Chapter 1.

217 10 2
                                    

Oke this is my second work. I hope you gaes love this one. Enjoy it!

**

Gadis berambut blonde itu terus saja berjalan tergesa menyusuri lorong-lorong Hoatman. Wajahnya terlihat begitu lelah, akan tetapi dia harus menemukannya malam ini. Tidak perduli apapun dan bagaimana caranya, dia harus menemukannya.

Dia memasuki lift dan segera menekan nomor lantai yang ditujunya. Dengan kaki yang terus menghentak-hentak membuat semua atmosfer di sekitarnya berubah tegang. Berulang kali gadis blonde itu melihat ke arah Rolexnya dan berulang kali pula dia mendesah lelah. Untungnya dia hanya sendirian didalam lift sehingga itu membuatnya merasa lebih baik karena tidak ada seorangpun yang akan mengganggunya dengan teriakan-teriakan orang yang menggilainya.

DING!

Pintu lift terbuka, bergegas dia keluar dari sana dan kembali berjalan lurus untuk mencari kamar yang akan membawanya menemukan orang yang ia cari. Lantas gadis blonde itu berhenti tepat didepan kamar bernomorkan lima ratus dua belas, dia menggesekkan kartu akses yang sedari tadi dipeganggnya dan kemudian mendorong pintu kamar tersebut kasar.

Kedua iris biru itu terbelalak sempurna saat menyaksikan dua orang yang tengah melakukan aktivitas diatas ranjang tepat dihadapannya. Bahkan mereka tidak menyadari jika ada si gadis blonde disana.

"Fas...terrr babe... Ahh!" Desahan gadis di ranjang mulai memekakan telinga si blonde.

"Sebentar lagi, i will come. Oh!" Suara serak dari pria itu terdengar juga.

Gadis blonde itu mulai kehabisan kesabarannya, sudah sedari tadi dia mencari bajingan itu dan ternyata dia justru sedang bersenang-senang dengan jalang di ranjang Hoatman. Lantas gadis blonde itu berjalan mendekat dan langsung menarik tubuh pria itu kasar.

Iris biru si gadis blonde bertemu dengan iris hazzel milik si pria itu. Dan tiba-tiba..PLAK!

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Bentak pria itu seketika begitu tangan mulus si blonde mendarat kasar tepat di pipinya.

"BODOH LIHATLAH DIRIMU BIEBER! SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA PADAMU SEKARANG INI, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN DENGAN JALANG MURAHAN ITU?!"

Pria itu memungut celanannya yang berserakan di lantai, dengan segera dia memakainya sementara gadis yang baru saja ia puaskan itu menatap kedua kakak beradik itu dengan terkejut.

Benar, si gadis blonde itu adalah Miley Ray Bieber sementara pria bermata hazzel tersebut adalah Justin Drew Bieber. Mereka berdua kakak beradik paling fenomenal di Hollywood. Siapa orang yang tidak mengenal dua sosok penyanyi itu? Semua orang kenal dan menggilai mereka berdua.

"Seperti yang kau lihat aku sedang bersenang-senang dan kau baru saja mengacaukannya!" Jawab Justin sarkastik.

Miley tertawa hambar, dia mengacak rambut blonde pendeknya frustasi. Bahkan Justin sama sekali tidak perduli dengan keadaan dirumah, batinya.

"Bagaimana bisa kau bersenang-senang dengan jalang itu sementara dirumah keadaan semakin memburuk. Seharusnya kau memikirkan hal itu, aku sudah mencarimu sejak dua jam yang lalu dan kau justru berada disini bersama dengannya. DIMANA OTAKMU JUSTIN?"

"Kau membuang-buang waktu jika ingin mengajakku pulang. AKU.TIDAK.AKAN.PULANG!" Justin menekankan kata-kata terakhirnya dengan serius. Wajahnya merah padam menahan emosinya, begitupula dengan Miley. Mereka berdua sama-sama terbakar emosi.

"Aku tidak ingin mengajakmu pulang, aku hanya ingin mengajakmu bertemu dia."

Justin kembali tertawa, kali ini sangat kentara jika dibalik tawa itu terdapat luka dan rasa sakit yang teramat besar. "Dia sudah mati Miles, dia mati dan bajingan itu yang membunuhnya. Aku tidak mau datang ke sana, sama sekali tidak!"

Light Tears.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang