Eiko dan aoi menatap fumiko kaget
"Tukaran? Apa maksudmu fumiko-chan?" Kakaknya mulai berucap setelah sempat kaget dengan omongan saudara kembarnya.
Fumiko tak langsung menjawab. Dia menatap kakaknya dengan pandangan memohon. Aoi terdiam melihat reaksi fumiko yang belum pernah di perlihatkannya.
"Kau tahu mungkin saja jika besok kau masuk dengan kaki yang baik-baik saja mungkin si ishikawa orang jenius itu akan mencurigaimu aoi... karena dia tahu kau sedang mengalami kecelakaan." Jelas eiko yang berusaha membuat aoi mengerti perasaan fumiko
Aoi menatap keduanya dengan mode berfikir. Mungkin ini ada benarnya juga pikir aoi
"Aku pikir, ini ada benarnya juga ishikawa-kun mungkin akan mencurigaiku..." ucap aoi lepas dari mode berpikirnya. Fumiko tersenyum dan mengangguk pelan.
Aoi menatap saudara kembarnya itu lalu ikut tersenyum "Baiklah ayo kita tukaran..." putusnya
"Tukaran??? Ide yang bagus"
Semuanya kini menatap chiaki kaget. Dia muncul dari balik pintu tanpa sepengetahuan mereka. Dia lalu duduk diantara mereka bertiga.
"Aku ingin tahu apakah kau bisa menjalani kegiatan fumiko sebagai model ataupun sebaliknya.." kekehnya sambil melihat mereka bertiga. Ketiganya ikut terkekeh.
"Aaah sudah jam begini... aku harus pulang... sampai ketemu besok kalian berdua, dan chiaki-san" pamit eiko setengah menunduk pada chiaki. Chiaki mengangguk pelan dan tersenyum. Aoi dan fumiko juga ikut tersenyum
**** Skiip Time ****
°° Keesokan harinya °°
Fumiko sudah siap menggantikan kakaknya ke sekolah. Dia menatap dirinya di cermin. Dia tersenyum simpul lalu mengambil ikat rambut di meja rias dan mengikat rambutnya ke atas, layak kakaknya aoi...
Aoi membuka pintu kamar fumiko
"Kau sudah siap??"
Fumiko mengangguk. Kini dia sangat mirip dengan kakaknya. Tak ada perbedaan sama sekali. Dia bahkan memakai kontak lens hitam selaras dengan warna mata kakaknya
Tak lama kemudian mereka keluar dari kamar menuju ruang makan. Tiba-tiba langkah aoi terhenti. Dia membalikkan badannya menatap fumiko penuh kekhawatiran. Fumiko menatapnya bingung.
"Aku tahu kau menyukai ishikawa-san... tapi kau tahu mungkin saja dia tak lagi menyukaiku karena pernyataan cintanya aku tolak..."
Fumiko tersenyum. Dia lalu mendekati kakaknya dan menggenggam kedua tangan aoi. Aoi agak kaget
"Kau tenang saja.. aku akan membuat dia kembali jatuh cinta padaku... sebagai dirimu" ucapnya kini dengan senyum lebar. Aoi ikut tersenyum. Nampaknya, dia tak perlu khawatir. Karena dia yakin fumiko akan baik-baik saja..
**** Skiip Time ****
@ seika gakuen || Lapangan basket
"Shun,, tanganmu kenapa??" Tanya Kojiro saat menghampiri sang kapten yang kali ini tak mengenakan kostum basket mereka. Yang lain ikut mendekati kapten mereka
"Kapten tanganmu kenapa???" Tanya aikawa "Iya kapten kau kenapa??" Tanya yang lainnya juga khawatir
Priiiiiiiit!!!!!
"Oi,oi kalian jangan malas-malasan!!! Cepat latihan dan kau shun.........."
"Kyaaaaaaa!!!!!!!!"
Hinako berteriak histeris saat melihat tangan shun yang sekarang sudah terbalut dengan kasa.
"Kenapa dengan tanganmu haaah!!!! Siapa yang melakukan ini padamu!!! Siapa yang memukulmu???!!!!! Katakan padaku,,, katakaaaaaaaaaaaan!!!!" Ucap hinako a.k.a menejer tim basket mereka marah.
"Menejer kau tak perlu seheboh ini... ini hanya terkilir ringan.. nanti akan sembuh beberapa hari lagi" ucap shun dingin. Dia bisa jadi lebih dingin dari itu jika menejernya lebih histeris dari tadi. Dia tak suka orang yang berisik apa lagi sering teriak histeris seperti menejernya.
Dia mengalihkan pandangannya "kalian semua hari ini berlatih tanpa aku... 2 minggu akan ada pertandingan persahabatan seika dan satsuki gakuen ku harap kalian bisa memenangkannya tanpa aku" mereka mengangguk mengerti. Mereka lalu melanjutkan latihannya kembali
"Ne kapten... ku dengar kau di tolak aoi" sang menejer mulai kepo dengan urusan kaptennya. Shun menatap menejernya itu dengan aura membunuh yang kuat.
Hinako mudur beberapa langkah tanpa menatap shun lagi. Sekarang dia tahu kalau shun lagi bad mood dan saat keadaanya seperti itu shun tak bisa di ganggu bahkan di sentuh sama sekali oleh siapapun.
