Pia's POV
Aku memilih beberapa gaun yang bisa aku kenakan dengan rasa bingung yang menghantuiku.. Aku sangat bingung dengan gaun yang seharusnya aku pakai. Setelah sekian lama membongkar, akhirnya aku mendapatkan sebuah dress blazer berwarna maroon yang kurasa pas dan tidak terlalu berlebihan.
Aku memadukannya dengan boots hitamku. Aku tersenyum lebar melihat penampilanku yang sempurna. Aku juga memakai riasan natural, supaya aku tidak terlihat norak. Aku sangat menyukai fashion, karena bagiku fashion dapat meningkatkan kepercayaan diriku. Aku tidak menyukai pertemuan ini, namun aku sangat suka saat aku memilih dan memadukan outfit.
Ketukan pintu membuyarkan senyumanku. Terdengar mom sedang meminta ijin untuk masuk ke dalam kamarku. Aku buru-buru membukakan pintu kamarku dan terlihat mom sangat senang melihatku yang sangat niat untuk berdandan,
"Wah, udah cantik aja anak mom," aku tersenyum mendengarnya,
"Iya dong, siapa dulu mommy nya," kataku yang menambah senyumannya yang manis itu. Aku tidak menduga jika mom memelukku dan aku bisa mendengar suara parau nya.
"Ah.. mommy senang banget kamu terima perjodohan ini,"
Aku tersenyum kecut. Hatiku merasa bersalah jika aku membatalkan perjodohan ini. Aku membalas pelukannya dan menepuk punggungnya dengan pelan. Air mataku mulai mengalir ketika aku sadar, selama ini aku selalu membuat papa dan mom khawatir padaku.
"Iya mom,"
Aku teringat saat mereka memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengan Brian, mantanku yang kala itu menjadi kekasihku. Aku menutup telingaku terhadap perkataan mereka, hingga aku sendiri yang pada akhirnya kena getahnya. Aku kembali mengingat perbuatanku yang mengundang duka yang mendalam bagi mom dan papa saat mereka mendapati keadaanku yang miris saat itu.
Dan karena kebodohanku itulah, mau tidak mau aku harus menerima perjodohan ini.
****
Disinilah aku, berhadapan dengan pria yang nantinya menjadi calon pasanganku. Mom benar, aku akui pria yang kuketahui bernama Riley ini sangat tampan. Tubuhnya cukup atletis dan tinggi, tak hanya itu mata hazel yang arogan itu sangat indah. Awalnya aku mengagumi ketampanannya itu, hanya saja sikapnya yang cuek dan arogan.
Hanya saja aku tidak bisa menahan kegugupanku, bahkan udara disekitarku terasa dingin dan anehnya aku sangat berkeringat. Aku banyak mengedipkan mataku dengan tidak nyaman, karena aku tahu jika pria ini juga terlihat tidak tertarik dengan perjodohan ini. Selain itu, ia juga terlihat enggan untuk menatapku.
Kedua orang tua kami banyak berkata, bahkan mereka banyak bernostalgia di masa sekolah mereka dulu. Aku tidak menyangka jika kedua orang tua kami berteman sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah pertama mereka. Suasana sangat riuh bagi mereka, namun tidak untuk aku dan Riley. Hanya ada rasa canggung dan kaku diantara kami berdua.
Beruntung ada mom yang memegang tanganku dengan lembut sehingga keresahanku sedikit berkurang.
"Ah kalau begitu, Riley bisakah kamu bawa Pia keluar? Yah sekedar perkenalan supaya bisa lebih dekat lagi," pinta om Rico yang merupakan ayah Riley.
Pria itu mengangguk patuh, lalu menghampiri tempat dudukku. Tanpa kusangka, ia mengenggam tanganku dan mengajakku pergi. Aku dapat merasakan hawa bahagia diantara orangtua kami karena tindakan Riley yang tidak biasa ini.
Sebelumnya, aku sempat browsing tentang pria ini. Aku tercengang jika pria ini merupakan satu-satunya pewaris keluarga Astony karena ia adalah satu-satunya anak laki-laki dikeluarganya. Ia punya kakak yang sekarang katanya sudah menjadi dokter kandungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Lipstick
RomanceKisah perjodohan yang terpaksa antara Pia dan Riley. Keduanya sama-sama tidak bisa mengelak pernikahan tersebut karena alasan mereka masing-masing. Hingga pada waktunya, sedikit demi sedikit terbongkar alasan mereka untuk tidak menolak perjodohan i...