Kutatap wajahnya dari samping
Mendengarkan ia yang sedang mencurahkan isi hatinya
Wajahnya menampamkkan kesedihan
Kata-kata yang terlontar dari mulutnya
Menjelaskan segala kesedihan yang ia pendam selama ini
Aku tak tega melihat wajahnya yang menampilkan kekecewaanMenyimak
Hanya itu yang aku lakukan
Biarkan ia lampiaskan itu semua
Katakan saja,tak perlu kau pendam lagiAku senantiasa mendengarkan ocehanmu
Setelah puas melampiaskan semuanyaIjinkan aku berbicara
Aku juga ingin mencurahkan apa yang kupendamAku ini tak bisa banyak bicara
Kumohon mengertilahMendengar responmu
Tebersit rasa kecewa
Aku membutuhkan lebih dari itu
Engkau orang terdekatku
Telah lama engkau mengenalku
Kurasa engkau cukup mengerti akuTapi kali ini aku harus menelapan pil pahit lagi
Berharap dirimu menjawab Kegundahan hati ini
Tampaknya layar monitor itu lebih menarik daripada eksistensiku disampingmuAku mencoba untuk tidak egois
Aku menyimak keluh kesahmuAda banyak hal yang ingin ku berbagi
DenganmuTetapi apa?
Aku baru berkata sepatah dua kata
Responmu sudah membuatku kecewa
Apalagi yang harus aku bicarakan
Percuma saja
Apa harus kupendam lagi hal ini?
Tapi sampai kapan?Karena apa yang kucurahkan padamu,tak mungkin aku bagi dengan orang lain
Menunggu lagikah kapan tiba waktunya itu...
Something better left unsaid