Prolog

159 16 7
                                    

Aku senang ketika melihat dirinya tersenyum bahagia. Bahagia karena ia kini sedang 'jatuh cinta' yang jelas bukan kepadaku, melainkan pada seseorang yang sejak dulu ia sukai.

Sehun, pria itu masih tersenyum kepadaku. Matanya membentuk seperti bulan sabit yang tersenyum, pipinya yang tiba-tiba bersemu merah, sudah dipastikan kini ia sedang benar benar bahagia. Aku membalas senyumnya, menutupi kesedihanku yang sejak tadi sudah ku tutup rapat-rapat.

Justru inilah pemandangan favoritku, melihat ia gembira, tersenyum dengan penuh keceriaan, yah, walaupun kebahagiaan yang ia rasakan bukan karena aku, tapi tak apa, yang terpenting adalah aku selalu bisa di dekatnya, menjadikan diriku sebagai curahan isi hatinya dan menjadikan diriku sebagai sandaran ketika ia sedih.

"Kau bisa datang padaku dan beristirahat. Ketika pagi menyapa kau bisa kembali terbang menuju bulanmu."

Moonlight [Sehun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang