Chapter 3

44 11 2
                                    

"Hyera..." ucapnya sambil menggenggam tanganku, "Maukah kau membantuku untuk menyatakan cinta kepada Eunhee?"

Deg

Aku sudah menduganya dari awal. Aku sangat yakin pasti ini ada kaitannya dengan gadis itu. Ya, Eunhee. Dia adalah gadis yang telah memikat hati Sehun, meski Sehun pernah bilang bahwa Eunhee bukan cinta pertamanya, namun ia berharap kalau Eunhee bisa menjadi cinta terakhirnya. Aku sudah siap dengan semuanya. Hatiku yang kini telah rapuh kupaksakan agar tetap berdiri dengan kokoh. Sakit memang, tapi apa boleh buat? Aku sadar kalau Eunhee itu cantik, pandai, rajin, yeah, intinya ia adalah idaman semua kaum pria. Jadi kurasa Sehun dan Eunhee memang cocok menjadi sepasang kekasih. Aku memang sadar dengan posisiku. Di mata Sehun, aku hanyalah seorang gadis kecil yang sudah bertahun-tahun menjadi teman bermainnya. Ya, aku sadar akan itu semua.

"Ya, Sehun. Aku mau membantumu." jawabku sambil tersenyum miris.

Setelah itu Sehun memelukku dengan erat. Tangisanku sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa sepengetahuan Sehun, aku menangis dalam diam. Butiran bening itu ku biarkan mangalir begitu saja melewati pipiku. Daripada aku menahan tangis yang hanya akan melukai ujung tenggorokanku. Setelah itu dengan terburu-buru aku menghapus airmataku agar Sehun tidak curiga. Sehun melepas pelukannya dan kali ini ia yang menatapku.

"Sungguh, kau memang sahabat terbaikku yang pernah ada." ucapnya sambil tersenyum lebar ke arahku. Akupun membalas senyumnya untuk menutupi kesedihanku.

"Ah, Hyera. Kau pasti belum makan, 'kan? Ayo ikut aku ke kantin, aku traktir deh, bagaimana? Itung-itung balas budi lah haha."

"Haha tidak terimakasih, aku tidak begitu lapar, Hun. Kau pergi sendiri ke kantin tak apa, 'kan?" jawabku dengan penolakkan yang halus.

"Huh? Kau yakin, Ra? Bukannya tadi pagi kau belum sarapan? Ayolah mana mungkin aku membiarkanmu kelaparan." ajak Sehun sambil menarik-narik tanganku.

Aku menggeleng, "Aku membawa bekal, Hun. Nanti akan aku makan kok bekalnya, tidak usah khawatir, hm?" bohongku. Sejujurnya aku tidak membawa bekal dari rumah. Aku hanya mencari alasan yang pas agar aku tidak pergi bersama Sehun. Moodku benar benar kacau, aku juga tidak nafsu makan padahal saat aku dan Minji sedang dihukum, perutku sudah demo minta di isi.

"Oke aku tidak akan memaksa. Benar ya nanti bekalnya dimakan? Awas kalau tidak dimakan." tegasnya.

"Ish iya iya. Sudah pergi sana ke kantin, nanti keburu bel masuk, lho."

"Oke sampe bertemu lagi, Hyera." ia tersenyum sangat lembut dan pergi meninggalkanku di taman. Akhirnya aku sendiri, ini moment yang sangat tepat untukku menyendiri. Tapi aku lebih suka di perpustakaan karena saat jam istirahat begini, mustahil ada murid yang rajin ke perpustakaan. Jadi aku bangun dan berjalan lesu ke perpustakaan.

---

Sesampainya di perpus aku memilih duduk di sudut ruangan karena tempat itu benar benar sepi dan terasa sejuk. Akan tetapi aku mendengar seperti suara buku jatuh dari arah depan. Apa ada murid yang datang kesini? Batinku. Lalu aku berjalan dan menghampiri asal suara tersebut.

Dan benar saja, ada seorang murid yang sedang kerepotan memunguti buku-buku yang berjatuhan di sebelahnya. Kurasa aku mengenalinya. Orang itu menoleh mendapati aku sedang memperhatikannya. Ia pun tersenyum ke arahku.

"Hyera!!"

-to be continue

A/N: Muehehe tbc egen neh. Feelnya ga dapet ya? Maklum penulis amatiran mah begindang :v nanti aku usahain lagi biar feelnya dapet terus sampe mewek mewek/? #plak :v Jan lupa tinggalkan jejak kalian di sini. Thx♥

Moonlight [Sehun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang