prologue

1.6K 80 11
                                    

Ceklek..

Setelah mendengar suara itu, Tzuyu langsung membuka ikatan di tangannya yang sama sekali tidak terikat dengan kencang, lalu melepas tape yang ada di mulutnya.

Dan, ya. Dia berhasil dalam operasi pertama melarikan diri.

Dengan cepat, Tzuyu langsung membuka pintu--yang sepertinya adalah pintu gudang--dan segera keluar dari ruangan itu.

Tzuyu berlari mengitari rumah tempat Ia diculik. Entah mengapa, setiap pintu terlihat sama. Dan rumah ini seperti labirin.

"Ah, bodo amat! Gue masuk sembarangan aja! Paling juga nggak semuanya dipake, kan?" Tzuyu mendecak sebal, lalu ia segera memasuki sebuah ruangan.

Terlihat seorang pemida yang sedang bergaya di depan cermin. Namun Tzuyu tidak peduli, yang ia pedulikan hanyalah misinya. Kabur.

Tak lama terdengar bunyi pintu yang dibuka. Jantung Tzuyu berdetak cepat, takut jika ia ketahuan.

"Mingyu, makan," kata orang yang barusan masuk. Suaranya familiar dengan orang yang menculik Tzuyu.

"Baik, Ayah," jawabnya, yang Tzuyu yakin namanya adalah Mingyu.

Wait, berarti gue masuk kamar anaknya Si Penculik? Kabur lagi dong gue?

Tak berpikir panjang lagi, Tzuyu segera membuka pintu dan melang--

"Lo siapa?" Cegah orang itu dingin. Dengan takut, Tzuyu menarik tangan orang itu memasuki ruangan tadi, lalu mengunci pintunya.

"Plis, jangan tangkap gue. Plis," Tzuyu memejamkan matanya. Berharap bahwa ia lolos.

"Jadi lo yang diculik sama bokap gue?" Orang itu terkekeh. Namun sedetik kemudian mengganti ekspresinya menjadi dingin lagi.

"Chou Tzuyu, murid pindahan China ke SOPA," Tzuyu membuka matanya, menatap orang yang berada didepannya dengan tatapan bingung.

"Kok lo bisa tau?" Tanya Tzuyu, tidak mengerti dengan situasi yang dialaminya sekarang.

"Satu kelas," jawabnya singkat. "Kim Mingyu, anak kepala sekolah," Mingyu memperkenalkan dirinya dingin.

Tzuyu mengedipkan matanya beberapa kali.

"Kim Mingyu, anak kepala sekolah,"

"Mingyu,"

"Anak kepala sekolah,"

"Anak kepala sekolah,"

"Diculik sama bokap gue,"

"Hah?!" Teriak Tzuyu, namun tidak terlalu keras berkat tangan Mingyu yang mendekap mulut Tzuyu. Lalu Mingyu melepaskannya lagi.

"Bentar deh, bokap lo itu kepala sekolah SOPA, trus kok nyulik gue?" Tanya Tzuyu. Puzzling.

"Kerjaan sampingan. Jual tubuh orang," Otomatis, Tzuyu menganga.

"Anjir, untung gue melari--" Tzuyu melirik Mingyu. "Plis, jangan tangkap gue. Gue gamau badan gue dijual. Gue masih mau nikmatin masa muda gue yang indah," Terlalu dramatis. Fix.

Mingyu terkekeh. Astaga, senyumnya membuat Tzuyu ikut tersenyum. "Ada syaratnya," kata Mingyu.

"Apa?" Tanya Tzuyu.

"Jadi babu gue," Tzuyu mengaga. Kaget. Bukan kaget biasa, dia SANGAT kaget. Babu? Oh tidak

"Hah? Babu? Gue nggak salah denger, kan?"

"Jadi. Babu. Gue," tegas Mingyu. "Kalo lo pengen selamat sih," lalu ia menghempaskan tubuhnya di ranjang.

- - - -

Eottokhae? Tiba tiba muncul ide kayak gini wkwk >< dont forget to give this story a vote and comment paipai

Majikan dan Babu [Tzuyu×Mingyu fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang