Main cast : Jung Yunho
Kim Jaejoong
Other cast : Choi Siwon
Goo Ahra
Park Yoochun
Shim Changmin
Choi Minho
Author : UknowM
Genre : drama, romance, angst, little fantasi, dll
Rate : allHAPPY READING ALL ^^
_ ALL AUTHOR POV_
Entahlah. Perasaan apa yang harus digambarkannya.
Seharusnya dia bahagia karena dia berhasil mendapatkan namja
impiannya, Jung Yunho. Memang tidak disangka, Yunho bisa menjadi namjachingunya. Padahal dia begitu gugup saat menyatakan cintanya. Apalagi sifat Yunho yang begitu cuek dan dingin. Namun dia juga tidak menyangka, Yunho menerimanya walaupun agak ragu juga. Karena dia hanya menjawab dengan singkat, tidak ada tambahan kata-kata. Dia ingat sekali jawaban Yunho untuk menjawab perasaannya. Dia hanya
menjawab, “Iya.” Itu saja. Tidak ada tambahan kata-kata. Sejujurnya dia memang senang mendengar jawabannya yang positif. Setelah itu, Yunho malah pergi menuju ke kelasnya. Tanpa memberi salam atau teguran kepadanya. Paling tidak Yunho berkata, “Aku juga menyukaimu, aku mau jadi kekasihmu.” Tapi sayang,
Yunho tidak mengatakannya. Sesuai dengan sifatnya yang
begitu cuek dan dingin. Tetapi dia menyukainya. Dia yang bernama Kim Jaejoong, siswa kelas dua hanya bisa menunggu di depan kelas tiga, kelas yang ditempati Yunho.
Wajahnya yang tadinya melamun membayang masa-masa dulu kini pun cerah setelah melihat kemunculan Yunho menghampirinya. Jaejoong pun langsung menyodorkan kotak
makanan.
“Sunbae! Ini bekalnya.”seru Jaejoong.
Yunho hanya menerima tanpa menjawabnya. Masih terdiam
seribu bahasa, Yunho berbalik mendekati para sahabatnya yang menunggunya. Sahabatnya yang terdiri tiga lelaki, yaitu Park Yoochun, Shim Changmin , dan Choi Minho. Jaejoong hanya bisa
memandangnya penuh dengan berbagai harapan. Dia ingin sekali disaat jam istirahat, dia bisa makan siang bersama kekasih yang dicintainya, Yunho. Ingin sekali. Tetapi, dia mesti mengubur keinginannya. Karena Yunho lebih senang makan
siang bersama sahabatnya apalagi disaat-saat membahas
tugas-tugas sekolah yang makin menumpuk dan membahas soal-soal untuk menghadapi ujian kelulusan sebagai siswa kelas
tiga. Jaejoong terus tersenyum. Sampai gadis itu datang, gadis
yang bernama Ahra itu langsung bergelayut manja di lengan Yunho. Kelihatannya dia terlambat. Senyuman Jaejoong pun memudar. Dia melihat wajah Yunho yang begitu bahagia bersama para sahabatnya dibandingkan dirinya. Selama 6 bulan ini, Jaejoong tidak pernah sekalipun melihat Yunho tertawa lepas disampingnya. Apalagi Yunho begitu sibuk
dengan urusan sekolahnya sampai tidak ada waktu untuk
kencan dengan Jaejoong. Namun Jaejoong berusaha
menegarkan diri, dia tidak mungkin memaksa Yunho untuk peduli dengannya. Karena dialah yang menembaknya, bukan
Yunho. Yang pentingkan, Yunho telah menjadi kekasih
idamannya. Mungkin suatu saat, Yunho bisa dialihkan
perhatiannya kepada Jaejoong dengan kesadarannya. Jaejoong pun berbalik. Menuju ke taman belakang sekolahnya untuk makan siang. Sendirian. Tanpa ditemani siapa pun. Karena dia memang selalu sendirian.
***
Seperti biasa, Jaejoong memberikan bekal makan siang kepada Yunho. Seperti biasa juga, Yunho pun makan bersama sahabatnya dibandingkan dirinya. Jaejoong pun berjalan lemas
di taman belakang yang penuh dengan pohon sakura. Dia pun
segera duduk digundukan rumput. Dia pun memakan bekal makan siangnya. Sejenak, dia menatap langit dan pohon sakura yang mulai berbunga. Namun saat dia melihat lapangan basket yang tidak jauh darinya. Dia melihat Yunho bermain basket, beradu dengan ketiga sahabatnya. Sungguh keren cara Yunho melempar bola basket dan bola itu masuk ke dalam ranjangnya. Jaejoong pun
langsung bertepuk tangan dan bersorak gembira walaupun
teriakannya tidak akan terdengar sampai ke lapangan itu. Namun Jaejoong kembali terdiam. Dia menyaksikan Yunho diberi botol minuman oleh Ahra. Rasanya sungguh cemburu. Ingin dia
yang memberikannya bukan Ahra. Akan tetapi, perbedaan
status sosial yang membuatnya susah untuk mendekatinya.
Jung Yunho, siswa kelas tiga ini merupakan calon pewaris
tunggal perusahaan Jung. Ahra adalah sahabat Yunho sejak
kecil. Dia juga sekelas dengan Yunho. Berpenampilan menarik dan cantik. Apalagi dia merupakan anak perancangan desainer
terkenal di Korea. Tidak salah, mereka begitu dekat.
Dibandingkan dengan Jaejoong yang sederhana, dia bisa belajar di sekolah elit karena mendapat beasiswa. Apa yang bisa dibanggakannya. Orang tuanya hanyalah pekerja buruh. Mungkin hanya kepandaiannya saja. Jaejoong kembali termenung. Sungguh dia mulai tidak nafsu makan.
***
“Wonnie ah~~! Apa yang harus aku lakukan?” tanya Jaejoong
kepada Choi Siwon , anjing chihuahuanya (ma’af ya nama Choi Siwon buat nama anjing, ini Cuma fiksi oke). Anjing pemberian kakak kelasnya yang meninggal 6 tahun yang lalu. Nama Choi Siwon juga adalah pemberian kakak kelasnya itu. Woon tidak
menjawabnya, dia sibuk meminum susu yang dibuatkan oleh Jaejoong.
“Selama enam bulan ini, hubungan kami tidak ada
perkembangan sedikit pun. Walaupun dia cuek dan begitu
dingin. Paling tidak, dia ada waktu untuk memberi perhatian kepadaku. Malah dia lebih senang bercengkrama dengan
sahabat-sahabatnya termasuk Ahra. Wonnie ah~, Kau tau
tidak? Aku cemburu sekali dengan Ahra sunbae. Walaupun dia itu sahabat kecilnya, tetapi kenapa dia tidak bisa bersikap
begitu terhadapku? Dia kelihatannya begitu senang bersama sahabatnya dibandingkan aku, kekasihnya sendiri. Memang ada
pepatah, Sahabat itu lebih penting dari pada kekasih. Sahabat selalu ada setiap saat. Sedangkan kekasih bisa berpisah kapanpun. Menurutmu, pepatah itu tidak selalu benar kan? Meskipun
kita mementingkan persahabatan, tetapi kita juga harus ada perhatian kepada kekasih. Benarkan pendapatku ini, Wonnie?” curhat Jaejoong kepada Wonnie. Disaat hatinya sedang gelisah, cemburu, dan ada kejadian lainnya. Dia selalu curhat kepada
Wonnie, anjing peliharaannya. Wonnie hanya bisa
menggonggong menjawab Jaejoong. Jaejoong tersenyum, dia senang telah dihibur Wonnie. Jaejoong membelai kepala Wonnie. Lalu dia pun menutup matanya di atas karpet yang sedikit dingin. Dia pun tertidur. Dia begitu lelah dan ngantuk. Tanpa
dia sadari, air matanya menetes dari mata indahnya.
***
“Besok, kau mau kan pergi ke taman bersamaku?”tanya
Jaejoong melalui ponselnya. Jaejoong menelepon Yunho. Lama menunggu jawabannya. Kelihatannya dia sedang mengecek jadwalnya yang begitu padat sebagai calon pewaris perusahaan
ternama di Korea itu.
“Baiklah. Jam berapa?”
“Setelah pulang sekolah, kita ganti baju dulu ya. Nanti aku
akan menunggu didepan halte bis.”
“Baiklah.” ucapnya sambil mengakhiri perbincangan ponsel.
Terlihat hati Jaejoong begitu gembira karena berhasil
mengajak Yunho keluar untuk berkencan dengannya. Padahal sudah beberapa kali dia mengajak Yunho, namun Yunho selalu sulit untuk menerima ajakannya karena kesibukannya walaupun Jaejoong tidak tahu apa yang disibukkannya. Jaejoong hanya bisa memakluminya walaupun kecewa.
“Wonnie ah~! Akhirnya aku bisa berkencan dengannya! Ini
kencan pertamaku. Aku harus menyiapkan pakaianku untuk
besok!!”seru Jaejoong kepada Wonnie.
***
Hari yang ditunggu-tunggunya telah tiba. Jaejoong terus
menarik lengan Yunho menuju ke wahana bermain yang
disediakan di taman itu. Jaejoong terus mengoceh kepada Yunho. Terus mengeluarkan keceriaannya. Walaupun tidak ada
tanggapan dari Yunho. Yunho terus menekuk wajahnya. Entah apa yang dipikirkannya. Jaejoong yang dari tadi menyadarinya terus bertanya-tanya didalam hatinya. Apa Yunho tidak suka dengan permainan yang ada ditaman ini? Ataukah Jaejoong
terlalu cerewet disampingnya. Namun Jaejoong tidak mau
memikirkannya. Yang dia pikirkan adalah membuat kencan pertamanya jadi berkesan buat Jaejoong dan tentunya Yunho. Namun langkah mereka berhenti. Yunho pun mulai tersenyum
senang. Dia pun langsung berlari tanpa mempedulikan Jaejoong yang ada disampingnya. Jaejoong hanya bisa terdiam melihat
Yunho memukul punggung sahabat-sahabatnya yang tanpa sengaja bertemu. Kini dia bisa melihat ekspresi Yunho yang terus tertawa bersama sahabat-sahabatnya tidak terkecuali, Ahra.
***
Jaejoong terus mengaduk minuman jusnya. Suasana begitu berisik disampingnya. Yunho begitu serius mendengar perbincangan sahabat-sahabatnya. Jaejoong ingin ikut berbicara. Namun sepertinya topiknya tidak sesuai dengan keinginan Jaejoong alias tidak nyambung. Jaejoong sadar sepertinya mereka sedang membicarakan tentang strategi ulangan dan lainnya saat perpisahan kelulusan kelak. Jaejoong terus terdiam seribu bahasa. Dia pun menoleh, dia melihat kumpulan anak-anak yang sedang mengerubuti para
badut dari film kartun seperti Micky Mouse, Donald Duck, dan lain-lain. Jaejoong ingin sekali berfoto bersama mereka. Dia pun melirik Yunho yang masih tetap fokus dengan sahabat-sahabatnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Jaejoong pun segera melihat nama pemanggilnya, dari sahabatnya Kim Junsu.
“Yunho, aku terima telepon dulu ya?” bisiknya. Yunho hanya mengangguk. Jaejoong pun segera menjauh dari kafe itu dan mengangkat teleponnya. Setelah lima belas menit berbicara diponsel, Jaejoong memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya sambil berbalik
hendak kembali ke kafe. Namun langkahnya terhenti. Dia tertegun melihat Yunho yang begitu tertawa lepas mendengar candaan sahabat-sahabatnya dan yang membuatnya lebih
terdiam, Yunho sedang mengacak rambut Ahra sambil tertawa.
Jaejoong terus menatap kecewa kepada Yunho. Kapan dia akan mengacak rambut Jaejoong? Secara selama berhubungan dengannya, dia tidak pernah melakukan hal-hal yang romantis
kepada Jaejoong sedikit pun. Padahal Jaejoong adalah
kekasihnya. Jaejoong segera merogohkan tasnya dan
mengambil kamera digital. Dia pun membidik Yunho yang masih tertawa dengan tampannya. Yang terlihat tertawa tanpa beban. Dibandingkan berada disampingnya, Yunho yang terus terdiam bisu dan hanya menjawab singkat setiap ditanya Jaejoong.
KLIK (?) suara kamera digital pun berhasil memotret Yunho
secara close-up. Walaupun hanya satu foto. Dengan perlahan, dia pun berjalan mundur dan membalikkan badannya. Memberi
kesempatan kepada Yunho bergembira bersama para
sahabatnya.
***
Jaejoong asyik duduk dekat kolam air pancuran. Suasana siang masih begitu terik. Akan tetapi tidak menyurutkan semangat Jaejoong untuk menonton sulap yang tidak jauh dari tempatnya.
Beberapa kali dia tersenyum sendirian menyaksikan keahlian sulap itu.
“Maaf. Apakah ini milik anda?”
Jaejoong segera menoleh mendengar seseorang yang berbicara dengannya. Seorang namja yang tampan itu tersenyum kepadanya sambil menyodorkan sebuah gelang yang rupanya terjatuh saat mengeluarkan kamera digital.
“Ah iya! Ini milikku. Gomawo, kau telah mengembalikannya.”ucap Jaejoong berterima kasih. Namja tampan itu hanya tersenyum.
“Kau sendirian disini?” tanyanya.
“Tidak. Aku bersama namjachinguku. Tetapi dia sedang ada keperluan. Jadi aku duduk disini dulu. Untuk melepas lelah.”
jawab Jaejoong dengan dusta. Namja itu tersenyum lagi.
“Oh begitu. Oh iya, siapa namamu?”
“Namaku Kim Jaejoong.”
“Kim Jaejoong. Nama yang bagus.”
“Gomawo.” Jawab Jaejoong sambil tersipu malu.
“Kau?”Tanya Jaejoong.
“Namaku Choi Siwon. Kau bisa memanggilku Siwon hyung”jawabnya. Tiba-tiba Jaejoong tertawa.Siwon pun
bingung.
“Ada apa? Ada yang aneh?” heran Siwon.
“Tidak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya jadi teringat dengan
Wonnie.”ucap Jaejoong berusaha mengendalikan tawanya sambil mengibaskan tangannya.
“Wonnie?”
“Iya. Dia anjing peliharaanku. Dia memiliki nama yang sama
denganmu. Choi Siwon. Tetapi aku memanggilnya Wonnie.”
terang Jaejoong. Tiba-tiba Siwon pun ikut tertawa mendengar penjelasannya.
“Bagaimana kau bisa menamai anjingmu seperti itu?”
“Bukan aku yang memberi namanya. Tetapi kakak kelasku yang sudah meninggal. Dia sering memanggilnya Woon. Tapi kalau aku, Wonnie.”
Dan mereka pun tertawa bersama mendengar perkataannya
masing-masing.
“Oh iya, kau sepertinya anak SMA. Kau sekolah dimana?” tanya Siwon
“Aku sekolah di Dong Bang. Kau?”
“Aku….? Rahasia. Yang pastinya hanya sekolah biasa. Bukan sekolah elit seperti sekolahmu.”
“Tidak apa-apa. Aku mengerti kok.”
“Sepertinya aku ada urusan. Gelangmu sudah aku
kembalikan.”ucap Siwon sambil berdiri.
“Sampai jumpa, Jaejoong.”lanjutnya. Jaejoong mengangguk.
“Gowamo.” Siwon pun berlari meninggalkan Jaejoong.
***
“Kekasihmu lama sekali kembalinya?”celetuk Choi Minho kepada Yunho. Yunho pun melirik arlojinya. Sudah hampir satu jam, Jaejoong belum kembali.
“Yunho, apa benar kau hanya sedang bermain disini bersama dia? Bukan untuk berkencan?”tanya Choi Minho. Yunho mengangguk.
“Dia hanya mengajakku main disini. Tidak ada maksud lain. Lagi pula aku juga sedang bosan dirumah. Jadi tidak ada salahnya kalau aku refreshing disini.”
“Kalau kau memang butuh refreshing. Kenapa kau tidak
menghubungi kami?” timpal Ahra yang duduk disampingnya, tempat awal Jaejoong duduk sebelum Jaejoong keluar dari kafe
untuk menerima panggilan telepon.
“Tadinya aku ingin menelepon kalian. Tetapi Jaejoong sudah
meneleponku duluan. Jadinya aku terima saja ajakan dia.”
“Wah… pasti romantis dong…??” usil Minho. Yunho hanya tersenyum pahit kepadanya.
“Itu Jaejoong!”seru Yunho sambil menunjuk Jaejoong yang sedang berjalan menujunya.
