Sayup sayup orang berbicara terdengar hingga ujung telinga, setumpuk kertas menandakan setumpuk masalah terus berdatangan meminta kami untuk menyelasaikannya, jam berdetik terus hingga terasa lebih cepat sekarang ini. Ku tatap layar ponsel karena terdengar sayup sayup suara lelaki yang tak asing lagi di gendang telinga, saraf motoriku segera dengan cepat menjawab panggilan, "Halo 102 102 lokasi 102? " itu Baim alias Ibrahim, partner kerjaku sekaligus sahabat dekatku yang ku kenal sejak kasus korupsi gardu listrik dibuka "102, kantor pusat. Ambil" sebuah pesan kode Ambil yang maknanya berarti aku sudah menerima pesan darinya. Ku baca rentetan huruf yang membentuk kalimat mengisahkan sebuah kejadian besar tak pantas dilakukan oleh sang pemegang amanat rakyat. "Mereka nggak pernah kapok" ucapku geram melihat laporan dari Baim. "Aldi! Ke ruangan Kepala sekarang" ucap Ibu Asmara, seorang sekretaris Kepala Badan Intellegent yang sangat terampil dan cekatan dalam mengatur jadwal Kepala Intellegent yang sangat padat. "Siap" ucapku seraya berdiri mengarahkan diri menuju ruangan besar dengan sepasang pintu kayu, tempat kerja para kepala Intellegent Negara dari dahulu hingga kini."Kasus UH 09 kau ambil alih penuh bersama Baim dan Desi. Kalian sekarang bekerja sebagai tim, Desi yang akan memimpin. Belajarlah darinya" ucap Kepala Intellegent kepadaku, menandakan tanggung jawab baru yang harus ku emban dengan baik di minggu pertama kerjaku.
Matahari yang sejak pagi menemaniku larut dalam pekerjaan kini telah tergelincir meninggalkan seberkas cahaya jingga bersama mega yang berjalan bersama menghiasi angkasa, jaket kulit yang ku kenakan serta kaca mata hitam dilengkapi kamera mikro serta pistol yang terselip di sepatu boot telah membalut tubuhku yang bidang dan berotot. "Hey hey kumpul" panggil mba Desi padaku dan Baim yang sedang sibuk mengecek rekam data tersangka penggelapan dana gardu listrik DK. Kami sekarang berada dalam tim 89 yang sedang ditugaskan mengupas tuntas kasus Gardu Listrik. "Tugas ini bukan main main! Work in team and be Profesional, Ok?" ucap Mba Desi sambil mengucir rambut hitam yang tergerai bebas dan mengencangkan rompi hitam yang dikenakannya. "Lihatlah! Ini adalah jadwal kegiatan DK petang ini yang berhasil diselendupkan oleh Agen 65, pukul 18.30 DK diperkirakan sampai di The Sultan Hotel sekarang kita harus bergegas kesana. Kau Aldi, menyamar menjadi waitress dan ambil gambar lewat kacamatamu. Kau, Baim di bagian receptionist. Aku lagi lagi akan bergaya murahan demi mengelabuhi si hidung belang itu dan memasangkan sound recorder di dasinya. Ah Sial!" ucap Mba Desi nampak kesal dengan pekerjaanya. Dengan tubuh tinggi ramping dan kencang sangat bermanfaat bagi dirinya untuk mengelabuhi sasaran, tak heran mba Desi sering disebut sebagai si intel sexy. "Oke semua siap? Chop chop.." ucapan mba Desi membuat kami langsung berlari menuju mobil Alphard yang sembari tadi sudah menunggu.
Gimana nih dear? kasih komennya yaaaaaa^^ komenmu sangat membantu untuk part 2
KAMU SEDANG MEMBACA
Love's Detectivo
RomanceKarena cintaku tak dapat kusembunyikan, namun kisah cintaku merupakan sebuah kisah yang harus dirahasiakan. Dapatkah kiranya ku jaga hati ini untuk tidak berkembang? Meski tiap kali sosok mu datang dan bersinar dalam hati yang kelam.