.
.
.
❤ Love Twins ❤
"Aaaaah si shun itu... akukan hanya bercanda,, dia malah sampai menatapku seperti itu saja" hinako melipat kedua tangannya ke belakang kepalanya
bruuk
Tiba-tiba hinako tertabrak dengan seseorang.
"Ah... go..."
Dia terhenti berbicara saat menatap orang yang menabraknya itu adalah Aoi. Dia terpaku beberapa saat.
"Kawaiino..."
Aoi menatapnya datar. "Gomenne..." ucapnya singkat lalu kembali berjalan dengan eiko yang menunggunya
Hinako akhirnya tersadar dari dunianya saat aoi benar-benar menghilang di balik jalan menuju perpustakaan
"Apa itu benar-benar aoi??? Dia makin cantik saja... dia seperti model saja..." ucapnya tidak yakin "Tapi tampilannya sangat berubah....!! Roknya sedikit pendek dari biasanya dan, dan.... dia hari ini sangat dataaaaar...!!!😱" ucapnya panik tingkat dewa
"Aaaahk... benar!!!! Dia juga menindik telinganya... kyaaaa!!!!!! Dia seperti wonder girl saja aaaa" ucapnya setengah gila sambil memeluk dirinya sendiri.
"Aaaah!!! Itu tidak penting, yang penting aku harus memberitahukan ini pada shun.. shun pasti akan terkejut mendengarnya." Ucapnya lalu tertawa misteri
@ rumah aoi
"Apa fumiko tak punya pekerjaan lain??? Tanya aoi pada chiaki setelah selesai memotong mentimun.
Chiaki meneguk minumnya lalu menarik kursi dan duduk di kursi itu.
"Kau tahu dia sekarang sedang libur, fotographernya juga menyarankan dia libur untuk seminggu kedepan" jelas chiaki. Aoi mengangguk pelan
"Aku tak sabar ke tokyo... aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi fumiko" tawanya. Chiaki tersenyum kecil dan mengangguk pelan
.
.
.
@ seika gakuen
Para pemain basket seika masih berlatih melempar bola, ada yang lain juga berlari keliling lapangan.
"Haaaaah capeeeeek!!!!!" Teriak kojiro lelah. Dia langsung merebahkan badannya yang penuh dengan keringat di lantai lapangan basket
Dia ngos-ngosan "Siaal... dimana menejer sialan itu saat kita sedang berlatih????"
Yang lain juga ikut duduk dan ada juga yang guling sama halnya dengan kojiro.
"Oi kojiro apa kapten menyukai seseorang???" Tanyanya, bangun dari tidurnya dan mengambil handuk kecil di atas tasnya dan melap keringat yang bercucuran di seluruh tubuhnya
"Kau tahu.. kita harus mandi..." ucapnya mengalihkan pembicaraan. Aikawa menatapnya sesaat lalu kemudian mengambil tasnya dan berlalu meninggalkan kojiro.
"Oiiiii!!!!!! Tunggu aku!!!" Teriaknya lalu berdiri menyusul aikawa.
**** Skiip Time ****
@ Kelas Aoi
"Ada yang tahu dimana aoi???"
Hinako mengangkat tangannya "Dia ada di perpus buuuu!!!!" Ucapnya lantang. Bu guru mengangguk. Merekapun memulai pelajarannya
Kau harus berterima kasih padaku aoi-chan... karena aku yang membantumu..
@ Atap sekolah
"Kau bolos???" Tanya eiko membuka pintu atap sekolah dan mendapati fumiko duduk sendirian. Fumiko tak menjawab. Dia malah menatap datar pemandangan di depannya. Eiko ikut duduk di samping fumiko
"Hati-hati kalau kau bolos begini bisa-bisa kau akan merusak reputasi kakakmu sebagai murid terbaik di sini...." ucapnya diakhiri tawa ringan
"Aku akan menjaga reputasi kakakku eiko-nee.."
Eiko menepuk pelan kepala fumiko membuat fumiko agak kaget, dan membuat dia teringat kembali saat pertama dia bertemu dengan ishikawa. Dia mengelus puncak kepalanya lalu tersenyum layaknya seorang gadis yang lagi kasmaran. Dia lalu menatap eiko yang kini juga menatapnya dengan ekspresi terkejut.
"Bahkan, aku akan membuat reputasi kakakku di sekolah ini menjadi yang terbaik di sini..." ucapnya lalu tersenyum lebar pada eiko. Eiko masih terkejut, dia tak menyangka aoi bisa tersenyum lebar dan berkata seperti itu,,, seperti bukan aoi saja.
Dia menutup matanya sejenak lalu membukanya kembali dan tersenyum ke arah aoi.
"Uum... aku percaya padamu kohai-ku"Hay semua... ini sudah chapter 3 mohon vote dan kritikannya...
Dan kalau ada yang mau request chapter selanjutnya silahkan saya akan buat sesuai keinginan anda😊
akhir kata,, arigatou 🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Twins : Fumiko love Story
RomanceKarakter Seika Gakuen Fumiko Nakamura Eiko Satsuki Ishikawa Shun Kojiro Hanamura Daichi Kirisaki Ryotaro Kirisaki Eiji Tsugimura Hinako Mayabi Other karakter Yumi Asakura Kazuya Kanagami