Ruang tak bertuan

31 2 0
                                    

Tuan, terimakasih atas apa-apa yang pernah kau rusak .
Maaf, pintu ruangku takan terbuka kembali.
Tempat singgah yang biasa mendekap hangat tubuhmu saat kelelahan kini takan mengijikan mu untuk menetap kembali.

Pemilik ruang yang dulu selalu mendengar keluh kesahmu sudah tak lagi ada. Pemilik ruang yang selalu setia menuang kopi hangat di cangkir mu kini sudah tiada .
Pemilik ruang yang selalu setia menunggu kbar darimu kini telah hilang.

Pemilik ruang yang begitu mencintaimu di setiap hembusan nafasnya kini telah musnah. Musnah bersama kekecewaan yang telah kau buat.Musnah bersama hati yang terlanjur berserakan

Maaf tuan, waktu mu tinggal tak lama seperti apa yang kita sepakati . kau harus cepat angkat kaki .
Biar... biar saja ruanganku akan ku kosongkan untuk beberpa waktu . akan ku tata ulang ruang2 ku yang sempat berdebu. Aku takan membiarkan ruangku usang dan hancur bersama kenangan masalalu .

Sekarang aku takan terburu-buru mencari penghuni baru . butuh waktu yang lama untuk mebenahi apa-apa yang telah berserakan .
Tidakkah kau lihat betapa hancurnya ruangku kini tuan . mengapa ? Mengapa kau buat seberantakan ini.

Bukankah kau lihat kini ruangku gelap ? aku sengaja menutup semua celah pintu di ruangku. Agar tak ada penghuni baru yang masuk dalam dekat waktu . aku tak ingin terburu-buru membukakan pintu untuk para tamu . aku sedang ingin menikmati sendiri di ruangku yang gelap ini . biar . biar saja aku kesepian

Tak apa jika ada yg menganggapku orang yang menyedihkan .
aku memang sedang ingin berdiam . melihat semuanya dari kejauhan.

Dari sini . di balik sudut ruang ku yang sepi Aku masih bisa melihat kupu2 yang bercengkrama dengan pasangannya .

aku msh bisa melihat kumbang2 sedang bermesraan di ujung putik bunga disana.

Aku msh bs merasakan sejuknya embun walau hanya dr balik jendela .

aku msh bisa melihat matahari bintang dan bulan dari atap rumah .

Bahkan tuan, dari sini .
Aku masih bisa melihatmu dengan jelas . melihatmu bermain dengan yang lain.

Betapa aku bahagia tua melihat mu tertawa. Namun harus ku sadari .alasanmu tertawa dan tersenyum bukanlah karenaku lagi .

oh tuan sediri dalam ruang yang sepi itu begitu dingin . terkadang aku masih saja teringat tentang apa saja kenangan yg kita buat .

Jejak mu di ruangku masih terlihat jelas . bagaimana bisa aku melupakannmu dengan cepat . Bahkan aku masih teringat jelas saat terakhir kau berdiri di dpan pintuku untuk sekedar mengucap selamat tinggal .

oh tuan ... doakan aku . semoga aku masih bisa tetap terjaga walau dalam kesendirian.

==========
Bukan sebuah cerita . happy reading

Wns 2,01 2016

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang