Oposite

1K 50 0
                                    

"Jae-ya, sudah kubilang jangan ikuti aku. Orang-orang memandangkangku aneh pabbo" namja mungil tersebut tampak menggerakan bahu nya tak suka. Matanya berwarna abu - abu sekarang, itu tandanya ia melihat hal yang orang lain tak bisa lihat

"Baekhyun-ah ayolah, sekali ini saja kumohon. Aku ingin ikut denganmu ke sekolah" namja yang di ketahui bernama jae itu merengek seperti anak kecil yang meminta balon pada eommannya.

Baekhyun memutar bola matanya kesal. "Ck, arasseo kau boleh ikut. Tapi ingat, jangan ganggu hakseng di sekolah pabbo binshin" baekhyun menoyor kepala jae yang baru saja ia sebut dengan panggilan binshin yang berartikan hantu itu.

Ah.. aku lupa untuk menjelaskannya. Baiklah akan kujelaskan mengapa jae bisa menjadi roh.

Flashback

"Eomma, kita akan pergi ke jeju besok bukan?" Baekhyun kecil yang berumur 12 tahun itu, bergelayut manja pada pundak eommanya. Persis seperti anak kecil.

Eomma baekhyun mengangkat lengannya, bergerak untuk mengusap surai cokelat lembut milik baekhyun penuh kasih sayang. "Euum.. adeul, mianhae.. kita tidak akan ke jeju, melainkan ke seoul" senyum lebar yang mengembang di wajah baekhyun perlahan menghilang, ia menjauhkan tubuhnya dari tubuh eommanya.

Ia menundukan wajahnya, merasakan kekecewaan terhadap eommanya."geundae wae? Bukankah eomma sudah berjanji akan pindah ke jeju, aku lelah tinggal disini. Banyak sekali binshin yang menggangguku. Di jeju aku bisa menenangkan pikiranku. Eomma, kau tau? Belakangan ini, aku sering di rasuki oleh arwah hakseng yeoja di sekolahku, rasanya seperti aku sudah tidak menapakan kakiku di tanah lagi" baekhyun menatap eommanya penuh harapan, ia berharap eommanya akan mengatakan 'arasseo kau akan pindah ke jeju'.

Dan lagi, lengan eomma baekhyun kembali terangkat, bergerak mengusap surai cokelat lembut milik baekhyun, senyum karismatik terpajang di wajah eommanya menambahkan kesan keibuannya. "Adeul, kau memang harus pindah ke seoul, dan kita berangkat besok" baekhyun bangkit dari kursinya kemudian berjalan cepat memasuki kamarnya. Sebelumnya, ia membanting pintu saat menutupnya.

"Mianhae, kau akan menetap di sana hingga saat yang tepat"

.

5pm KST, Seoul

"Kajja kita ke apartement" appa baekhyun memarkirkan mobilnya tepat di hadapan eomma baekhyun dan baekhyun.

"Eomma, perasaanku tidak enak" baekhyun menyenderkan kepalanya ke jendela yang tepat berada di sebelahnya.

"Itu hanya perasaanmu baek, kau lelah karna perjalanan panjang tadi. Tidurlah" appa baekhyun sesekali menolehkan kepalanya ke belakang untuk menatap adeulnya yang terlihat lelah.

Baekhyun menolehkan kepalanya ke arah luar jendela, tiba tiba saja warna matanya berubah menjadi abu-abu. Dilihatnya sesosok ahjuma yang sangat menyeramkan. Ia secepat mungkin mengalihkan pandangannya ke kakinya, ia takut, sangat takut. Ia menggenggam gelang pemberian saudaranya yang ia jadikan jimat erat-erat. 'Jae, jebal. Aku takut, aku takut. Ani, kau harus berani baek. Jika tidak, kau akan terus menjadi seperti ini' dengan keberanian penuh, baekhyun mengangkat kepalanya menghadap depan. Kedua matanya terbelak, setelah melihat ahjuma itu berdiri tepat di depan mobilnya. Refleks ia berteriak.

"Appa, awasss"

terkejut, appa baekhyun membanting setir ke arah kiri pembatas jalan. Kecelakaan tak bisa terhindar, mobil baekhyun menabrak pembatas jalan cukup kencang. Baekhyun terluka, ia orang pertama yang dikeluarkan dari mobil, sebelum mobil itu terbakar.

OpositeWhere stories live. Discover now