Prolog

917 28 2
                                    

"Tak ku mengerti mengapa begini
Waktu dulu ku tak slalu merindu
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dariku
Pergi tinggalkanku
Mungkin memang ku cinta
Mungkin memang ku sesali
Semua tak hiraukan rasamu
Dulu
Aku memang cintai
Rasa hatiku saja
Tapi mengapa kini
Cinta datang terlambat"

Alunan musik dan lantunan nada dari suara merdunya penyanyi muda Maudy Ayunda yang kini sedang menyelimuti hari-hariku.
Hahaha kalian bisa lihat aku sekarang, rasanya ingin sekali aku terjun dari jurang, melompat indah oh ralat melompat seadanya hingga tubuhku hancur , tidak-tidak itu pasti sakit sekali.

Berharap kenangan indahku hancur lebur tentangmu. Hal mustahil.

10 tahun aku tanpa dirimu dan mencintai kekasihku seorang itu seperti sandiwara. Ya aku memang sangat sayang dengan kekasihku.

Tapi hatiku mencintaimu.

Kakiku tertekuk, tertahan tangan yang memeluk. Terisak tangis di selanya. Dan sepertinya Tuhan paham akan rasaku. Hingga Tuhan mengirimkan seberkas hujan yang melengkapi keindahan resahku.

Hujan... hmmm kata yang sangat sulit untuk aku lupakan. Mungkin lebih tepatnya KENANGAN BERSAMA HUJAN.

Apapun yg berbau dirimu. Aku selalu merenung, memikirkan tegasnya wajahmu, indahnya parasmu, dan lembutnya hatimu.

Aku sadar kini aku tak lagi sendiri, kini aku tak lagi menyandang status single. Sejak kau menjauh salah, sebelum kau menjauh.

Tapi rasanya aku lelah bersandiwara. Sakit rasanya. Muak hidupku. Bila seuntai kata bisa ku ucapkan waktu itu. Mungkin kamu tetap pria yang selalu aku banggakan, aku idamkan, dan aku perjuangkan. Tapi mengapa?

Bibir ini kelu melihatmu. Seakan tak ada cinta di waktu itu. Beda dengan hari ini rasanya aku ingin mengatakan aku mencintaimu, memelukmu. Tapi bukan bibirku lagi yang kelu namun hati kecilku ragu dan menahanku. Ketika kau berada di hadapanku namun tak seperti dulu. Huft...

Bodoh! Itu yang pantas untuku
Munafik! Ya aku akui
Payah! Ya mau gimana lagi?
Pengecut! Aku harus apa!!!!

Lelah rasanya berbicara pada diriku sediri apa lagi bila diriku ini yang selalu bertolak belakang dengan tubuh dan otak. Bodoh!

Frasa demi frasa
Tak bisa lagi aku ungkapkan ketika perjalanan cinta ini dimulai...
Ketika perjuangan ini dimulai...
Ketika tangis sakit mulai menerkam...
Ketika sedih gundah selalu melamar...
Ketika bahagia yang selalu aku tunggu akan tiba di hadapan....

KETIKA CINTA TAK TERBALASKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang