Ken [Lake]

690 57 12
                                    

Jam terus berdetak. Matahari mulai berada tepat diatas kepala. Kulirik jam tanganku berkali-kali. Sudah satu jam aku menunggu ditaman kota.

"(y/n)~ah!" panggil seseorang.

"Maafkan aku, (y/n)~ah."

"Kau tau aku sudah menunggumu sampai jam ini hampir karatan?" ketusku.

"Aku lupa jika aku memiliki janji denganmu. Maafkan aku, (y/n)~ah." Ia menunjukan aegyo andalannya.

Sial, kenapa dia selalu tau kelemahanku?

"OK, aku memaafkanmu. Lain kali kau tulis di ponsel dan jidatmu itu jika kau punya janji dengan seseorang," cercaku.

"Jika aku menulis dijidat, tidak akan ada seorang Jyani yang setampan boneka Ken."

"Ternyata kau sangat narsis, tuan Lee."

"Tapi kau mencintaiku bukan?" sahutnya yang membuat pipiku memanas.

"Astaga, gadisku ini ternyata sangat polos!" ejeknya.

"Berhenti menggodaku atau kau tidak kuijinkan pergi dengan Jin oppa lagi!" tukasku.

Jaehwan me-pout-kan bibirnya lalu menunjukkan puppy eyes padaku.

"Oppa, kita akan jalan kemana?" tanyaku.

"Bagaimana jika taman bermain?" tawar Jaehwan.

"Aku tidak suka ke taman bermain," desisku.

"Kenapa? Apa kau takut? Hahaha...Kau pasti takut memasuki rumah hantu," ejeknya.

"Aku tidak mau tau, aku tidak suka ke taman bermain."

"Bagaimana jika pergi ke..." lanjutku.

"Ke mall? Tidak, aku tidak mau menunggumu berjam-jam untuk memilih sepatu dan baju," potong Jaehwan.

"Aku punya ide bagus! Ikut aku!" ajak Jaehwan lalu menarik tanganku.

"Mau apa kita disini?" gumamku ketika sampai disebuah danau.

"Kita naik itu?" ucap Jaehwan sembari menunjuk becak air berbentuk angsa dipinggir danau.

"Oh, ayolah. Kita bukan anak kecil lagi, Oppa." Aku mendengus kesal.

"Hei, itu romantis. Kau belum tau suasana ditengah sana," sahutnya lalu menarik tanganku.

Jaehwan menyuruhku duduk dibagian kanan becak air, kemudian ia duduk dibagian kiri. Kami mengayuhnya sekuat tenaga, Jaehwan juga mengendalikan arah gerak becak air yang kami tumpangi dengan menggerakan sebuah pegangan dibagian tengah becak air.

"Kita sudah sampai ditengah, bagaimana?" ucap Jaehwan.

"Benar, ini sangat indah." Aku melihat pemandangan disekelilingku, disebelah kananku terdapat pohon-pohon cemara menjulang tinggi sedangkan sebelah kiriku terdapat taman bunga tulip dengan berbagai warna. Tentu saja didepanku terlihat air kebiruan, aku tak begitu jelas dengan pemandangan yang jauh didepan sana. Jangan lupakan, udara sejuk musim semi yang mendukung suasana disekitar sini.

Aku merasakan sebuah tangan menggenggam lembut tanganku. Kualihkan pandanganku pada Jaehwan yang tengah menatapku dengan senyum manisnya.

"Kau tau? Aku sangat ingin menikmati pemandangan indah ini denganmu, walau sebenarnya dirimu lebih indah daripada mereka." Pipiku memanas seketika, Jaehwan tak pernah seromantis ini padaku sebelumnya.

"Mungkin, baru kali ini aku berbicara seserius ini denganmu. Terimakasih, kau mau menerimaku dengan karakter kekanakan dan suka bercanda. I love you more than I love myself," lanjutnya.

Aku hanya membalas dengan senyuman. Tangannya membelai rambutku lembut lalu mencium dahiku.

END

Note: Ken stand mana suaranya (?) Apa feelnya kurang ngena lagi? I'm sorry if I make a mistake ㅠ.ㅠ is it too short? Kalo iya, aku bakal bikin lebih panjang buat member selanjutnya. Thanks for reading! ❤

[Completed] VIXX imagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang