Love At Entertainment

623 35 1
                                    

Maaf apabila ada typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.
Cahaya matahari yang begitu terik di siang hari dapat membuat kulit siapa saja bisa terbakar karena panasnya. Hal itu tidak berpengaruh terhadap seorang gadis bersurai coklat bergelombang yang sedang berlari di trotoar demi mengejar keterlambatannya untuk bekerja paruh waktu di sebuah manajemen terkenal di korea yaitu CSC ENTERTAIMENT. Yah, walaupun hanya bekerja sebagai cleaning servis di sana. Tapi bagi dia itu adalah termasuk pekerjaan yang mulia dan dia tidak merasa malu ataupun gengsi terhadap pekerjaan tersebut. Dan di sana dia juga mendapat gaji yang cukup lumayan untuk kebutuhan sehari hari dan biaya kuliahnya.

Jaemi POV
'Sial!!!? Kenapa harus pakai terlambat sih? Kalau tidak ketinggalan bis tadi pasti aku tidak harus jalan kaki sekarang. Lagian Kim ssaem pakai ngadain kuis mendadak lagi,' batinku. Di sepanjang jalan aku tidak henti hentinya mengoceh merutuki kesalahanku sendiri. 20 menit kemudian akhirnya aku sampai di gedung manajemen tersebut. Sesampainya di sana aku langsung berlari menuju pintu belakang manajemen karena ruanganku berada di sana. Saat aku membuka pintu, dengan tidak sengaja aku berpapasan dengan kepala bagian kebersihan di sini yaitu park ajussi.
"Omo!!? A-annyeonghaseyo park ajussi" sapaku. Aku memanggilnya ajussi karena aku sudah menganggap beliau sebagai pamanku sendiri.
"Yak!! Ini sudah lewat hampir satu jam!! Kenapa kau terlambat eoh??!!" tegur park ajussi
"Joesonghamnida ajussi, a-anu....itu...tadi saya terlambat karena di kampus tadi saya mendapat kuis dadakan oleh Kim ssaem dan harus diselesaikan hari ini juga. Jadinya saya terlambat. Sekali lagi saya minta maaf" jawabku sambil membungkukkan badan 90 derajat di hadapannya.
"Baiklah kali ini saya maafkan. Sekarang cepat ganti pakaianmu. Hari ini banyak tempat dan ruangan yang akan kau bersihkan." perintah ajussi
"Ne, kamsahamnida."
Akhirnya aku pun segera bergegas ke ruanganku dan langsung mengganti pakaianku dengan pakaian kerjaku serta memgambil peralatan kebersihan yang akan aku gunakan. Karena banyak tempat dan ruangan yang harus aku bersihkan. Jaemi fighting!!
.
.
.
.
.
'Hhhh...akhirnya selesai juga' batinku. Aku pun duduk sebentar di kursi ruang tunggu sebuah ruangan yang tidak aku ketahui namanya. Yah, walaupun aku sudah lama bekerja di sini tapi aku tidak mengenal seluruh ruangan di gedung ini walaupun hanya sebagian. Setelah beristirahat sejenak, aku pun beranjak dari kursi tersebut dan segera menuju ke ruanganku. Saat perjalanan menuju ke ruanganku, aku melihat seorang karyawan wanita yang sedang kesulitan. Aku pun menghampirinya.
"Ceogiyo....ada yang bisa ku bantu?" tanyaku
"Ah....ne aku perlu bantuanmu." jawab wanita tersebut
"Bisakah kau mengantarkan berkas berkas ini ke ruangan choi sajangnim?" sambungnya
"Ne? Ah...baiklah akan saya antarkan. Tapi, di mana ruangan choi sajangnim?" kataku sambil mengambil berkas berkas yang ada di tangannya
"Oh, ruangannya ada di lantai 9 sebelah kiri"
"Baiklah. Kalau begitu saya akan segera ke sana."
"Terima kasih telah membantuku. Oh ya kalau boleh tau siapa namamu?" tanya wanita itu
"Jaemi. Han Jaemi imnida"
"Ooohhh,,,perkenalkan namaku Lee Hana. Panggil saja aku Hana. Aku bekerja di bagian asuransi di sini. Senang berkenalan denganmu." jawabnya sambil mengulurkan tangannya padaku
"Senang berkenalan denganmu juga" sambungku sambil menerima uluran tangannya
"Oh, kalau begitu aku harus segera mengantarkan berkas ini ke sajangnim. Sampai jumpa"
"Ne, sampai jumpa."
Setelah perkenalan yang cukup panjang, aku pun langsung menuju ke ruangan choi sajangnim. Kalau tidak salah namanya Choi Seungcheol. Ya, Choi Seungcheol.
Choi sajangnim adalah pemilik perusahaan ini. Walaupun usianya terbilang masih sangat muda, tapi dia telah sukses mendirikan perusahaan manajemen ini dengan usahanya sendiri dan ia juga sudah pernah bekerjasama dengan perusahaan terbaik dan ternama di dunia. Menakjubkan. Ia mempunyai wajah yang tampan dan memiliki lesung di kedua pipinya yang menjadi ciri khasnya *(sebenarnya aku belum pernah melihat wajahnya. Aku hanya dengar dengar dari karyawan di sini terutama karyawan wanita. Itupun kalau aku pernah melihat wajahnya hanya sekilas-_-#poorJaemi)*abaikan. Setelah berimajinasi ria, aku pun sampai di ruangan choi sajangnim menggunakan lift agar lebih cepat. Dengan jantung yang dag dig dug cap cip cup plus tangan gemetaran sampai sampai berkas berkas yang ada di tanganku juga gemetaran*alay-_-, aku pun mengetuk pintu ruangan choi sajangnim
Tok.....tok....tok....
.
.
.
.
.
.
Seungcheol POV
Pekerjaanku akhirnya sudah selesai, aku pun mengemasi barang barangku dan ingin bergegas pulang. Saat aku ingin beranjak dari kursiku, aku mendapat telfon dari lee hana. Ia menyuruhku untuk menandatangani beberapa berkas dan dia akan ke ruanganku 10 menit lagi. Dengan berat hati, aku pun terpaksa menunggu lee hana di ruanganku lagi. Akupun duduk manis di kursiku sambil mengetuk ngetuk meja dengan penaku sambil menunggu lee hana yang akan memberikan berkas berkas yang katanya harus aku tandatangani. Sudah hampir setengah jam aku menunggu tapi ia tak kunjung datang. Sampai akhirnya alu mendengar suara ketukan dari balik pintu ruanganku.
"Masuk" kataku. Pintupun terbuka dan masuklah seorang yeoja. Tetapi bukan seorang yeoja yang aku tunggu sedari tadi, melainkan seorang yeoja yang belum pernah aku kenal dan sekarang ia berdiri di depanku sambil memegang beberapa berkas.
"Ceo-ceogiyo....apakah anda choi sajangnim?" tanyanya dengan ragu ragu. Ah, ternyata dia tidak mengenalku sama sekali. Dilihat dari pakaiannya sepertinya dia bekerja sebagai cleaning servis di sini.
"Ne saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" jawabku. Kulihat dia sedang melamun, sepertinya dia sedang menatapku dengan kagum. Ekspresinya sangat imut menurutku. Sebegitu tampankah aku?
"Ehm...ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sekali lagi
"Oh...ne karyawan anda yang bernama lee hana tadi menyuruhku untuk mengantarkan berkas berkas ini kepada anda." jawabnya dengan senyuman sambil memberikan berkas berkas itu padaku. Oh, senyumnya sungguh manis. Ternyata dia mengantar berkas berkas ini dari lee hana. Tapi, kenapa bukan lee hana yang mengantarkan? Kenapa yeoja ini yang mengantar?
"Kamsahamnida. Tapi, ngomong ngomong kenapa kamu yang mengantar berkas ini? Kenapa bukan lee hana?" tanyaku sambil memgambil berkas yang ada di tanganya. Seketika senyumnya luntur membuatku jadi bingung.
"Ngg...i-itu....tadi dia bilang kepada saya bahwa ia ada urusan mendadak, jadi dia menyuruh saya untuk mengantarkan berkas ini kepada anda." jawabnya dengan panjang lebar.
"Oh, baiklah. Terima kasih" jawabku. Kemudian aku menanda tangani berkas berkas yang ada di hadapanku sekarang. Saat aku masih menandatangani berkas, ia masih berdiri di hadapanku. Akupun tetap melanjutkan menandatangani berkas berkas sampai ia angkat bicara, "kalau begitu saya permisi" saat ia sudah sampai di depan pintu, akupun memanggilnya kembali
"Tunggu!" ia pun berhenti di depan pintu dan berbalik ke arahku
"Ne?"
"Ngg...k-kalau boleh tau siapa namamu?" oh sial! Kenapa aku jadi gugup begini? Semoga tidak ketahuan.
"Han Jaemi imnida." jawabnya dengan senyum merekah. Oh tidak! Jangan senyuman itu lagi
"Sepertinya kita seumuran. Oh ya, apakah kau masih ada pekerjaan lagi?" tanyaku. Ia kelihatan sedang berpikir sejenak. Wajahnya sangat lucu ketika berpikir. Aku jadi gemas sendiri dan ingin mencubit pipinya yang agak sedikit chubby itu
"Hmmm...sepertinya tidak ada. Setelah ini saya langsung pulang."
"Maukah kau pulang bersamaku?" astaga! Apa yang barusan kukatakan? Kenapa begitu cepat?
"Ne? Ah....gwaenchana sajangnim saya bisa pulang sendiri naik bis nanti" jawabnya dengan polos. Sepertinya ia tidak curiga kepadaku.
"Aniyo, sebagai rasa terima kasihku, aku akan mengantarmu pulang. Apalagi hari sudah malam. Tidak baik seorang yeoja pulang sendirian. Lagian di sini juga sudah mulai sepi. Para karyawan juga sudah pada pulang kecuali yang lembur."
"Baiklah kalau sajangnim memaksa" jawabnya tanpa pikir panjang
"Panggil saja aku seungcheol. Usiaku baru 23 tahun. Sepertinya kita sebaya."
"Ah,,,ne seungcheol-ssi" katanya dengan wajah di tekuk
"Aaa tidak usah sungkan begitu, dan juga jangan panggil aku dengan embel embel ssi dibelakang namaku, itu terlalu formal."
"Baiklah, se-seungcheol-ah" jawabnya dengan gugup
"Nah,begitu. Hhh...kenapa suasana menjadi canggung begini?" monologku sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal.
"Kalau begitu, saya ke ruangan saya dulu untuk mengambil tas saya"
"Oke, aku tunggu di parkiran ya" kataku, dan dia langsung keluar dari ruanganku menuju ke ruangannya.
'Dia sangat ramah, murah senyum dan juga cantik. Berbeda dengan wanita wanita yang lain. Sepertinya aku mulai menyukaimu' batinku.
.
.
.
.
.
Jaemi POV
Tok...tok...tok...
"Masuk". Ku dengar suara seorang namja dari dalam. Aku pun membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalam. Ku lihat seorang namja yang ku akui tampan tersebut sedang duduk di kursi sambil mengetuk ngetuk meja dengan penanya. Dengan ragu ragu aku berjalan ke mejanya.
"Ceo-ceogiyo...apakah anda choi sajangnim?" tanyaku. Aigoo...kenapa aku jadi gugup begini di depan namja yang ku akui tampan tadi.
"Ne, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" jawabnya dengan senyuman disertai dengan lesung di kedua pipinya. Ternyata ini yang namanya choi seungcheol. Sajangnim termuda dan tertampan di korea selatan. Oh, kenapa aku jadi terpesona nelihat wajahnya yang tampan itu? "Ehm...ada yang bisa saya bantu?" dia pun membuyarkan lamunanku dengan pertanyaannya tadi. 'Kau harus bersikap biasa jaemi. Jangan gugup' batinku.
"Oh...ne karyawan yang bernama Lee Hana tadi menyuruhku untuk mengantarkan berkas berkas ini kepada anda." jawabku dengan senyum semanis mungkin
"Kamsahamnida. Tapi, ngomong ngomong kenapa kamu yang mengantar berkas ini? Kenapa bukan Lee Hana?" tanyanya sambil mengambil berkas berkas yang ada di tanganku. Seketika senyumku luntur. Astaga! Kenapa aku lupa bertanya kepada Hana kenapa ia menyuruhku untuk mengantar berkas berkasnya? Kenapa aku lupa bertanya tentang hal itu? Aishh...Jaemi pabo!? Aku harus mencari alasan. Dengam gugup aku menjawab, "ngg...i-itu...tadi dia bilang kepada saya bahwa ia ada urusan mendadak, jadi dia menyuruh saya untuk mengantarkan berkas ini kepada anda" jawabku panjang lebar dengan satu nafas. Semoga dia percaya dengan kataku.
"Oh, baiklah. Terima kasih". Hufftt...lega. Ternyata dia percaya dengan kata kataku tadi. Diapun langsung membuka berkas tersebut dan menandatangani isi berkas tersebut yang aku sendiri tidak tau apa isinya. Sesekali aku mencuri pandang ke arahnya yang sedang membuka halaman demi halaman dari kertas itu. Wajahnya yang begitu damai, rambutnya yang di sisir ke atas, postur tubuh yang tinggi ditambah dengan setelan jas berwarna coklat menambah kesan gagah pada tubuhnya. Perfect! 'Hei! Apa yang sedang kau lakukam Jaemi? Jika kau ketangkap basah sedang meliriknya diam diam, kau harus menahan malu seumur hidup. Lebih baik aku keluar dari ruangan ini' batinku.
"Kalau begitu saya permisi" ucapku sambil membungkuk di hadapannya dan berlenggang menuju pintu.
"Tunggu!" ia pun memanggilku ketika aku sudah sampai di depan pintu. Apakah ia memanggilku? Atau memanggil orang lain? Tidak. Mana mungkin ia memanggil orang lain. Di ruangan ini hanya ada aku dan dia. Aku pun langsung berbalik menghadapnya
"Ne?"
"Ngg...kalau boleh tau siapa namamu?" tanyanya kepadaku. Kenapa dia bertanya namaku? Untuk apa dia bertanya namaku? Apakah aku harus menjawabnya? Atau aku langsung pulang saja? Ah, tidak. Itu tidak sopan.
"Han Jaemi imnida" jawabku dengan polos dan tanpa ada rasa curiga sedikitpun terhadapnya sambil tersenyum walaupun hanya senyum buat buat
"Sepertinya kita seumuran. Oh ya, apakah kau masih ada pekerjaan lagi"? Aku pun berpikir sejenak.
"Hmm...sepertinya tidak ada. Setelah ini saya lamgsung pulang." perasaanku tibaak tiba mulai gak enak.
"Maukah kau pulang bersamaku?"

[COMPLETED] Love At Entertainment [SEUNGCHEOL ONESHOOT FF] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang