itu segera membuka pintu rumah kayunya dan sedikit kaget saat melihat gerangan siapa yang datang. Tampak seorang pria berjubah berwarna hijau tua dan membawa sesuatu dipelukannya, Kakek itu sangat mengenali siapa tamunya malam ini.

"Masuklah. . ." Katanya dengan segera. Setelah tamunya itu masuk, Kakek itu menutup pintu dan kembali pada kursinya. "Bisakah kau datang pada cuaca yang baik?"

"Karena cuaca seperti inilah aku akan datang, biar bagaimanapun tidak ada yang boleh tahu aku ke sini meskipun itu anak buahku sekalipun." Ucap pria tersebut tanpa ekspresi, dia menatap Kakek itu lurus, tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya pada bayi yang dia gendong sejak tadi karena suara isakannya.

Kakek yang masih punya setengah rambut hitam di kepalanya itu mengangkat alis dan mulai serius. "Siapa yang kau bawa itu?"

"Ini anakku, Ayah." Ucap pria itu dengan senyuman tulusnya.

Kakek yang dipanggil Ayah oleh pria itu tersentak entah yang kesekian kalinya sejak anaknya itu datang. Dia sudah lama tidak pernah bertemu dengan anaknya dan melihat senyumnya, lalu anaknya datang dengan membawa seorang bayi yang diketahui adalah cucunya, terlebih lagi dia juga merindukan sebutan Ayah keluar dari mulut anaknya itu. Kakek itu menahan senyumannya, mulai luluh dengan tangisan cucunya.

"Tolong rawatlah dia, Ayah." Pinta pria yang mempunyai tato di wajah kirinya itu, siapapun yang melihatnya pasti tahu siapa dia.

Namanya adalah Dragon, seorang pemimpin dari revolusioner. Dia dikenal sebagai kriminal yang paling dicari meskipun organisasinya baru-baru saja bergerak, si Ayah pasti juga mengetahui apa saja yang dilakukan anaknya mengingat dia adalah Wakil Admiral Angkatan Laut yang bekerja di bawah Pemerintahan Dunia dan dia dikenal dengan nama Garp si pahlawan Angkatan Laut.

"Sudah kuduga kau akan mengatakan seperti itu." Kata Garp.

"Aku tidak bisa membawanya, tak ada yang boleh tahu identitasnya."

"Tapi di dunia ini, dosa Ayahnya akan dibawa juga oleh anaknya, sampai kapanpun."

Angin semakin keras meniup, membuat rumah itu sedikit berdecit seperti mau runtuh. Lilin yang menjadi penerangan satu-satunya di rumah itu bergerak-gerak tertiup angin yang masuk lewat celah-celah kecil rumah, membuat Garp tergerak meneguk tehnya yang hampir dingin.

"Hanya Ayah yang bisa kumintai tolong." Hanya ini yang bisa Dragon katakan.

Garp akhirnya mengalah, dia mendekati anaknya dan mengambil alih gendongan pada cucunya. Dia tersenyum saat melihat bayi itu, begitu mungil dan lucu. Tidak akan ada yang pernah menyangka kalau anak ini adalah keturunan iblis yang sangat dia sayangi.

"Kau sama saja dengan Roger, tapi akan kujadikan dia Angkatan Laut yang hebat sepertiku."

"Tak apa, aku rasa dia akan menuruni sifatku."

Dragon tersenyum saat melihat Ayahnya mengganti selimut bayinya yang sedikit basah dengan selimut yang dia ambil di lemari, tapi dia terhenti sejenak karena melihat sebuah kertas dan amplop yang cukup tebal. Dibacanya tulisan pada kertas tersebut, hanya ada sebuah tulisan nama dan tanggal.

"Namanya Monkey D. Luffy, dia baru saja lahir beberapa hari yang lalu."

"Dan ini?" Tunjuk Garp pada amplop tebal tersebut.

"Beberapa Berry untuk biaya perawatan Luffy."

"Heh, kau kira aku pengasuh anak apa?"

"Akan kukirimkan setiap tahun pada Ayah."

"Tidak perlu, dia hidup bersamaku berarti dia harus menjadi sepertiku. Aku tidak mau berutang budi pada anak kurang ajar sepertimu."

Dragon kembali tersenyum tipis, dia telah hapal tipikal Ayahnya yang suka mengekspresikan kebahagiaan dengan cara yang berbeda. Tidak ada yang perlu dia cemaskan lagi sekarang, jadi saatnya untuk pergi.

"Masih ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Perkataan Garp mampu membuat langkah Dragon yang ingin membuka pintu terhenti, Garp tahu anaknya itu tidak bisa berlama-lama lagi di sini. "Dimana Ibunya?"

Tanpa berbalik, Dragon menundukkan kepala dan memejamkan matanya, lalu menggeleng dengan pelan. Melihat reaksi anaknya itu Garp pun mengerti, dia lalu menatap cucunya sedih setelah membiarkan anaknya pergi meninggalkan rumah kecilnya.

Bahkan kehadiran Luffy pun tidak bisa mengubah Dragon, mungkin hatinya memang sedikit luluh tapi tak dapat menghancurkannya. Karena pada kenyataannya Dragon menitipkan Luffy padanya bukan karena dia benci pada anaknya, malah sebaliknya. Dragon akan selalu berada di posisi bahaya, dan Luffy tidak boleh ada bersamanya karena itu akan membahayakannya.

Dia ingat dulu saat Dragon memutuskan meninggalkan desa untuk mengubah dunia, itu yang dia katakan bahkan sejak kecil. Dragon saat itu tidak terima dengan perbudakan dan pekerja paksa yang terjadi di Tequila Wolf, perdagangan manusia dan juga sikap semena-mena bangsawan dunia yang menganggap diri mereka keturunan pencipta dunia. Dragon yang muak dengan semua itu memutuskan pergi dan mengumpulkan teman-temannya untuk melakukan perubahan pada dunia yang dia anggap menyedihkan ini.

Meskipun Dragon berada di jalan yang berkebalikan dengannya, Garp tetap bangga pada anaknya. Karena hanya Dragon anak satu-satunya yang dia miliki dan sangat dicintainya.

★ • ∞ • ★

Dragon menatap laut yang tidak tenang saat sampai di dermaga, dia lalu menengadahkan kepalanya menatap langit malam yang gelap.

"Teruslah tumbuh, Luffy. Lakukanlah apapun yang ingin kau lakukan, karena tak selamanya apa yang kau lihat merupakan sebuah kebenaran."

Owari • • •

Butuh dukungan dalam bentuk apapun, Sequel-nya menyusul ^_^

My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang