Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah. Yah, setidaknya untuk pergi ke luar rumah dan berjalan-jalan. Jalanan di kota Seoul lumayan ramai oleh kendaraan bermotor, dan trotoar juga dipenuhi oleh berbagai pejalan kaki yang sibuk berlalu lalang. Beragam tempat taman bermain juga dipadati oleh pengunjung.
Ah, pantas saja. Ini adalah hari Minggu. Weekend. Waktunya semua orang untuk pergi berlibur. Dan waktu yang cocok untuk bermesaraan dengan kekasih masing-masing.
Seperti sepasang kekasih yang kini sedang duduk di salah satu bangku di taman bermain dengan es krim di masing-masing tangan mereka. Raut wajah senang dan gembira terpatri jelas di wajah keduanya.
"Hunniee... Aku mau es krim lagi. Belikan ya ya ya." Terlihat pemuda manis yang sedang merajuk dan mengeluarkan puppy eyes andalannya kepada kekasihnya.
Pemuda yang satunya memakan es krim terakhirnya dan memandang pemuda disampingnya. Dia tersenyum dan menggeleng. "Tidak boleh."
Pemuda manis itu -sebut saja Luhan- mengerucutkan bibirnya kesal. Lantas, Luhan menarik ujung kemeja yang digunakan Sehun -kekasihnya- dan merajuk lagi. "Ayolah.. Kau tau kan kalau aku sangat menyukai es krim."
Sehun tersenyum manis dan mengecup kening Luhan sekilas. "Kau jangan makan es krim terus sayang, kau kan masih belum makan nasi."
"Tidak mau. Aku hanya ingin es krim."
Sehun beranjak dari tempatnya duduk dan menarik Luhan agar berdiri juga. "Ayo kita pulang."
Dengan nada manjanya, Luhan menarik tangan Sehun dan kembali merajuk, "Aku ingin es krim."
"Aku benar-benar lelah, sayang."
Tanpa banyak bicara lagi, Sehun langsung menarik tangan Luhan dan menyeretnya pergi menuju gerbang taman bermain. Luhan berjalan mengikuti Sehun dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan kesal, tapi ia menurut saja karena kekasihnya itu kelelahan.
Sedikit melirik kekasih mungilnya, Sehun tersenyum manis.
_♥_♥_ Listen To Me, Please _♥_♥_
Hari sudah menjelang siang. Kini, Sehun dan Luhan sudah ada didalam apartement Sehun. Dua kotak Jjajangmyeon —Mie dengan saus kedelai hitam— dan dua gelas air putih di atas meja makan. Sehun duduk manis diatas kursi sambil memperhatikan Luhan yang sibuk mengomel.
"Kau bahkan tak pernah mau mendengar permintaanku." Ujar Luhan mengaduk jjajangmyeonnya dengat sumpit.
"Hei, ini demi kesehatanmu. Kau belum makan apapun sejak pagi, tapi sudah makan es terus. Itu tidak baik."
Luhan hanya diam dan makan makanannya. Dia masih kesal dengan kekasih mudanya yang sok dewasa. Tapi disisi lain, yah Luhan begitu mencintai Sehun.
Sehun tersenyum dan mulai makan dengan perlahan dan pelan. Sehun makan sambil memandangi wajah kekasihnya yang sangat cantik untuk ukuran pria dewasa.
Selesai makan, Luhan langsung berdiri, diikuti oleh Sehun.
"Habiskan makananmu dulu, Hunnie."
Sehun melirik kotak makanannya dan masih tersisa banyak. Bahkan nyaris terlihat seperti tidak disentuh sama sekali. Sehun sudah memakannya, tapi hanya sedikit sekali. Mungkin, hanya 3 suap?
"Aku sudah kenyang, sayang."
"Eh? Ta-tapi kan kau–" belum selesai Luhan melanjutkan ucapannya, Sehun sudah terlebih dahulu mendekat dan merangkul bahu Luhan dan mengecup pipinya sekilas, "Aku sudah kenyang hanya dengan memandangi wajah manismu, sayang."
Blushh..
Pipi Luhan bersemu merah saat mendengar ucapan Sehun. Ah, Luhan benar-benar tidak bisa tahan akan godaan yang Sehun berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To Me, Please! [HUNHAN]
Фанфик[1st LineMyth Challenge] Aku tahu aku salah. Aku selalu mengabaikan ucapanmu yang berisikan nasehat dan saran darimu. Aku tidak pernah mau mendengarkan saranmu yang ku anggap tidak berguna. Bahkan aku juga sering sembunyi-sembunyi minum alkohol, yan...