2. My Feeling

35K 1.3K 167
                                    

Hallo!
It's me.
I just wanna say thanks you sooooo much for all good reader. Yang sudah menghargai para author dengan menyempatkan waktu buat tekan vote dan memberikan komentar. Itu sangat berarti buat para author. Bikin para author jadi semangat nulis.

Warning : Fanfic ini full smut. Bener-bener buat reader 19+. For adult. Dan hanya imajinasi author semata. Namun seadainya kaistal beneran sih aku seneng-seneng aja. Heh.

***

"Jungjeon Mama~" seorang yeoja cantik dengan senyum bahagia berlari kecil ke arah Soojung. Soojung balas tersenyum anggun melihatnya.

"Ohh Gongju (sebutan untuk Putri Raja) kau datang." Sambut Soojung senang melihat yeoja yang sudah ia anggap dongsaengnya sendiri kini berdiri di hadapannya.

"Ye Mama~. Aku baru saja berkunjung dari paviliun Omma Mama~ dan melihatmu di sini. Apa yang sedang kau kerjakan Mama~?" Tanya Yeri, tanpa menggunakan bahasa formal. Salah satu hal yang Soojung sukai darinya. Karena Yeri memperlakukannya layaknya seorang teman. Meski begitu Soojung masih saja menjaga jarak dengan adik iparnya tersebut.

Gongju Kim Yeri, satu-satunya saudara kandung Kim Jongin. Soojung sering menghabiskan waktunya dengan Yeri bila ia berkunjung ke istana. Karena Yeri sudah menikah dengan bangsawan Jung Jungkook jadi ia tidak lagi tinggal di istana. Yeri adalah seorang yeoja cantik yang sangat bahagia, senyum sumringah selalu tersungging di wajah cerianya. Ia memiliki kehidupan yang sempurna, suami yang mencintainya dan keluarga yang sangat menyayanginya. Soojung sering kali iri padanya.

"Jungjeon Mama~!!" Seru Yeri yang berhasil menyadarkan Soojung dari lamunan singkatnya.

"Maafkan aku Gongju. Apa tadi yang kau tanyakan ?"

"Bukan sesuatu yang penting." Jawab Yeri. Soojung hanya mengangguk saja atas jawaban Yeri.

"Mama~ kau terlihat tidak bahagia." Celutuk Yeri. Saat mereka mulai berjalan beriringan tanpa tujuan sambil ngobrol bersama para dayang yang membuntuti di belakang mereka.

"Apa maksudmu Gongju?" Soojung menoleh, mengerutkan keningnya untuk menatap yeoja itu. Apa ia terlihat begitu menyedihkan hingga Yeri berkomentar seperti itu.

"Aku tahu kehidupan di istana sangat membosankan. Kau pasti jenuh di sini Jungjeon Mama~." Tebak Yeri. Soojung tersenyum kecut pada adik iparnya yang sangat sering menggunakan hanbok warna pink tersebut. Harusnya ia tahu Yeri tidak akan bisa merasakan penderitaan seperti yang ia rasakan. Yeoja itu terlalu polos dengan kehidupan bahagianya.

"Kau benar Gongju. Dan aku akan menghabiskan sisa hidupku di sini." Setuju Soojung dengan senyum getirnya. Membayangkan kehidupan tidak membahagiakan yang harus ia jalani.

"Jungjeon kau tahu, kehidupan di luar istana sangat menyenangkan. Kau bisa pergi ke pasar membeli barang - barang yang kau inginkan. Melihat pertujukkan Namsadang Nori (pertunjukkan yang menampilkan musik petani yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional, tari topeng, berjalan di atas tali, permainan wayang boneka, dan akrobat-akrobat) yang indah. Makan di tempat pojangmacha (pedagang kaki lima) dan minum soju di sana sampai puas. Kau akan betah berada di laur istana Mama~." Ucap Yeri dengan semangat serta senyum lebar yang sedari tadi tidak lepas dari wajahnya.

"Pasti sangat menyenangkan. Kapan-kapan kau harus mengajakku ke tempat-tempat yang kau sebutkan itu." Kata Soojung yang tertarik oleh cerita- cerita menyenangkan yang Yeri bicarakan.

"Tentu saja Jungjeon Mama~." Jawab Yeri cepat.

"Tapi itu bila Jeonha mengizikan." Lanjut Yeri lemas mengingat oppanya yang overprotective pada istrinya yang sangat cantik itu. Itu akan membuat mereka sulit untuk melakukan perjalanan menyenangkan walau hanya sehari. Yeri tahu bagaimana oppanya itu sangat mencintai kakak iparnya.

FORCEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang