N [Sweet Choco]

1.2K 77 6
                                    

Kulangkahkan kakiku menuju ke sebuah lokasi syuting web drama disekitar Seoul. Aku menghampiri seorang namja yang tengah duduk sembari membaca skrip dibawah pohon. Kurasa dia tidak tau aku datang, "Oppa!"

Pria itu menoleh lalu tersenyum. Ia menutup skrip tadi lalu berdiri, "Ternyata kau," bisiknya.

Aku memberikan bingkisan berwarna merah muda padanya, "Apa ini?" tanya Hakyeon, "Bukalah!" sahutku.

Hakyeon membuka bingkisan berisi cokelat buatanku. Ia tersenyum padaku lalu membelai pipiku dengan lembut, "Gomawo."

"Tapi aku tidak bisa memakannya sekarang, aku masih syuting. Aku akan simpan ini," lanjutnya sembari memasukan bingkisan itu kedalan ranselnya.

"Apa kau lapar? Tadi food truck dari Ravi datang, kau mau makan bersamaku?" tanya hakyeon.

Aku membalas dengan anggukan. Hakyeon menggenggam tanganku lalu membawaku ke tempat food truck itu. Hakyeon memberiku segelas kopi dan ttoppoki, "Hyung!"

Hakyeon menoleh ke arah sumber suara. Ravi menghampiri kami yang sedang makan dibawah pohon.

"Ternyata kau disini juga, (y/n)~ah. Apa kau tidak bekerja?" tanya Ravi.

"Hari ini hari sabtu, bukan? Kantorku libur pada hari sabtu dan minggu," jawabku.

"Ah, begitu. Hyung, apa kau suka makanan dariku? Apa kau suka kopinya?" tutur Ravi.

"Kau tau jika aku tidak suka makanan dengan tingkat kepedasan yang tinggi, kenapa kau malah memberiku ttoppoki?" ucap Hakyeon.

"Agar kau lebih semangat syuting, lagipula hari ini cuaca sangat dingin dan kau syuting diluar ruangan terus," balas Ravi.

"Kau seharusnya bersyukur punya dongsaeng sebaik wonsik oppa," sahutku.

"Jadi kau mendukungnya, (y/n)~ah? Kau tidak membela kekasihmu ini?" tanya Hakyeon.

"Kau terlalu kekanak-kanakan, oppa. Aku hanya ingin memuji wonsik oppa," jawabku dengan sedikit terkekeh.

"Sepertinya aku menganggu kalian. Hyung, (y/n) aku akan kembali ke studio. Sampai jumpa!" sapa Ravi.

"Jangan terlalu sibuk, Wonsik~ah. Jangan lupa istirahat dan makan yang banyak," tutur Hakyeon yang dijawab anggukan oleh Ravi.

Seusai makan, Hakyeon mengantarkanku ke halte bus dekat lokasi syutingnya.

"Maafkan aku jika aku hanya memiliki sedikit waktu untuk menemuimu, terimakasih untuk cokelatnya," ucap Hakyeon.

"Aku tau kau sibuk, oppa. Jangan lupa istirahat agar kau tak sakit. Aku pulang dulu," balasku.

***

Sesampainya dirumah, kuletakan tasku diatas meja ruang tamu. Kulangkahkan kakiku menuju ruang makan. "Banana milk?" gumamku saat membuka kulkas yang penuh dengan susu pisang milik Hakyeon. Aku menghembuskan nafas beratku.

"Bagaimana aku menghabiskannya? Hanya Hakyeon oppa yang menyukai banana milk sedangkan aku membencinya," bisikku.

Kurogoh kantong jaketku dan mengambil ponselku. Kubuka chat room Hakyeon.

To: Yeonie Oppa


Oppa, apa kau tidak akan kerumahku?

From: Yeonie Oppa

Kau rindu padaku? Baru saja kita bertemu. Memang ada apa?

To: Yeonie Oppa

Kau masih punya banyak susu pisang dirumahku, aku tidak mau menghabiskannya. Kalau tidak, aku buang saja daripada kadaluarsa dikulkasku

From: Yeonie Oppa

JANGAN!! ㅠ.ㅠ JANGAN SENTUH SUSU PISANGKU

To: Yeonie Oppa

Baiklah, tapi kau harus kemari mengambil susu pisang itu. Sebelum susu itu basi

From: Yeoni Oppa

20 menit lagi aku selesai syuting, jangan kunci aku diluar lagi.

Tak lama, Hakyeon datang dengan kantong belanjaan ditangan kirinya. Ia meletakkan isi kantongnya kedalam kulkas, "Susu vanilla?" gumamku.

"Kau suka susu vanilla kan? Sebagai ganti susu pisangku memenuhi kulkasmu," ucap Hakyeon sembari memasukan beberapa botol susu vanilla.

"Akan kubawa susu pisangku ke dorm, siapa tau mereka juga minum susu pisang ini," jelasnya.

Aku masih menatap Hakyeon yang sibuk menata susu pisang kedalam tas ranselnya.

"Kau sudah memakan cokelat itu?" tanyaku.

Hakyeon tersenyum, "Eoh, cokelat yang enak. Terimakasih, itu membuat mood-ku naik seusai syuting yang panjang."

"Jangan terlalu sibuk, oppa. Istirahat yang banyak dan minum teh merah yang kuberi minggu kemarin. Sampaikan salamku untuk oppadeul," tuturku.

Hakyeon tersenyum lalu berjalan mendekatiku, "Kau juga, jangan sampai kau sakit. Thanks for everything, you're my sweetie girl."

Hakyeon menangkupkan tangannya padaku lalu mengecup bibirku sekilas. Kurasakan pipiku yang mulai memanas dan aku yakin sekarang pipiku seperti kepiting rebus.

"Such a sweet kiss from my sweetie girl," gumamnya.

"And my boyfriend is sweet as chocolate love," pujiku.

"Ya, aku hitam manis seperti cokelat dan aku tau itu," sahutnya.

"Kau terlalu percaya diri, oppa. Jangan terlalu berlebihan," ejekku.

Hakyeon membalas dengan senyuman, "Aku harus pulang, mereka pasti menungguku."

Aku hanya mengangguk lalu melambaikan tanganku. Hakyeon membalas dengan senyuman lalu keluar dari rumahku.

END

Note: HELLO!!!!!! kali ini aku bawa VIXX imagine. Gimana? Jelekkah? Imagine ini bakal kubuat semua member. Kalo kalian merasa 'kurang' aku bakal buat VIXX imagine part 2 atau VIXX imagine tiap member. Jangan lupa vomment 😊 thanks for reading my fan fiction.

[Completed] VIXX imagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang