© KRISTAO HUNHAN FANFICTION©
Karna keserakahan seseorang, sebuah keluarga hancur. Pembunuhan dan teror yang tak dapat diungkap. Menimbulkan misteri- misteri yang mengejolak hati.
Cast : Kris. Tao. Luhan
Genre: misteri. Angst. Drama. Hurt
Rated : M
©A Story live©
.
.
.
Manor Huang. 1998. 09.11
Suatu malam di kediaman keluarga besar dan ternama di sebuah tempat disudut kota, telah diserang oleh pembunuh yang menewaskan sepasang suami istri.
Berita itu menyebar luas dalam sekejap hingga keseluruh kota dan hampir seluruh negara. Mengapa? Karna sepasang suami istri yang telah di bunuh itu adalah dua orang mata-mata yang berkeja dalam kepolisian. Mereka sangat berpengaruh besar pada negara.
Untung saja kedua putra mereka selamat dari peristiwa itu. Kondisi psikis anak mereka juga tidak terganggu. Mereka sangat bersedih, itu tentu. Tapi senyum diwajah mereka tak pernah luntur. Mereka menghadapi semuanya dengan tegar.
.
10 tahun kemudian
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat pergerakan tangan Luhan berhenti dan mempersilahkan orang tersebut masuk. Luhan melihat temannya yang masuk dengan tumpukan berkas yang hampir menutupi kepalanya.
"Ada apa Minseok?." tanya Luhan yang melihat Minseok kini yang sudah meletakkan berkas yang dipegangnya di atas meja Luhan.
"Ini, tadi Suho yang memberinya padaku, dan menyuruhku memberikannya padamu." Minseok mendengus dan Luhan yang melihatnya sedikit terkekeh karna Minseok yang sangat kesal pada komandan mereka.
"Kenapa kau tak pernah menghormatinya? Padahal dia komandan kita." ucap Luhan yang berdiri sambil membuka dan mengecek satu persatu berkas yang dibukanya, sedangkan Minseok hanya menggedikkan bahunya acuh pertanda bahwa ia tak perduli sama sekali.
Luhan bekerja sebagai anggota kepolisian yang ternama di kotanya. Luhan mengikuti jejak kedua orang tuanya yang telah meninggal. Saat kedua orang tuanya meninggal, Luhan berumur 13 tahun, dan saat itu pula ia bertekad untuk mengikuti jejak orang tuanya.
Bahkan dibalik itu semua, ia juga ingin mengungkap siapa yang telah membunuh kedua orang tuanya.
.
Luhan meneliti setiap berkas yang dibacanya. Berkas sepuluh tahun yang lalu. Ia sangat bersyukur berkat Suho ia mendapatkan semua berkas ini.
Tak terasa jam kini sudah memasuki sore hari. Saatnya Luhan pulang. Matanya menatap Minseok yang ternyata tertidur disudut ruangan.
"Minseokie, aku pulang duluan ya." ucapnya seraya mengguncang tubuh minseok agar ia terbangun.
"A-ah. Iya, aku juga mau pulang. Untung kau membangunkanku." kini minseok telah terbangun dan mengikuti Luhan keluar.
.
.
Luhan memasuki rumahnya, tak ada sambutan dari siapapun. Luhan menyergitkan dahi sesaat, kemudian berjalan sedikit tergesa memasuki ruang tengah.
"Selamat datang, tuan muda." hormat seorang pria baruh baya yang muncul dihadapannya.
"Maafkan saya yang tidak menyambut anda terdahulu tuan muda." masih belum mengangkat kepalanya pria paruh baya itu tetap membungkuk hormat.
Luhan mengangguk dan kemudian menatap sekeliling ruangan dengan cemas.
"Tuan muda Tao sedang berada di taman belakang, tuan muda." seakan tau apa yang Luhan cari pria paruh baya yang sudah berumur itu pun memberi tahu dimana sang adik berada. Luhan langsung saja pergi ke taman belakang dan melihat adiknya sedang duduk diantara bunga-bunga yang ditanam dan dirawat oleh adiknya sendiri.
"Tao." Luhan memanggil sang adik yang kini memandang Luhan dengan mimik muka yang cemberut imut. Bibir yang dimajukan beberapa senti ke depan dan tangan yang berkacak pinggang .
"Gege, lama sekali pulangnya!." ujar Tao yang kesal, sedangkan Luhan hanya terkekeh melihat tingkah Tao.
"Maaf, gege tadi singgah dahulu membeli strawberry cake kesukaanmu." Luhan tersenyum melihat wajah sang adik yang sekarang sudah sumrigah saat mendengar kata-kata Luhan barusan.
"Benarkah ge? Kalau begitu ayo kita masuk. Aku sudah lapar sekali." Luhan mengikuti jejak Tao yang kini sudah berlari didepanya.
.
Markas D'minor
Sreekk
Selembar kertas yang berisikan identitas seseorang dirobek dengan kasar oleh sesosok pria tinggi. Matanya menatap tajam tiga orang pemuda yang menghela napas mereka melihat perlakuan ketua mereka yang sudah mereka prediksikan sebelumnya.
Salah satu pemuda yang bertubuh sedikit pendek melangkah maju mendekati sang ketua.
"Tak bisakah kau tenang sedikit?." ucapnya sembari jari tangannya mengelus pipi sang ketua.
Plakk
Tangan pemuda itu ditepis kasar dan pinggangnya direngkuh mendekat.
"Tenang kau bilang?." ucap sang ketua yang masih belum meredamkan emosinya. Pemuda yang direngkuh itu bukannya takut tetapi malah menatap sang ketua dengan pandangan nakalnya seraya mengecup bibirnya perlahan.
"Tahan emosimu, sayang." pemuda tersebut tersenyum dan memberikam sebuah amplop sedang kepada sang ketua yang menyerngitkan dahinya.
"Kau akan senang membaca isinya." sang ketua tanpa kata menyambar amplop tersebut dan segera membaca isinya. Mata tajamnya berganti dengan mata kepuasan dan senyum liciknya menambahkan kepuasan yang besar.
"Bagaimana,hm?." kini pemuda tadi tersenyum dan masih memandang sang ketua.
"Kerja bagus, sayang." kini sang ketua kembali merapatkan tubuhnya dengan sang pemuda. Menyambar bibirnya dan menyesap bibir bawah sang pemuda, tak mau kalah sang pemuda pun membalas ciuman panas sang ketua dengan baik, bahkan lebih panas.
Dua pemuda yang melihat aksi yang berada dihadapan mereka pun hanya mendengus dan keluar dari ruangan itu secepatnya. Tak ingin melihat adegan yang lebih panas lagi dari ini.
.
.
.
Tbc.Chap 1.
Ada yang tertarik dengan cerita pasaran yang saya buat?kalau ada..
Ripiu pliss
Pesan atau kritik diperlukan..
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
FanfictionLuhan dan sang adik beserta teman-teman mereka yang ingin mengungkapkan dalang kematian kedua orang tua mereka. Mengungkap banyak misteri dan tragedi. ©KrisTao© ©HunHan© Rate . M . BL. Boy x Boy.