“Maaf, aku lama.”ucap Jaejoong menyesal. Yunho hanya mengangguk. Jaejoong terdiam melihat Ahra duduk
disampingnya. Sadar sang kekasih Yunho telah kembali, Ahra pun berpindah tempat. Jaejoong pun kembali duduk disamping Yunho.
“Jaejoong. Kenapa kau begitu lama kembalinya?”tanya Minho.
Jaejoong melirik Yunho yang tidak memandangnya, sibuk
meminum jusnya. Dia kembali terdiam. Tidak ada pertanyaan
untuk Jaejoong yang begitu lama kembalinya. Justru Minho yang bertanya."Tadi aku sedang menerima telepon. Aku tidak menyangka
ternyata dia meneleponku terlalu lama. Maaf, membuat kalian menunggu.” bohongnya. Minho hanya mengangguk saja. Jaejoong kembali melirik Yunho. Ahra sedang berbincang dengan
Yunho.
“Oh iya, udah sore nih! Kita mesti pulang nih.”celetuk Changmin melihat arlojinya.
“Yunho. Aku naik mobilmu saja ya. Sekalian aku mau
kerumahmu mengambil barang pesanan eommamu.”timpal Ahra.
Jaejoong langsung menatap terkejut. Yunho terlihat bingung. Pasalnya dimobilnya hanya ada 2 jok mobil. Yunho melirik Jaejoong dengan ragu. Jaejoong pun menatap Yunho. Terlihat dia sedang bingung.
“Tidak apa-apa. Tadi aku mau bilang kepadamu kalau aku tidak bisa pulang bersamamu. Karena aku ada urusan.” ucap
Jaejoong berusaha menahan sakit hatinya karena tidak ada
jawaban tegas dari Yunho. Malah dia melihat senyuman Yunho mengembang karena Jaejoong mengijinkannya.
“Baiklah kalau begitu, kita tunggu apa lagi? Kita mesti pulang. Karena aku ada urusan penting.”seru Changmin tidak sabaran.
“Kau tidak ikut kami pergi?”tanya Yunho. Jaejoong
menggeleng.
“Tidak. Aku ada urusan. Kalian pergi duluan saja.”tolak
Jaejoong.
Kelima orang itu pun segera pergi. Setelah mereka benar-benar pergi, Jaejoong pun kembali meminum jusnya sambil termenung.
Entah dia harus menyesal atau tidak karena telah mengijinkan
Yunho pulang bersama Ahra. Entah dia harus cemas atau tidak karena sudah berbohong dengannya kalau dia tidak ada urusan apa-apa. Seharusnya dia ikut pulang bersama Yunho, sang kekasihnya. Kini dia bingung. Dia mesti menangis atau bahagia
untuk kencan pertamanya yang tidak ada kesan itu. Yang
pasti, Jaejoong terus meminum jusnya sampai habis.
***
“Kau tahu, Wonnie? Kencan pertamaku ini gagal. Aku berusaha membuat Yunho senang dengan kencanku bersamanya. Tetapi
yang ada dia malah diam terus. Tidak ada senyuman ceria dan tawanya. Kalaupun dia tersenyum, aku yakin dia hanya memaksakan senyumannya. Wonnie, seharusnya hal-hal
romantis itu mesti dia lakukan kepadaku seperti mengacak
rambut. Bukan kepada Ahra sunbae.”gumam Jaejoong sambil menatap Joonnie yang sibuk makan malam. Wonnie pun menatap majikannya.
Jaejoong menepuk kepala Wonnie dengan lembut. Jaejoong pun kembali berdiri dan meletakkan piring kotornya di tempat cucian
piring. Kemudian dia menuju ke meja dan mengeluarkan kamera digitalnya. Dia terus membandingkan foto dirinya bersama Yunho dengan foto Yunho bersama sahabatnya. Sungguh perbedaan jauh, di foto yang bersama Jaejoong, Yunho sama sekali tidak menunjukkan senyuman tulusnya. Hanya senyuman
dingin. Justru disaat bersama sahabatnya, dia terlihat tertawa lepas. Jaejoong mendekapkan kamera digitalnya dan memandang langit-langit kamarnya. Dia merenung lagi.
