"Hyung, t-tunggu aku!"
"Selamatkan dirimu sendiri, Jimin!"
"T-tapiㅡ"
"Diam!"
.
Park (Min) Yoongi & Park Jimin
As Shifty & Lifty humanism+ Jeon Jungkook
As Splendid humanism.
.
A remake from dreamyloner's Bad Bromance
with some characters changing.
HEIST
Merampok itu butuh pengorbanan.
Ya, Yoongi tahu benar akan hal itu. Namun hasratnya akan pekerjaan tersebut, entah bagaimana semakin menggebu setiap harinya.
Anggap saja, ia mampu puasa selama seminggu tanpa makan dan minum. Ia mampu tak melakukan hubungan seks selama sebulan. Tetapi untuk merampok? Oh lupakan, ia bahkan tak bisa hidup jika tak merampok selama sehari pun.
Dan hal ini, benar-benar akan menjadi lebih baik jika ia tak harus melakukannya bersama Jimin. Jujur saja, ia bahkan punya sederetan alasan bagus tentang mengapa ia harusnya melakukan pekerjaan ini sendiri.
Pertama, mereka tak bisa berkoordinasi dengan baik.
Ditengah-tengah pelarian mereka selepas melakukan perampokan, pasti selalu ada saja yang membuat mereka berdua terhambat. Dan saat hal itu terjadi, dapat dipastikan bahwa mereka akan mulai saling mencaci pada satu-sama lain.
Teamwork mereka lebih dapat diakui dengan begitu banyaknya jumlah kegagalan daripada keberhasilan.
Kedua, walau penampilan mereka sekilas terlihat sama, namun kepribadian mereka berdua sungguh jauh dari kata serupa.
Disaat sang kakak selalu tahu apa yang benar-benar ia inginkan, sang adik adalah kebalikannya dimana ia hanya akan menjadi seorang pengikut yang baik.
Yoongi sering kali adalah bosnya, otak yang mengatur dan membuat rencana yang ㅡdimata Jiminㅡ terdengar begitu hebat. Dan Jimin, disisi lain hanya akan mengikuti perintahnya dikarenakan serangan rasa gugup yang selalu membuatnya bingung harus berbuat apa.
Entah bagaimana, namun ia sepertinya telah terjebak pada suatu ketergantungan aneh terhadap segala perintah Yoongi yang membuatnya tanpa sadar selalu menurut dan berusaha memenuhi perintah itu dengan sebaik yang ia bisa.
Namun disayangkan, hal-hal yang telah Jimin lakukan itu tak pernah cukup di mata saudaranya.
Hal itu menjelaskan poin ketigaㅡdimana Yoongi selalu harus mengorbankan Jimin.
Dalam hal ini, untuk menghadapi musuh besar mereka, Jeon Jungkook.
Yoongi sangat benci jika ia harus menyelamatkan orang lain saat keadaan mulai memburuk dan membahayakan nyawanya. Dia adalah tipe orang yang lebih perduli pada keselamatan dirinya sendiri dibandingkan dengan keselamatan orang lain.
Dan tak terkecuali untuk Jimin, saudara kembarnya sendiri.
Perduli setan dengan rasa bersalah.
Ya, itulah yang membuatnya selalu mengulang kembali kesalahan yang sama setiap harinya. Disaat keadaan datang pada situasi yang mendesak dan begitu berbahaya hingga ia harus menyelamatkan nyawanya sendiri, maka ia tak akan segan menukarnya dengan nyawa saudaranya.
Ia akan lebih rela dan dengan senang hati menatap kematian Jimin di depan matanya sendiri dibanding ia yang harus mati demi adiknya tersebut, toh mengingat Jimin pun akan dapat kembali hidup dengan utuh lagi di keesokan harinya.
Selama mereka berdua masih terus bersama, kejadian-kejadian semacam ini pun pasti akan terus terulang di keesokan harinya.
Pada akhirnya, kedua orang ini akan saling mengakui bahwa tak seharusnya mereka menjadi partner-in-crime sejak awal.
Sejujurnya, mereka adalah pasangan terburuk. Meskipun begitu, tak dapat dielakkan bahwa mereka berdua pun saling membutuhkan antara satu dengan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Bromance
FanfictionDitembak tepat di kepala membuat Jimin harus kehilangan ingatannya dan Yoongi menjadi sangat frustasi. Ia benci mengatakan hal ini, namun satu-satunya orang yang dapat ia harapkan saat ini hanyalah Jeon Jungkook, sang pahlawan, musuh bebuyutan merek...