Nindy pov
"Nindy,aku menyukaimu. Bagaimana tanggapanmu?" tanya zidan tiba-tiba,membuatku membelalakkan mata
"Ap.. Apa? Kau bicara apa zidan hahaha" kataku lalu melepaskan tanganku dari tangan zidan karna aku gugup
"Aku serius nindy" ucap zidan menatapku sambil tersenyum
Aku hanya diam berusaha mencerna perkataan zidan
"Bagaimana tanggapanmu?" tanya zidan lagi
"Hmm, hahahaha. Terimah kasih" kataku yang tertunduk malu menyembunyikan pipiku yang blushing
"Hanya itu?" tanya zidan
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Um, apakah kau tidak punya perasaan yang sama terhadapku nindy?" tanya zidan menatapku seolah sangat berharap
"Hahaha,kau ini kerasukan apa sih hah? Tiba-tiba ngomong seperti ini" kataku yang sudah salah tingkah sejak tadi
"Aku tidak kerasukan apa-apa. Aku benar2 menyukaimu"
"Lalu?"tanyaku
"Jadi tanggapanmu apa?"zidan balik bertanya
"Kalau aku juga seperti itu?"tanyaku lagi
"Seperti itu bagaimana?"zidan balik bertanya lagi
"Aku juga menyukaimu"
"Serius?" tanya zidan
"Iya,hehe" kataku malu-malu
"Hum baguslah kalau begitu" ucap zidan sambil tersenyum
"Lalu?" tanyaku
"Hanya itu yang ingin aku bicarakan,terimah kasih yah" ucap zidan sambil tersenyum
Hanya itu? Sial,apakah aku dipermainkan oleh zidan? Kalau iya,aku sangat malu-batinku
"Maksud semua ini apa?" tanyaku dengan nada tinggi karna kesal merasa dipermainkan
"Aku hanya ingin mengetahui kalau kau juga punya perasaan yang sama denganku" kata zidan dengan jujur.
Oh untunglah dia tidak main-main soal perasaannya,aku tadi sangat khawatir. Aku kira dia hanya mempermainkanku,tapi hanya ini? Apa dia tidak berniat menembakku? Dasar aneh.
Menurutku kalo saling suka harusnya dia menembakku,tidak hanya begini.
"Nindy?" ucap zidan pelan
"Hm? Apa?" ucapku berharap dia berkata 'maukah kau menjadi pacarku?'
"Ayo kita pulang,aku rasa pelajaran sudah hampir dimulai" pfft,sial skali lagi dugaanku salah
"Baiklah,ayo" kataku yang langsung berdiri dan berjalan lebih dulu dari zidan
Merasa bodoh? Tentu saja.
Zidan pov
Sabar nindy,aku tau kau tadi berharap aku menembakmu. Aku akan menembakmu namun tidak dengan cara seperti tadi,aku ingin semua orang tau kalo kita akan berpacaran-batinku
"Nindy?" ucapku pelan
"Hm? Apa?" ucapnya yang tampak sangat berharap
Tidak sekarang cantik,tunggu saja kejutanku sebentar "Ayo kita pulang,aku rasa pelajaran sudah hampir dimulai" ucapku mencoba untuk tersenyum semanis mungkin,dia terlihat sangat kesal dan itu sangat lucu hahaha.
"Baiklah,ayo" katanya yang langsung berdiri dan berjalan lebih dulu dariku
Aku membayar minuman yang tadi kami pesan dan langsung mengejar nindy yang telah jauh didepanku.
Nindy berdiri ditrotoar dan menunggu lampu lalu lintas itu berubah menjadi merah,aku mendekatinya mencoba berdiri disampingnya.
Tak lama kemudian lampu lalu lintas itupun berganti menjadi merah,dan nindy segera berjalan ingin menyebrangi jalan.
Huft,ini adalah saat-saat yang mendebarkan
Saat nindy sudah berada di tengah jalan,aku menarik tangannya.
"Hey,tali sepatumu terlepas mari aku ikatkan" kataku yang tanpa menunggu jawabannya aku langsung berlutut dan mencoba mengikat tali sepatunya yang sangat kebetulan sekali sedang terlepas dan ini mejadi penyempurna rencanaku
"Hey,jangan disini bodoh. Ini di lampu merah,kita dilihat oleh banyak orang. Apa kau tidak malu" kata nindy yang mencoba membuatku berdiri
"Biar saja,daripada sebentar kau menginjak tali sepatumu sendiri dan terjatuh didepan semua orang bagaimana? Kau akan lebih malu bodoh. Diam saja,ini hanya sebentar" kataku yang sedang mengikat tali sepatu nindy.
It's time.. Omg,jantungku berdebar sangat kencang semoga semuanya lancar. Doaku
Saat masih berlutut didepan nindy,Aku mengambil bunga mawar segar yang telah aku petik tadi di dekat sekolah yang kuselipkan disaku belakang celanaku.
Aku menyodorkan bunga mawar merah itu kedepan nindy.
Masih berlutut sambil memegang bunga,nindy menatapku tak percaya. Dia sudah sekaget ini padahal aku belum mengatakan apa-apa.
Ntah beberapa pasang mata yang menatap kami heran dan merasa takjub atau ntahlah.
"Nindy, i love you so badly. Whould you be mine?" kataku yang masih berlutut memegang bunga
Aku melihat nindy membekap mulutnya mencoba menahan dirinya untuk tidak berteriak dan menahan tangis bahagianya
"Are u serious?" ucap nindy,mukanya memerah
"Of course" kataku tersenyum manis
"Omg,i don't believe it" kata nindy yang mulai meneteskan air mata
Kakiku sudah keram nindy,cepatlah jawab. Kataku dalam hati
Seolah didengar olehnya ia langsung mengambil bunga mawar digenggamanku dan berkata
"Yes i will" ucap nindy yang membuatku langsung berdiri
Ia langsung melompat kearahku dan memelukku,semua orang disana menatap kami haru
Nindy memelukku sangat kencang,begitupun aku.
Dengan lembut aku membisikkan "thanks honey"
"Btw,bunga itu tadi kusimpan dibokongku"Membuatnya tertawa dan memukul pundakku pelan
"Kau sangat jorok" masih terus memeluknya,tak sadar kalo banyak yang memoto dan memvideo kami
"Sebentar lagi lampu merah itu akan berubah menjadi hijau,apa yg terjadi jika semua mobil melaju?" tanya nindy dengan polosnya,itu sangat lucu
"We die honey" ucapku sambil tersenyum manis lalu merangkul lehernya dan berjalan ke sebrang jalan
"Kau konyol" kata nindy sambil mencubit pelan lenganku
I wanna say to the world; i love my girlfriend:)
YOU ARE READING
Are you mine?
RandomAku mencintaimu, kau juga mencintaiku. Tapi, dia juga mencintaimu. Aku tak tau kau mencintainya juga atau tidak. So, are you mine?