***
Hari ini ulang tahun Yunho. Jaejoong begitu antusias membawa kadonya. Pesta ulang tahun Yunho yang diselenggarakan begitu
mewah. Ini pertama kalinya, Jaejoong memasuki gedung mewah itu. Dia bersyukur karena dia telah diundang Yunho. Jaejoong
memasuki ruang pesta. Jaejoong kembali terpesona melihat suasananya. Banyak artis dan pejabat-pejabat yang datang ke pesta kekasihnya. Jaejoong berusaha mencari Yunho ditengah banyaknya orang yang berkumpul. Dia pun menemukan Yunho
yang sedang minum disamping jendela. Jaejoong langsung menghampirinya.
“Yunho sunbae”panggilnya sambil tersenyum.
Yunho menoleh. Yunho pun tersenyum dengan kehadiran
Jaejoong. Jaejoong langsung mendekatinya.
“Selamat ulang tahun, sunbae.” ucapnya sambil menyerahkan kado berwarna biru, warna kesukaan Yunho. Yunho pun menerimanya. Jaejoong langsung mencium pipi Yunho. Yunho
terlihat kaget dengan aksi Jaejoong.
“Kenapa kau mencium pipiku?”tanyanya heran. Jaejoong mengernyitkan keningnya.
“Memangnya tidak boleh? Aku kan kekasihmu.”jawabnya. Yunho terdiam. Terlihat dia begitu tidak menyukai dengan tindakan Jaejoong tadi. Jaejoong yang membaca ekspresinya hanya
menunduk.
“Maafkan aku.”kata Jaejoong merasa bersalah.
“Tidak apa-apa. Aku hanya tidak suka kau melakukannya
didepan umum.”ujar Yunho yang memang tersinggung dengan sikap Jaejoong tadi.
“Hei! Rupanya kau ada disini.”seru Yoochun sambil menepuk bahu Yunho. Yunho pun kembali tersenyum melihat kehadiran
sahabat tercintanya.
“Iya, tadi kami mencarimu. Kenapa kau mengundang orang begitu banyak?”timpal Changmin.
“Bukan aku yang mengundangnya. Tetapi eommaku yang
mengaturnya.”jelas Yunho.
“Ya sudahlah. Yunho, selamat ulang tahun.”ucap Ahra sambil
mencium pipi Yunho dan menyerahkan kado darinya. Yunho pun menerimanya dengan senang.
“Terima kasih.”balasnya. Jaejoong memperhatikan ekspresi Yunho yang begitu berbeda. Dicium olehnya terlihat tidak
disukai, tetapi oleh Ahra malah biasa saja. Bahkan tidak ada rasa tersinggungnya
“Oh, rupanya Jaejoong datang juga ya?”celetuk Yoochun.
Jaejoong pun mengangguk dan tersenyum. Jaejoong melirik
Yunho. Yunho menatapnya sambil tersenyum. Sungguh sakit rasanya melihat senyuman Yunho disamping sahabatnya, bukan
disampingnya.
“Aku mau ambil minuman dulu ya.”ucap Jaejoong sambil pergi menuju ke tempat meja yang disediakan minuman.
***
Acara tiup lilin pun telah dimulai. Yunho meniup lilin diiringi tepuk tangan meriah dari para tamu undangannya. Yunho memotong kue yang begitu besar. Lalu dia meletakkan potongan
kue di piring kecil. Kemudian dia memotong kue pertamanya dan
diberikannya kepada eomma tercintanya. Lalu kepada
Kakeknya. Jaejoong terus tersenyum menunggu gilirannya yang akan diberi potongan kue dari Yunho setelah keluarganya.
Setelah keluarganya, Yunho memanggil para sahabatnya.
Yoochun, Changmin, Minho, dan Ahra segera menaiki panggung.
Mereka pun diberi potongan kue secara bergiliran. Yunho
memberi potongan kue terakhirnya kepada Ahra.
“Terima kasih kepada kalian semua yang sudah membantu saya akhir-akhir ini. Aku tidak akan jadi seperti ini tanpa bantuan keluargaku dan sahabat-sahabatku ini. Terima kasih.”ucap
Yunho. Keluarga dan sahabatnya pun merasa terharu dengan perkataan Yunho. Senyuman Jaejoong pun memudar. Dia tidak dipanggil Yunho
untuk memberi potongan kuenya. Jaejoong merasa dirinya yang sebagai kekasihnya tidak ada gunanya bagi Yunho. Bahkan
Yunho tidak memperkenalkannya sebagai kekasihnya. Jaejoong
menunduk. Dia pun memilih berbalik. Keluar dari pestanya.
***
Disaat sedang asyik memakan kue. Tiba-tiba pelayannya datang dan memberi sebuah kertas kepada Yunho.
“Maaf, Tuan muda. Ini ada pesan untuk Anda.”
“Dari siapa?”
“Saya tidak tahu. Saya hanya disuruh untuk memberikan surat ini kepada Anda.”
“Baiklah. Silahkan kau lanjutkan tugasmu.”
Pelayan itu pun menuruti perintah Yunho. Yunho pun membuka
surat itu.
’To: Yunho Sunbae.
Maaf, Sunbae. Kalau aku menulis surat ini. Aku hanya ingin memberitahu kepada Sunbae kalau aku pulang duluan karena waktu sudah malam. Baru-baru ini, Ibu pemilik apartemen
memberi waktu batasan pada malam hari. Jadi aku harus segera pulang. Maaf aku tidak bisa berbicara kepada Sunbae, karena aku tidak mau mengganggu kesenangan Sunbae. Semoga pestanya berlanjut meriah ya.
Oh iya,. Selamat Ulang Tahun dan Aku selalu menyayangi
Sunbae.
From: Kim Jaejoong.’
Yunho menutup kembali surat itu dan dimasukkan kedalam
sakunya.
“Dari siapa?” tanya Ahra penasaran.
“Dari Jaejoong.”
“Kenapa dia?” tanya Changmin.
“Dia pulang duluan karena dia tidak boleh pulang terlalu malam. Ibu pemilik apartemennya memberi batasan waktu malam
hari.”jelasnya. Para sahabatnya hanya mengangguk mengerti.
Yunho kembali meminum jusnya. Sesaat dia mengernyitkan keningnya, merasa seperti ada yang terlupakan
***
Jaejoong memandang langit malam yang dipenuhi bintang yang berkerlap-kerlip. Dia berada di ayunan tempat taman kota. Untunglah dia membawa pakaian mantel dan dia pun mengganti
pakaiannya dengan pakaian hangatnya agar tidak merasa
dingin dicuaca yang begitu dingin di malam hari. Dia mendengar music dari I-Phone kado dari sahabatnya sambil menutup matanya. Menghayati isi lirik lagu-lagu yang didengarnya. Dia
belum pulang ke apartemennya. Walaupun hari sudah terlalu malam. Dia sudah membohongi Yunho dengan alasan pembatasan
waktu. Padahal tidak. Dia hanya tidak mau mengganggu
kesenangan Yunho. Padahal dia ingin menghabiskan waktunya bersama Yunho di hari ulang tahun Yunho.
“Kelihatannya kau begitu menghayati mendengar lagunya.”
Jaejoong langsung membuka matanya setelah mendengar
seseorang bicara dengannya. Dia pun menoleh dan sedikit
terkejut melihatnya yang tiba-tiba ada disampingnya.
“Siwon hyung”
Siwon hanya tersenyum dipanggilnya.
“Kenapa kau sendirian disini? Dimana kekasihmu?”tanya Siwon.
Jaejoong pun melepaskan earphone dari telinganya.
“Dia sedang sibuk merayakan pesta di rumahnya.”jawab
Jaejoong.
“Pesta? Pesta apa?”
“Pesta ulang tahunnya.”
“Lalu kenapa kau masih ada disini? Memangnya pestanya sudah selesai?”
Jaejoong menggeleng, ”Belum. Hanya saja, aku tidak mau
mengganggu kesenangannya.” kata Jaejoong tanpa sadar telah curhat kepada Siwon yang sedang asyik mendorong ayunannya.
“Kenapa? Bukankah seharusnya dia bersenang-senang bersamamu? Kenapa kau bisa berpikir begitu?” heran Siwon.
Jaejoong tertawa.
“Kau belum tahu bagaimana sifat kekasihku ini. Dia begitu unik. Tetapi aku menyukainya.”
“Benarkah?”
Jaejoong mengangguk. Tidak lama, mereka pun tertawa dan
terus berbicara dengan berbagai topik.
TBCNext?
Vote n komen ^^
Jangan lupa follow ya ^^